Part 15

🍂🍂🍂🍂🍂🍂

( Mungkin, novel Aa dan BuCiL akan 2x lebih panjang per partnya dari novel yang biasanya. Tapi, teteh mohon untuk seksama saat membaca, artinya pelan-pelan ya dan mohon komen sesuai isi bab, jangan minta Update novel yang lain ya )

* Happy Reading *

Shena yang di janjikan oleh Fajar akan datang dan mengajaknya pergi tentu sangat di tunggu, bahkan Shena berkali-kali mngecek teras atau sekedar menoleh kearah pintu utama berharap orang yang sedang di nantinya cepat kembali.

"Enin, ini siapa?" tanya Shena saat tak sengaja berhenti di depan rak kaca besar, kaca bawahnya yang bolong tentu menjadi pusat perhatian.

"Itu Abang, Aa dan Lintang," jawab Enin sambil tersenyum kecil, ia rindu dengan Si kembar kecil yang membuat warna dalam hidupnya.

"Aa? Aa Fajar maksud Enin?"

"Iya, Aa itu punya kembaran. Mereka bertiga dan Aa anak kedua, yang sulung Abang Angkasa, lalu Aa Fajar dan yang bungsu itu Lintang," jelas Enin, tangannya membuka pintu rak lalu ia raih Figura tersebut untuk di dekap, rasanya ia sedang memeluk Si kembar sekarang.

"Namanya bagus ya, Angkasa, Fajar dan Lintang," ujar Shena yang terkekeh kecil.

( Oh jelas, itu kan hasil semedi di ketek Tutut Markentuut. Belum aja dia tahu nama yang lain!)

"Iya, mereka kembar identik sejak bayi, jadi saat bertemu dengan ketiganya kamu harus hati-hati jangan sampai terkecoh ya, kecuali kamu sudah sangat dekat dengan Fajar, barulah bisa membedakan dengan kakak dan adiknya."

Rasa penasaran terus terselip di hati Shena hingga ia terus melontarkan banyak pertanyaan tentang Fajar, hitung-hitung untuk membuang rasa bosannya karna lama menunggu karna hari terus beranjak sore. Dari semua jawaban Enin tentu seolah membuat wanita itu merasa sedang bernostalgia, ia ceritakan semua yang hampir masih di ingatnya itu. Segala pertengkaran, perdebatan hingga ke kompakan yang terjadi di rumah ini yang semua di lakukan oleh Si kembar anak Buaya betina dan Kadal Jantan.

"Tapi Aa yang paling dekat dengan Abah?" tanya Shena lagi.

"Iya, mungkin karna mereka punya karakter yang hampir sama. Jika Aa pusing di rumah utama, ia akan disini," sahut Enin, kepergian Fajar satu minggu lalu membuat luka sendiri di hati wanita baya itu, belum juga tuntas rindunya ternyata Sang cucu sudah pergi lagi dan belum kembali hingga kini.

"Tapi--, kok Aa belum pulang kemari lagi ya? padahal dia janji untuk--," ucap Shena yang tak berani meneruskannya, padahal ia sedang sangat ingin berkeluh kesah.

Tapi, saat melihat Enin langsung redup senyumnya, Shena jadi takut. Ia masih tahu diri posisinya dirumah ini sebagai tamu. Jika ia di usir karna salah bicara, lalu bagaimana nanti nasibnya?

.

.

.

Rumah sakit

Keadaan Pak Gunawan yang Drop mendadak tentu membuat siapapun yang mendampingi sangat ketakutan, bukan lagi khawatir tapi justru cemas luar biasa.

"A' gimana ini?" tanya Alina di sela isak tangisnya, Bubun dan Ayah yang sudah pulang lebih dulu tentu hanya Fajar saja tempat Alina bersandar.

"Kamu yang tenang, semua akan baik baik saja."

Meski Dokter bukan Tuhan dan bisa memberi jaminan untuk bisa bertahan hidup tapi setidaknya Fajar yakin dengan kinerja team medis di rumah sakit keluarganya tersebut. Semua yang terbaik dan yang bisa di usahakan secara maksimal sedang di lakukan pada mantan calon mertuanya, sebab Fajar hanya menganggukkan kepala saat menjawab keinginan pria yang sedang melawan rasa sakit itu. Tak ada janji yang di lontarkan Fajar tentang sikap yang akan diambilnya nanti pada Alina dengan atau tanpa papanya.

"Bagaimana aku bisa tenang jika Papa meminta itu padamu, bukankah kita sepakat untuk jujur pada Papa saat ia sehat nanti, jika kondisinya seperti ini aku tak yakin, aku justru takut Papa akan meminta kita untuk menikah cepat," ujat Alina dengan nada bicara yang bergetar.

Mendengar hal tersebut, Fajar hanya bisa menyunggingkan sedikit senyumnya. Setidak mau itu Alina di nikahi olehnya sampai rasa takut itu jelas sangat terasa.

Padahal, kadang cinta bisa kalah dengan yang selalu ada, terbukti Fajar tak pernah meninggalkan Alina sedikitpun padahal ia lebih dulu berjanji pada Shena.

Deg.

Nama Senandung terlintas di pikiran Fajar, entah kenapa ia yakin jika janda berstatus gadis itu kini sedang menunggunya di rumah Abah dan Enin.

"Lin, aku ke toilet sebentar ya," izin Fajar.

Alina yang menjatuhkan kepalanya di dada Fajar pun mendongak hingga pandangan mereka kini bertemu.

"Jangan lama-lama ya, aku takut," mohon Alina.

Fajar pun hanya mengangguk, ia pergi ke toilet setelah Alina menggeser duduknya. Karna ponsel adalah salah satu barang yang penting, tentu Fajar langsung membelinya lagi untuk banyak keperntingan termasuk pekerjaannya juga.

Di dalam toilet, Fajar merogoh benda pipih itu, ia cari nomer Enin demi tahu keadaan Shena saat ini.

Tuuut.. tuuut.. tuuut...

Nada tunggu yang di dengar Fajar tentu sedikit membuat ia kesal, ia yang tiba tiba jadi tak sabaran ingin rasanya membanting ponsel yang kini masih menempel di telinga kanannya.

"Halo, Enin, Assalamu'alaikum," sapa Fajar yang akhirnya bisa bernapas lega.

"Waalaikum salam, A'," sahut Enin, ia tersenyum karna bisa mendengar cucu yang sedang ia rindukan.

"Enin sedang apa?Apa Aa ganggu?" tanya Fajar yang sebenarnya ragu, karna takut salah satu wanita kesayangannya itu sedang istirahat.

"Tidak, Nak. Enin lagi sama Abahmu di teras, kenapa?" tanya balik Enin.

"Maaf, Enin, bisa Aa bicara dengan Shena?"

Enin yang awalnya mengernyitkan dahi langsung mengangguk seolah Sang cucu ada didepannya saat ini.

"Tunggu ya, Enin akan berikan ponselnya pada Shena."

Wanita baya itu pun langsung bangun dari duduk, ia bergegas menuju kamar tamu yang kini sedang di tempati oleh Shena.

Tok.. tok... tok..

"Shena, kamu sudah tidur, Nak?" panggil Enin sambil mengetuk pintu yang tertutup rapat tersebut.

Ceklek.

"Iya, Enin, ada apa?" tanya Shena saat benda itu sudah terbuka.

"Aa telepon, ia ingin bicara denganmu." Enin langsung memberikan ponselnya itu pada Shena yang berdiri di ambang pintu.

"Aa Fajar ingin bicara denganku?" Shena yang sepertinya senang sampai seantusias itu saat memastikan.

Enin hanya mengangguk, ia menyerahkan ponselnya itu pada Shena lalu pamit untuk ke teras lagi tempat dimana Sang suami berada.

"Hallo, Aa--," panggil Shena yang mulai ikut seperti saat Enin bercerita padanya siang tadi.

"Hallo, Shena, Assalamu'alaikum," sapa Fajar.

"Waalaikum salam, maaf," sahutnya lagi sembari menggigit bibir bawahnya sendiri.

"Aku yang harusnya minta maaf, aku tak sempat pulang ke rumah Enin karna sekarang aku di rumah sakit," jelas Fajar. Percaya atau tidak, ia lebih dulu memberitahukan posisinya saat ini sebelum gadis itu bertanya padanya.

"Siapa yang sakit? aku kira Aa di rumah utama."

"Tidak, aku ada urusan sedikit. Aku benar-benar minta maaf dan aku harap harap kamu sedang tak menungguku," ucap lirih Fajar yang merasa tak enak hati dan bersalah.

"Hari ini aku sibuk, banyak yang ku lakukan bersama Enin." Shena terpaksa mengatakan itu agar tak ketahuan jika harinya habis untuk menugggu Fajar yang tak kunjung datang.

"Syukur lah, aku senang mendengarnya," sahut Fajar yang merasa lega, setidaknya rasa bersalah itu sedikit terkikis.

Shena hanya tersenyum kecil, lain hal dengan Fajar justru perasaannya tenang meski hanya sekedar suaranya saja yang di dengar, karna itu bisa menggantikan kehadiran Fajar yang tak jadi pulang ke rumah Enin dan Abah.

"Lalu--bagaimana?" tanya Shena.

"Aku tak bisa menjanjikan apapun padamu untuk besok, jika ada waktu senggang, aku akan ke sana, Ok."

"Begitu ya," timpal lirih Shena terdengar sedih.

"Iya, kenapa?" tanya Fajar.

.

.

.

Baru saja aku ingin menerima tawaranmu untuk bekerja menunggumu dirumah...

Terpopuler

Comments

comet

comet

bisa bae mak othor ini

2023-08-05

2

Happyy

Happyy

🤗🤗

2023-06-26

2

Tuti Tyastuti

Tuti Tyastuti

sabar ya shena

2023-06-22

1

lihat semua
Episodes
1 Part 01
2 Part 02.
3 Part 03
4 Part #04
5 Part #05
6 Part #06
7 Part #07
8 Part #08
9 Part #09
10 Part #10
11 Part #10
12 Part #12
13 Part 13
14 Part #14
15 Part 15
16 Part #16
17 Part #17
18 Part #18
19 Part #19
20 Part # 20
21 Part #21
22 Part # 22
23 Part #23
24 Part # 24
25 Part #25
26 Part #26
27 Part #27
28 Part # 28 *1
29 Part #28*2
30 Part # 30
31 Part # 31
32 Part #32
33 Part #33
34 Part 34
35 Part #35
36 Part #36
37 Part #37
38 Part # 38
39 Part #39
40 Part #40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part # 45
46 Part 46
47 part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 part 64
65 Part 65
66 part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 81
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part. 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 part 101
102 part 102
103 part 103
104 Part 104
105 part 105
106 Part 106
107 Part 107
108 part 108
109 part 109
110 part 110
111 Part 111
112 Part 112
113 Part 113
114 Part 114
115 Part 115
116 Part 116
117 Part 117
118 Part 118
119 part 119
120 Part 120
121 Part 121
122 Part 122
123 Part 123
124 Part 124
125 Part 125
126 Part 126
127 Part 127
128 Part 128
129 Part 129
130 Part 130
131 Part 131
132 part 132
133 Part 133
134 Promo Novel Bestie
135 Part 135
136 Part 136
137 Part 137
138 Luka hati Istriku
139 Part 139
140 Part 140
141 Part 141
142 Part 142
143 Part 143
144 Part 144
145 Part 145
146 Part 146
147 Season 2
148 Season 2
149 Season 2
150 Season 2
151 Season 2
152 Season 2
153 Season 2
154 Season 2
155 season 2
156 Season 2
157 Season 2
Episodes

Updated 157 Episodes

1
Part 01
2
Part 02.
3
Part 03
4
Part #04
5
Part #05
6
Part #06
7
Part #07
8
Part #08
9
Part #09
10
Part #10
11
Part #10
12
Part #12
13
Part 13
14
Part #14
15
Part 15
16
Part #16
17
Part #17
18
Part #18
19
Part #19
20
Part # 20
21
Part #21
22
Part # 22
23
Part #23
24
Part # 24
25
Part #25
26
Part #26
27
Part #27
28
Part # 28 *1
29
Part #28*2
30
Part # 30
31
Part # 31
32
Part #32
33
Part #33
34
Part 34
35
Part #35
36
Part #36
37
Part #37
38
Part # 38
39
Part #39
40
Part #40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part # 45
46
Part 46
47
part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
part 64
65
Part 65
66
part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 81
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part. 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
part 101
102
part 102
103
part 103
104
Part 104
105
part 105
106
Part 106
107
Part 107
108
part 108
109
part 109
110
part 110
111
Part 111
112
Part 112
113
Part 113
114
Part 114
115
Part 115
116
Part 116
117
Part 117
118
Part 118
119
part 119
120
Part 120
121
Part 121
122
Part 122
123
Part 123
124
Part 124
125
Part 125
126
Part 126
127
Part 127
128
Part 128
129
Part 129
130
Part 130
131
Part 131
132
part 132
133
Part 133
134
Promo Novel Bestie
135
Part 135
136
Part 136
137
Part 137
138
Luka hati Istriku
139
Part 139
140
Part 140
141
Part 141
142
Part 142
143
Part 143
144
Part 144
145
Part 145
146
Part 146
147
Season 2
148
Season 2
149
Season 2
150
Season 2
151
Season 2
152
Season 2
153
Season 2
154
Season 2
155
season 2
156
Season 2
157
Season 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!