🍂🍂🍂🍂🍂
"Omegot, Aa nakal!" ucap Angkasa yan baru buka suara dengan mata bulat besarnya.
Semua berharap apa yang di katakan Fajar hanya lelucon semata. Tapi saat semuanya menoleh kearah Phiu dan ia mengangguk tanda itu sebuah pembenaran seluruh anggota keluarga yang duduk di kursi meja makan pun lemas.
"Suaminya nangis gak, A'? istrinya di pinta?" tanya Lintang, namun matanya menoleh ke arah Rinjani yang duduk di sebelahnya, ia peluk wanita cantik itu dari samping dengan mendaratkan satu ciuman di pipi.
"ChiMa jangan mau ya, kalau ada yang minta," pesannya pada Sang istri yang di jawab anggukan kepala oleh Putri sulung Wardhana tersebut.
Di suasana tegang dan membingungkan seperti ini, Si bungsu malah melayangkan drama romantis.
"A'--," panggil Bubun yang masih berderai air mata, ia menolak saat Ayah ingin memeluknya sebab yang ia butuh kan saat ini adalah sebuah penjelasan bukan dekapan.
"Maaf, Bun. Tapi itu memang yang sebenarnya terjadi."
"Apa gak ada yang lain? masa harus istri orang?"
Fajar tersenyum simpul, ia hapus air mata Bubun lagi dengan ibu jarinya seperti yang ia lakukan di dalam kamar saat bangun tidur.
"Bukan gitu, Bun. Aku kecopetan dan entah kenapa aku penasaran dan ingin dompet dan ponselku kembali, setelah aku selidiki aku menemukan Si penadah nya dan apa kalian tahu, Aa liat apa disana?" cerita Fajar yang cukup antusias.
"Enggak, kan Aa belum bilang," jawab Lintang dengan polosnya.
Semua perhatian pun tertuju pada Si bungsu, sedang yang di perhatikan malah bersembunyi dalam pelukan istrinya.
"Lanjut deh lanjut," tambahnya lagi.
Tak ada yang protes, karna jika di timpali urusannya akan lebih panjang dari rel kereta.
Jadi, untuk mengusir rasa penasaran mereka pun meminta Fajar untuk meneruskan ceritanya tentang apa yang terjadi.
"Hem, aku melihat seorang wanita sedang disiksa," lanjut Fajar.
Semua orang kini kembali kaget, dari sana mereka bisa menyimpulkan tapi masih setia menunggu lanjutan cerita dari Si tengah.
"Aku tak bisa melihat itu, wanita di depanku jelas sedang merasakan sakit yang aku yakin tak hanya di tubuhnya tapi juga hatinya, belum lagi pasti ada trauma setelah itu. Apapun alasannya aku tak bisa diam."
Fajar terus bercerita mulai dari negoisasi yang ia lakukan bersama Si Batagor hingga berakhir dengan jatuhnya talak yang di dengar oleh telinganya sendiri. Awalnya wanita itu akan di tuker dengan ponsel dan dompet, tapi akan lebih berbahaya jika tak di jebloskan ke penjara jadi Fajar tetap melaporkan semuanya pada Pihak kepolisian dengan saksi dan barang bukti yang ada termasuk luka di wajahnya.
"Lalu bagaimana keadaannya sekarang?" tanya Mhiu yang prihatin dengan segala yang menimpa wanita itu.
"Dia sudah baik, dan ku bawa kesini," jawab Fajar dengan sangat tenang.
"Kemana?" tanya semua serempak.
"Di rumah Abah dan Enin."
"Waaaaah, Aa umpetin Panda," ledek Lintang sambil cekikikan namun itu mampu membuat Bubun nya sedikit menyunggingkan senyum.
"Janda, Lin," balas Ayah Keanu yang entah bagaimana perasaannya kini.
Bukan wanita itu yang sedang di pikirkan oleh Ayah, tapi Alina. Ia adalah putri teman baikknya saat semasa kuliah dulu, bahkan kenal baik juga dengan besannya yaitu Elang karna mereka menimba ilmu di Universitas yang sama.
"Ayah, kenapa? apa Ayah keberatan dengan sikap yang di ambil Aa?" tanya Sang istri yang sadar jika suaminya sedikit melamun.
"Maaf, Ayah. Tapi Aa gak bisa melihat wanita di perlakukan seperti itu apalagi di depan mata sendiri, hati Aa ikut sakit," jelasnya yang berharap pria itu mengerti posisinya, bukankah semua orang tahu jika keturunan Gajah sangat meratukan pasangan dan menghargai semua wanita?
"Bukan, bukan itu A', Ayah hanya sedang memikirkan Alina karna barusan Ayah dapat kabar jika Papanya masuk rumah sakit, Ayah pikir kita bisa kesana sama-sama siang nanti, tapi ternyata kalian--," Ayah hanya bisa membuang napas pelan karna semua ini begitu mendadak.
"Mungkin Tuan Gunawan sudah tahu perihal putri nya, setahu Phiu ia punya penyakit Tumor otak kan?" tanya Phiu.
"Iya, tapi masih stadium awal," jawab Ayah Keanu membenarkan.
Serba salah dan bingung kian terasa, meski ini bukan salah Fajar tapi tetap saja ingin nya mereka tetap menjaga Silaturahmi karna itu adalah ladang rejeki juga buat mereka.
.
.
.
Kebimbangan dalam hati Fajar membuatnya hanya bisa melamun di balkon lantai atas, bayangan Alina kini sedang menari-nari dipelupuk matanya yang sedang menatap kosong langit biru jauh disana.
"A', ngelamun?" suara Tuan besar Rahardian langsung mengagetkan Si tengah yang memang sedang sendiri.
"Phiu."
"Apa, Phiu mengaggumu?" tanya pria baya itu, mumpung tak ada Lintang, ia bisa sedikit leluasa mengobrol dengan Fajar.
"Tidak sama sekali, Aa minta maaf, tapi Aa yakin Phiu tahu semuanya kan, Terima kasih karna Orang-orang kepercayaan Phiu datang tempat waktu," ucapnya yang langsung berhamburan kedalam pelukan pria kesayangan adiknya.
"Kenapa tak di bawa kemari?"
"Aa belum siap, Aa juga takut dia kaget kalau liat keluarga kita yang banyak, biar dia disana temani Enin beberapa waktu sambari Aa pikirkan lagi bagimana baiknya nanti untuk dia," jawab Fajar, penghuni rumah utama itu bukan satu dua orang tapi cukup banyak dan pastinya akan membuat pusing bagi orang baru apalagi jika punya daya ingat yang lemah. Fajar juga belum cerita jika ia punya adik dan kakak kembar.
Phiu Samudera tentu langsung terkekeh, tak salah memang karena itulah kenyataannya. Keturunan Singa yang begitu banyak karena kebanyakan mereka memiliki kembaran, tapi tidak termasuk Phiu yang hanya satu-satunya kesayangan Gajah.
"Phiu sudah selidiki semua latar belakang wanita itu, cukup memprihatinkan dan memang layak untuk kamu jaga, Phiu bangga padamu bisa berani ambil keputusan ini."
Fajar hanya mengangguk, ia sadar dengan apa yang ia lakukan yaitu meminta seorang istri dari suaminya tapi jika di tanya apa alasannya tentu ia tak tahu selain rasa kasihan.
"Tapi Alina, dia pergi dan bagaimana rencana pernikahan itu? Aa takut Bubun kecewa," ucapnya bingung dan inilah satu-satunya yang di pikirkan.
Embun RaLiana Rahardian Wijaya tentu bukan wanita biasa, kemurahan hati dan jauh dari kata sombong membuatnya banyak teman dan kenalan dari berbagai kalangan di banyak tempat dan Fajar tak ingin membuat Bubun nya malu karna batalnya pesta pernikahan putranya itu yang tinggal hanya Fajar saja.
"Biar nanti Phiu yang bicara dengan Bubunmu, kalau boleh Phiu memberimu saran, tolong selesaikan dulu permasalahanmu dengan Alina, bicaralah kalian berdua baik baik setelah itu beritahu orang tua kalian masing-masing tentang akhir hasilnya," tutur Phiu. Sebelum Fajar tentu pria baya itu yang lebih dulu punya pengalaman.
"Iya, biar nanti ku ajak Alina bicara tentang ini. Tapi aku yakin dia tetap pada keputusannya, Alina bisa jadi pergi dengan mantan kekasihnya yang di putuskan demi perjodohan ini," jawab Fajar, sejak awal ia membaca pesan berisi pamitnya Alina kecurigaan itu terus terselip dalam hatinya.
"Tapi, apa Aa sangat kurang ajar ya? tapi Aa berani bersumpah tujuan Aa hanya menolongnya, Phiu. Aa takut kalian semua salah sangka termasuk keluarga Alina. Ini benar-benar di luar dugaan dan tak pernah terpikir olehku," ujarnya yang merasa tak enak hati. Alina bisa saja memanfaatkan kejadian ini untuk melimpahkan kesalahan agar bisa bebas pergi darinya.
"Kamu tak perlu khawatir, jika kamu meminta istri dari suaminya, Phiu pun hampir sama denganmu."
"Apa? apa yang Phiu lakukan?" tanya Fajar tak paham.
.
.
.
Phiu justru menikahi Mhiumu di depan calon suaminya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Ragil Saputri
nostalgia ya Tut....
2023-10-09
1
Dwi Setyaningrum
wah Thor kelamaan aku melalang buana jd setengah lupa jalan critanya phiu,bunbun dll..jdnya crita ini akunya blm nyambung..kudu dibaca ulang nih crita awalnya phiu🤦
2023-09-10
1
comet
ywz sam,emng nurun ri km lok gtu😂😂
2023-08-05
0