🍂🍂🍂🍂🍂🍂
"Menunggumu dirumah?" tanya Shena tak paham, ia yang jarang keluar karna selalu di kucilkan oleh orang sekitar membuatnya minim teman dan buta dengan pergaulan luar.
"Iya, kamu cukup diam-diam di rumah, tunggu aku pulang," jelas Fajar yang entah kenapa sekarang begitu senang menikmati ekspresi bingung gadis yang baru seminggu ia kenal itu.
"Memang kamu tak pulang setiap hari kesini?" tanyanya.
"Aku tinggal bersama orang tua ku, ada yang harus ku selesaikan dengan mereka makanya aku tak bisa disini dulu. Ada Enin yang akan menemanimu, dia baik jadi kamu jangan takut dan sungkan, anggap saja dia nenekmu ya," pesan Fajar yang di iyakan oleh Shena seraya menganggukkan kepala pelan.
Ada rasa berat di tinggal pria itu apa lagi ini bukan kota tempat Shena tinggal dan ia juga tak kenal dengan siapapun di sini.
"Baiklah, aku akan menunggumu," balas Shena.
Sadar tak sadar Fajar mengusap kepala Shena dengan lembut dan pelan, tentu ini adalah perlakukan manis yang gadis itu dapatkan dan rasakan dari seorang pria, bahkan Bapak saja seingatnya tak pernah melakukan itu padanya padahal Shena adalah anak bungsu perempuan satu-satunya, sedih bukan?
"Anak baik, tetaplah menggemaskan seperti ini," gumam Fajar seraya tersenyum kecil.
"Hah, apa?".
Fajar yang kaget langsung menggelengkan kepala. Ia tentu tak akan ingin jika sampaibmengulang kalimat yang barusan ia lontarkan.
Fajar langsung pergi sampai ia tak sadar ada sepasang mata yang tak sengaja melihatnya bersama Shena di depan pintu kamar.
Jangan sampai terjadi, bukankah ia akan menikah dengan Alina? , bathin Abah Rendra, ia harus mendapatkan kepastian tentang hal ini langsung dari cucunya atau Tuan besar Rahardian.
.
.
.
Fajar sampai di rumah utama hampir tengah malam, sudah tak ada siapa pun di bangunan mewah tersebut termasuk adik dan kakaknya yang biasa masih di ruang tengah, cuaca yang tadi sempat hujan sebentar tentu membuat siapa pun yang punya pasangan halal ingin langsung masuk kamar untuk bersembunyi di balik selimut.
Cek lek
Kepulangannya yang mungkin tak ada satupun yang tahu membuat Fajar memilih langsung masuk kedalam kamar. Biar esok saja ia bertemu dengan Bubun, Ayah dan yang lainnya.
Kini, hanya mandi dan merebahkan tubuh di atas kasur yang pria itu pikirkan karna satu minggu tidur di sofa nyatanya cukup membuat punggung dan pinggangnya sangat nyeri.
Tapi, baru saja ritual membersihkan diri selesai, kedua mata Fajar tak sengaja melihat kearah nakas samping ranjang di mana di sana ada satu figura berisi fotonya dan Alina.
Entah ia harus memanggilnya apa sekarang, saat ponselnya di ambil Si Batagor tentu tak ada komunikasi apapun lagi dengan wanita itu, ia juga tak tahu apakah orang rumah sudah tahu apa belum perihal perginya Alina dan kandasnya juga hubungan mereka.
"Akan ku tutup kisahku denganmu jika ini yang kamu inginkan, jangan pernah kembali lagi apapun alasannya," ucap Fajar dengan tatapan serius pada benda yang sedang ia pegang sekarang.
Bukan hatinya yang sakit, tapi rasa kecewa yang menguasai jiwanya. Belum lagi keluarga yang pastinya ikut bingung di tengah persiapan pernikahan yang hampir rampung tersebut. Fajar tak bisa membayangkan betapa sedihnya Bubun nanti.
.
.
.
Aku tak akan pernah bisa memaafkan orang yang sudah membuat Surga ku menangis, Alina..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Cucu Ulpah
dah gak usah d ingat lagi a s Alina nya buang jauh jauh dari hidupmu
2023-07-31
3
Happyy
💪💪💪
2023-06-26
1
Tuti Tyastuti
sabar a dah gantinya
2023-06-20
1