Zaid mendengus. “Aku sedang liburan. Bukankah waktuku selama 2 bulan? Lantas, kenapa kau datang sekarang? Aku masih memiliki waktu tiga puluh hari lagi.”
“Ini sangat mendadak dan mendesak, Zaid. Aku pun juga tak ingin mengganggu waktumu, tapi, para atasan sudah menyuruhku untuk segera menyampaikan ini padamu.”
Emir mengambil sebuah tablet yang disembunyikannya di bawah tumpukan handuk yang dibawanya di gerobak.
“Ada apa?” tanya Zaid masih kesal.Sesekali terlihat bartender wanita dan petugas wanita dari bar itu yang menggoda Zaid, karena dia selalu sendiri. Zaid hanya membalasnya dengan sedikit senyuman.
Dan langsung menolaknya ketika ada wanita yang sudah melewati batas.
Meski sedang berlibur, dia tetap harus bersiap was-was, karena bisa saja para wanita itu adalah agen mata-mata yang ingin mencaritahu tentang Zaid.
Malam itu Zaid sudah sangat teler. Dia banyak menghabiskan ber gelas-gelas whiskey. Matanya sayup-sayup. Langkahnya sempoyongan. Berjalan kembali ke kamarnya.
Sesekali dia hampir menabrak para pengunjung hotel yang berpapasan di depannya. Dia hanya menunduk dan meminta maaf atas itu, lalu berjalan menuju kamarnya.
Tanpa mengganti pakaian dan membersihkan dirinya, Zaid langsung merobohkan tubuhnya di atas sofa. Sudah tak kuat lagi untuk beraktivitas karena pengaruh alkohol.
tok tok! permisi!
Seseorang mengetuk pintu kamar Zaid.
“Ah, sial! Siapa lagi itu?” ketusnya.
tok tok!! permisi, Tuan!!!
“Brengsek!!!!” Zaid kesal. Dia bangkit dari sofa, lalu membuka pintu.
“Maaf mengganggu, Tuan. Kami dari pelayanan kamar.” Seorang pramusaji hotel berdiri tepat di depan pintu kamar hotel. Berambut gondrong dan berkumis tebal.
Menggunakan pakaian setelan koki, celemek putih dan penutup kepala yang biasa digunakan oleh para koki. Mendorong gerobak berisi makanan dan alat pembersih kamar.
“Dasar, Berandal! Kau pikir aku bodoh?” Zaid menarik lengan Si Pramusaji itu. Melepas penutup kepala. Menarik rambut yang ternyata hanya wig, dan melepas kumis tebal yang rupanya kumis buatan.
“Astaga, aku ketahuan. Rupanya kau cukup jeli, Zaid.” Si Pramusaji itu ternyata Emir yang sedang menyamar di hotel itu.
“Apa lagi sekarang? Apa yang kau mau aku lakukan? Tidak bisakah kau tidak menggangguku? Bagaimana kau tahu aku berada di hotel ini? Apa kau mengikutiku?” ucap Zaid ketus. Kembali duduk di sofa.
“Wah, lihatlah dirimu. Kau sudah cukup berlibur selama satu bulan penuh. Apa itu masih kurang?” Emir pun ikut duduk di sebelah Zaid.
“Sudah cukup waktumu berlibur. Kau harus kembali bekerja. Aku kemari untuk memberimu misi yang baru. Tugasku sekarang adalah memberimu misi sekaligus menjadi manajer mu.”
“Ada salah satu agen kita yang tereliminasi. Dia menghilang tanpa jejak setelah mengirimkan surel ini.” Emir menunjukkan isi surel pada Zaid.
Truk kontainer dengan nomor 52445 menuju Istanbul, pada tanggal 1 Juni. Membawa salah satu dari tiga patung Budha. Kalian harus cari ketiga patung itu.
Begitulah isi teks pesan dari salah satu agen yang menghilang itu.
“Patung Budha?” Zaid tak mengerti.
“Ya, kau akan tahu sendiri nantinya. Yang penting, kita sedang melacak truk kontainer dari petunjuk agen itu.”
Zaid menghela nafas panjang. “Lantas, apa identitas baruku? Dan misi apa ini?”
“Tentunya, kau akan menjadi seseorang yang dimana tak ada satupun orang yang mengenalimu.” Emir memberikan sebuah kacamata pada Zaid.
Mengambil kamera, lalu memotret Zaid yang telah menggunakan kacamata untuk identitas barunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments