“Hmmm. Bagaimana jika kebalikannya? Bagaimana hukumnya, jika aku memukuli kalian berempat?”
‘“Brengsek!” Pemimpin predator itu memegang kerah baju tahanan Zaid.
Zaid mengangkat kedua tangan. Melihat sekitar dan mencari celah untuk menyerang.
Dalam hitungan detik, perkelahian pun tak terhindarkan.
buk!!!
Zaid meninju leher pria yang menarik kerahnya dengan kencang. Pria itu pun memegangi lehernya dan mengeluarkan suara seperti hewan yang sedang sekarat
Sebelum pria itu terjatuh, Zaid mengambil handuk di leher, lalu menyerang ketiga orang yang tersisa dengan handuk itu. Menyerang semua titik vital, hingga mereka tak bisa bangkit lagi.
Tersisa satu orang yang masih berdiri dan akan menyerangnya, tapi, langkahnya terhenti, saat Zaid hanya mengayunkan kakinya tepat ke samping kepalanya.
Berdiri mematung. Menelan ludah, karena melihat begitu cepatnya kaki Zaid yang akan menendang telinganya.
Zaid mendengus, lalu menurunkan kakinya kembali. “Dasar, Preman Bodoh!” Dia melemparkan handuk itu kepada pria terakhir yang masih berdiri.
Meneruskan langkahnya menyusuri lorong.
Tepat di ujung lorong. Dia melihat pria yang akan dibebaskan sesuai misi yang diperintahkan padanya.
Mayor Arthur. Agen Biro Militer luar negeri yang terjebak dalam penjara itu saat sedang menjalankan misinya di Italia.
Arthur langsung menutup buku dan meletakkannya, saat melihat Zaid yang berjalan menghampirinya.
“Zaid?”
“Arthur,” sapa Zaid balik. Mereka berdua pun saling menjabat tangan dan berpelukan sejenak.
“Kenapa kau ada di tempat ini? Kudengar, kau baru saja dikeluarkan dari militer. Ah, aku tahu itu karena itu pasti sikapmu yang bertindak sesuka hatimu itu.”
Zaid hanya tersenyum kecil. Ternyata mereka adalah teman lama yang pernah dijumpai Zaid saat masih berada di dalam militer.
“Astaga, sudah lebih dari sepuluh tahun kita tak bertemu, Zaid. Bagaimana bisa kau berada di tempat seperti ini?”
“Aku datang untuk mengeluarkanmu dari tempat ini, Arthur.”
“Wah, rupanya kau menjadi agen rahasia saat ini. Apa Emir yang menyuruhmu?”
Zaid mengangguk.
“Tapi, untuk kabur dari tempat seperti ini tak semudah yang kau bayangkan, Zaid. Tempat ini hanya menahanmu, tapi tak bisa mengeluarkanmu.” Arthur menggeleng.
“Yang sulit adalah masuk ke tempat ini. Dan jika aku sudah berada di tempat ini, maka keluar dan kabur bukanlah hal yang sulit bagiku, Arthur.”
Arthur melipat dahi. Dia masih tak mengerti apa yang akan dilakukan oleh Zaid.
“Kenapa wajahmu seperti itu? Apa kau tak percaya padaku?”
“Bukan begitu. Aku tahu kemampuanmu, tapi …”
“Sudahlah. Kau hanya perlu membantuku, dan kita akan keluar dengan selamat.”
Arthur pun mengangguk mengerti.
Sejak saat itu, Zaid menyusun semua rencananya untuk kabur. Dia telah mengetahui semua sisi penjara, dan letak kamera pengawas berada.
Juga memulai untuk mengamati kegiatan para sipir yang dilakukannya selama 24 jam, hingga pergantian shift satu sama lain.
Arthur pun hanya bisa membantu Zaid menyediakan alat yang dibutuhkannya. Mulai dari bahan peledak dan peralatan kecil lainnya untuk membuat kunci cadangan.
Di dalam selnya yang sempit itu. Hanya mencangkup seorang saja. Zaid menggunakan waktu istirahatnya untuk membuat kunci yang akan digunakannya untuk membuka pintu sel.
Dia juga merakit bom kecil dari bahan seadanya untuk melancarkan rencana kaburnya nanti.
Malam hari yang sunyi, salah satu sipir mengetahui apa yang dilakukan Zaid. Zaid lupa mengunci pintunya hingga sipir pun dapat masuk dan melihat semua yang dilakukannya.
Nasib malang pun harus dialami oleh sipir itu. Mau tak mau, Zaid harus melumpuhkan sipir yang telah melihatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments