Menyerang sipir itu dengan sekali serangan. Melucuti semua pakaiannya, menyumpal mulutnya, dan mengikat tubuhnya di bawah ranjang tempat tidur.
“Maafkan aku kawan, aku terpaksa melakukan ini,” ucap Zaid saat melihat sipir itu pingsan dan terikat di bawah ranjangnya.
Untungnya persiapan yang telah dibuat Zaid telah hampir usai. Dia harus cepat kabur dari tempat itu sebelum anggota sipir lainnya menyadari bahwa salah satu rekannya menghilang begitu saja.
Hari kedua Zaid di penjara. Dia akan kabur bersama Arthur sebelum pagi tiba.
Sebelum matahari naik, Zaid telah mempersiapkan seluruhnya. Dia memasang bom di berbagai sudut untuk pengalihan. Juga memasang jebakan yang kasat mata di ruangan sipir.
Tali tak kasat mata dikaitkan di seluruh ruangan sipir. Tali itu dihubungan pada pemantik api yang akan menimbulkan kebakaran dan pemadaman listrik di setiap sudut penjara, jika ada sipir yang menerjang tali jebakan tersebut.
Tepat di malam hari. Zaid sudah berada di dalam kamarnya. Duduk dan menanti kekacauan yang terjadi. Waktu menunjukkan pukul 11.55 malam. Tepat lima menit lagi akan ada pergantian shift para sipir penjara.
teng!!!! Lonceng berdentum kencang. Waktu menunjukkan tepat pukul 12 malam. Beberapa sipir mulai bepergian dan mengganti shiftnya dengan sipir yang baru.
Kebakaran pun terjadi di sudut penjara. Kobaran api semakin membesar, karena saat itu alarm telah mati. Karena pemadaman yang telah dibuat oleh Zaid.
BUMM!!!!! Zaid pun juga meledakkan bagian ujung penjara. Membuat beberapa dindingnya roboh, meski dengan bom yang berukuran kecil.
Para sipir mulai kocar-kacir dengan kekacauan yang terjadi. Waktu yang sangat sempurna bagi Zaid untuk kabur.
Dia segera keluar dari dalam sel, pergi ke sel tempat Arthur berada, dan membuka gembok sel dengan kunci yang telah dibuatnya kemarin.
Lorong penjara sangat sepi. Tak ada sipir yang berjaga di depan pintu sel seperti biasa. Mereka semua kebingungan untuk memadamkan api dan menyalakan alarm.
Begitupun dengan para napi yang pastinya sudah terlelap tertidur di malam itu.
Zaid dan Arthur dapat leluasa berlari dan kabur dari penjara itu. Mereka menggunakan akses jalur bawah tanah, dan berhasil! Mereka tiba di luar penjara tanpa hambatan apapun.
Dari luar penjara, sebuah mobil sedan yang dikendarai oleh salah satu Badan Intelijen Italia telah menunggu kedatangan Zaid. Seolah tahu kedatangan Zaid dan Arthur.
“Masuklah. Emir menyuruhku untuk menjemput kalian.” ucap Pria itu.
Zaid dan Arthur saling menatap, lalu masuk ke dalam mobil. Mobil sedan itu pun melesat dengan cepat meninggalkan penjara.
30 menit berlalu. Mereka telah sampai di kedutaan Rusia agar memulangkan Arthur kembali dengan selamat.
“Aku berhutang padamu, Zaid. Jika kau datang ke Rusia, pastikan kau menghubungiku dahulu.”
“Tentu.” Zaid tersenyum kecil
Mereka berdua pun berpelukan untuk berpisah.
“Good bye, Zaid.” Arthur keluar dari dalam mobil. Melambaikan tangan. Berjalan menuju kantor kedutaan Rusia masih menggunakan seragam penjaranya.
***
PERPISAHAN DENGAN ALICE
Keesokan harinya. Zaid menepati janjinya. Dia harus pergi dari Italia dan meninggalkan Alice, setelah misinya berjalan lancar.
Tiga hari lamanya Zaid meninggalkan Alice dengan alasan bahwa dia harus bepergian ke luar kota. Pagi itu dia mengajak Alice untuk bertemu sekaligus berpisah.
Taman Villa Borghese. Taman yang terletak di tengah kota Roma. Juga merupakan salah satu taman kota yang paling terkenal dan tercinta di Roma, Italia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments