Dan sejak saat itulah, mereka berdua menjalin hubungan yang lebih dekat. Zaid berhasil membuat Alice, putri tunggal bos mafia terbesar terpikat dengannya.
Jika melihatnya sekilas, mereka berdua adalah pasangan yang sangat cocok dan serasi. Alice juga memiliki paras wajah yang cantik.
Tinggi sekitar 170, rambut pirang blonde bergelombang, dan bola mata yang berwarna biru gelap. Zaid pun juga menyadari hal itu. Dia tahu bahwa Alice memanglah cantik jelita, tapi, dia tetap harus fokus pada tujuan utamanya.
Hanya itu satu-satunya cara, agar dia bertemu dengan Bos Mafia terbesar yang merupakan ayah kandung Alice sendiri.
Hari demi hari, waktu demi waktu, kehidupan Zaid pun lebih berwarna warni. Menjadi seorang dosen yang memacari mahasiswinya sendiri. Hal yang sudah tidak tabu lagi terjadi di Italia.
Tak jarang mereka menghabiskan waktu bersama, berkencan ke tempat wisata, mall, makan malam romantis, bahkan pernah sesekali mereka berkencan di perpustakaan kampus, alih-alih mengajari Alice pelajaran.
Menonton konser, pergi ke pasar malam, hiburan malam, hingga berlibur bersama keluar negeri.
Hari demi hari, bulan demi bulan, hingga hubungan mereka berjalan selama 2 tahun. Alice dan Zaid hingga sudah hidup bersama dalam satu apartemen layaknya suami istri.
Hingga hari yang ditunggu Zaid pun tiba. Pada tahun 13 Agustus 2000 Alice mengenalkan diri pria yang dicintainya pada Sang Ayah.
Tanggal yang sama seperti dua tahun lalu, saat Zaid menembak kepala 3 perompak yang membuatnya harus dikeluarkan dari militer.
Rumah seluas 6000 hektar. Membentang luas kebun dan taman yang dipenuhi tumbuhan hijau dengan rumah megah yang berdiri kokoh.
Untuk memasuki rumah itu diperlukan 200 meter jarak dari gerbang rumah menuju rumah utama.
Setiap sudut taman, dan kebun, berdiri setidaknya 2 orang dari para anggota mafia yang menunggu kediaman rumah Ayah Alice. Dilengkapi dengan senjata api di setiap tangan dari mereka.
Wajah sangar, badan tinggi bongsor, dan tatapan galak. Menggunakan setelan jas hitam dan kemeja biru dongker. Tak ada satupun yang luput dari pandangan mereka.
Akan tetapi, banyaknya semua anggota mafia itu tak membuat Zaid gentar sama sekali. Sepuluh tahun menjadi tentara bayaran membuat mentalnya sekeras baja dan tak mengenal kata takut sedikitpun.
Dia bahkan semakin semangat untuk bertemu dengan ketua dari keluarga mafia itu.
Di depan teras rumah, duduklah Zaid dan Ayah Alice yang didampingi oleh tiga orang anak buahnya. Mereka berdiri sigap berjarak 5 meter di belakang.
Usai memperkenalkan Zaid pada Sang Ayah, Alice pun beranjak pergi ke dapur untuk membuatkan minuman.
“Senang berjumpa denganmu, Anak Muda. Namaku, Matteo.” Mengulurkan tangan.
“Lucas!” Zaid meraih tangan dan balik menjabat tangannya dengan penuh energi.
Matteo Messina Denaro, itulah nama lengkapnya. Bos mafia terbesar di italia tahun 2000an. Umurnya sudah mencapai 70 tahunan, dengan wajah pucat keriput dan rambut putih tebal.
Wajahnya bahkan sudah tak terlihat garang, seperti saat dia masih muda.
“Sebelumnya, aku sudah banyak mendengar cerita tentangmu dari putriku. Kudengar, Turki terkenal dengan kerajinannya.”
“Mereka memiliki keahlian lebih menggunakan tangan mereka untuk membuat lukisan, gambar, kaligrafi, membuat patung dan lain sebagainya.”
“Aku juga pernah mendengar rumor bahwa ada beberapa seniman Turki yang menggambar menggunakan kakinya, apa itu benar?”
Zaid tertawa kecil. “Itu hanyalah rumor, Tuan. Rumor tanpa dasar dan terlalu dilebihkan. Memang ada beberapa dari mereka yang cacat secara fisik dan mencoba menggambar dengan kakinya, tapi, itu hanya sepersekian persen.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
neng ade
calon ayah mertua kah ??
2023-06-18
0