Brennus Finlay Dominique baru saja menerima gelas pertama yang dipesan. Menikmati tegukan awal dengan penuh penghayatan supaya sensasi alkohol terserap secara maksimal. Dia memang sering datang ke Patt night club hanya untuk menikmati kebisingan dari musik yang begitu memekakkan telinga. Niatnya sebatas membuang rasa lelah ketika banyak masalah.
Seperti malam ini, Brennus baru saja bertengkar dengan kekasihnya. Hanya masalah sepele. Dia seharian sibuk dan lupa tidak menjemput di klinik kecantikan. Tapi, di mata wanita yang sudah menjalin hubungan dengannya sejak di bangku sekolah, hal itu adalah kesalahan fatal.
Paling anti dengan keributan yang terlalu berlebihan, maka Brennus memilih untuk menenangkan diri. Bahkan ia datang ke club malam memakai kaos dan celana pendek biasa, outfit yang lebih cocok digunakan untuk tidur.
Tidak ada teman yang diajak, Brennus rencananya hanya ingin menghabiskan beberapa gelas saja. Mendengar suara bising selalu berhasil membuatnya lebih relax.
"Satu lagi," pinta Brennus. Menyodorkan gelas yang sudah kosong.
Mata pria itu fokus pada cairan yang terjun ke dalam gelas secara perlahan. Memastikan diisi sesuai batas yang diinginkan.
Brennus seketika terhenyak kala merasakan ada seorang wanita yang mengusap pahanya. Mata pun melotot dan menelisik sosok itu dari atas sampai bawah.
"Kau sekretaris Aloysius, kan?" tanya Brennus. Tentu ia kenal wanita itu karena sering melihat dan bertemu jika sedang ada urusan dengan kembarannya.
"Diam ...." Dakota membekap mulut Brennus supaya tidak mengatakan kalimat tadi. "Jangan kau sebut nama bosku yang gila itu!" Dia mulai meracau, bisa dikatakan kewarasan telah dilahap habis oleh alkohol.
Brennus sedikit menarik pergelangan tangan Dakota supaya membiarkan ia bicara. "Kenapa?"
"Karena aku kesal dengan dia." Dakota memukul dada Brennus saat meluapkan segala amarah.
Kedua alis Brennus naik serempak. Seburuk itu sifat kembarannya dalam urusan pekerjaan, sampai membuat seorang sekretaris yang rajin dan cekatan pun frustasi.
"Aku bukan Aloysius. Jadi, jangan pukuli aku terus." Brennus berbisik di telinga Dakota agar terdengar karena harus berlomba oleh suara musik. Sejak tadi ia membiarkan dada merasakan hantaman yang tidak terlalu menyakitkan dari tangan kecil itu.
Dari marah-marah, Dakota kini berubah kilat menjadi tertawa seperti orang gila. "Oh ... sorry." Kepalanya sedikit menunduk sempoyongan.
"Ok, ada apa kau menghampiriku?" tanya Brennus. Meski orang yang diajak komunikasi tidak fokus menatapnya, tapi ia selalu menatap lawan bicara, siapapun.
Dakota tersenyum. Sangat tidak waras, nyaris menyerupai orang gila. "Aku mau menggodamu." Jemari membelai pipi dan dagu pria yang entah siapa, tak melihat jelas karena wajah sedikit kabur.
Kening Brennus mengerut dalam. "Kau mabuk berat, ya?" tebaknya kemudian. Ia menahan tangan Dakota yang mulai membelai tengkuk. Itu salah satu titik sensitifnya.
"Mabuk? Tidak, aku sangat kuat minum banyak." Dakota merubah posisi, dari berdiri di samping, sekarang di depan pria itu.
"Aku yakin kau mabuk." Brennus mendekatkan wajah untuk menghidu aroma alkohol dari bibir Dakota. "Pasti kau minum banyak."
Mata Brennus mengerjap ketika bibir merasakan dikecup oleh Dakota. Dia tidak menolak atau mendorong wanita itu karena terjadi hanya sekilas, tidak lebih dari tiga detik.
"Diamlah ... aku mau mulai menggodamu." Dakota melancarkan aksinya. Kedua telapak mulus memegang paha pria itu yang tidak tertutup kain. Dia membuka lebar dan mencondongkan tubuh hingga posisi sekarang mendempel pada tubuh Brennus.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Neno Arya
next
2024-04-27
0
Indri wahyuningtyas
selesai baca Aloysius sekarang lanjut baca Dakota
2024-02-29
0
Bundanya Pandu Pharamadina
ijin lanjut marathon Dakota 🙏👍❤
2023-12-30
0