Bab - 5

Lima tahun lalu, Mingyu pernah mempertimbangkan untuk melamar wanita itu suatu hari nanti, entah kapan, namun saat itu ia sedang tidak menginginkan istri, seperti juga saat ini, dan ia tidak menjanjikan apa-apa sebelum berangkat ke Spanyol. Setahun kemudian, Ayah Una, yang ingin menambah satu lagi gelar dalam silsilah keluarga, berkeras agar ia menikah dengan Tuan Lee. Sewaktu Mingyu menerima surat yang memberitahukan bahwa Una telah dinikahkan dengan Lee, ia tidak merasa kehilangan. Di lain pihak, ia telah mengenal Una sejak masih remaja, dan menyimpan rasa suka kepada wanita itu. Mungkin kalau saat itu ia berada di dekat Una, ia akan membujuk wanita itu untuk menentang permintaan orang tuanya dan menolak lamaran si tua Lee. Tapi mungkin tidak juga. Sebagaimana para wanita dengan kelas sosial seperti dirinya, Una sejak kecil sudah diajarkan bahwa sebagai anak perempuan ia berkewajiban untuk menikah dengan pria pilihan orang tuanya.

Tapi walau bagaimanapun, Mingyu tidak berada di sana. Dua tahun setelah ayahnya meninggal, meskipun ia belum memiliki pewaris untuk menjamin keberlangsungan keturunannya, Mingyu membeli jabatan di angkatan bersenjata lalu berangkat ke Spanyol dalam perang melawan Napoleon. Pada awalnya sikap nekat dan berani ketika berhadapan dengan musuh adalah akibat dari ketidak puasan dalam hidup. Setelah itu, ketika ia bertambah dewasa, keahlian dan pengetahuan yang ia dapatkan dari pertempuran sengit yang tak terhitung membuatnya bertahan hidup dan menambah reputasinya sebagai ahli strategi yang andal dan lawan yang tangguh.

Empat tahun setelah berangkat ke Spanyol, ia pensiun dari militer dan kembali ke Inggris untuk melanjutkan tugas dan tanggung jawabnya sebagai penerus Kim Group.

Kim Mingyu yang pulang ke Inggris tahun lalu sangat berbeda dengan pemuda yang berangkat tempo hari. Ketika ia pertama kali melangkah kaki masuk ke ruang dansa setelah pulang dari Spanyol, perubahan itu begitu kentara, kontras dengan wajah pucat dan sikap bosan para pria bangsawan lainnya, kulit Mingyu berwarna kecoklatan, tubuh jangkungnya keras dan kekar, gerakannya gesit dan berkuasa. Dan meskipun pesona Kim-nya yang terkenal itu masih terlihat jelas pada senyumnya yang kadang-kadang mengembang, dalam dirinya terdapat aura seorang pria yang telah menghadapi bahaya dan menikmatinya. Aura itu sangat menarik bagi para wanita dan membuat daya pikatnya berlipat ganda.

"Dapatkah kau melupakan betapa berartinya kita bagi satu sama lain?" Una menegadah, dan sebelum Mingyu sempat beraksi, ia mencondongkan tubuh ke depan lalu mencium pria itu, tubuhnya yang terasa tak asing, begitu pasrah dan patuh, menekan tubuh Mingyu dengan  penuh keinginan.

Mingyu menarik tangan Una sambil mencengkramnya erat tanpa ampun lalu mendorong wanita itu menjauh. "Jangan bodoh!" hardiknya tegas, jemarinya yang panjang seakan menembus tangan wanita itu. "Kita teman biasa, tidak lebih dari itu. Apa yang terjadi di antara kita minggu lalu adalah suatu kesalahan. Itu sudah berakhir."

Una berusaha mendekat. "Aku bisa membuatmu mencintaiku Mingyu. Aku tahu aku bisa. Kau nyaris mencintaiku beberapa tahun yang lalu. Dan kau menginginkan diriku seminggu yang lalu,"

"Aku menginginkan tubuh molekmu, manisku," ejek Mingyu dengan kejam, "tidak lebih dari itu. Hanya itu yang ku inginkan darimu. Aku tidak akan membunuh suamimu dalam duel demi mendapatkan dirimu, jadi lupakan saja muslihat itu. Kau harus mencari pria bodoh lainnya yang mau membeli kebebasanmu dengan todongan senjata."

Wajah Una memucat, ia berusaha menahan air matanya, tapi ia tidak memungkiri bahwa ia pernah berharap Mingyu mau membunuh suaminya. "Aku bukan menginginkan kebebasan, Mingyu, aku menginginkanmu," ucapnya dengan sedih menahan tangis. "Kau mungkin menganggapku hanya teman biasa, tapi aku telah jatuh cinta kepadamu sejak kita berumur lima belas tahun."

Pengakuan itu dibuat dengan kerendahan hati dan kesedihan mendalam yang bisa membuat siapa saja kecuali Mingyu tahu bahwa wanita itu mengatakan hal yang sebenarnya, dan mungkin menjadi iba kepadanya. Tapi Mingyu sejak lama sudah menjadi orang yang skeptis jika berhubungan dengan wanita. Tanggapannya terhadap pengakuan cinta yang memilukan itu hanyalah menyodorkan secarik sapu tangan seputih salju. "Keringkan air matamu."

Ratusan tamu yang diam-diam memperhatikan mereka ketika kembali ke ruang dansa beberapa menit kemudian menyadari bahwa Una tampak tegang dan tak lama kemudian meninggalkan ruang dansa.

Namun, Kim Mingyu dengan lihai tampak sama sekali tak terganggu ketika kembali ke sisi balerina yang merupakan wanita simpanan terkininya dari daftar panjang wanita simpanan. Dan ketika pasangan itu melangkah ke lantai dansa beberapa menit kemudian, terasa pancaran energi, daya tarik kuat  yang memancar dari pasangan rupawan dan karismatik itu. Gerakan Nona Jung yang gemulai dan halus melengkapi gerakan tegas Mingyu. Warna kulitnya yang pucat begitu kontras dengan kulit Mingyu yang berwarna gelap, dan ketika mereka berdansa bersama, mereka tampak seperti dua mahluk sempurna yang diciptakan untuk satu sama lain.

"Tapi selalu ada cara," ujar Nona Oh kepada teman-temannya ketika mereka memperhatikan pasangan itu dengan penuh kekaguman. "Kim Mingyu selalu membuat wanita yang berada bersamanya tampak seperti pasangan yang sempurna."

"Well, dia tidak akan menikahi seorang aktris panggung sepertinya. Tak peduli betapa hebat mereka saat bersama," kata Nona Oh lagi. "Dan abangku berjanji akan mengundang Mingyu ke rumah kami untuk sarapan pagi minggu ini," imbuhnya dengan penuh kemenangan pada teman di sekitarnya.

Kegembiraan Nona Oh dengan cepat dihancurkan oleh teman di sebelahnya yang mengenakan gaun merah maroon elegan, "Mamaku bilang dia akan pergi ke kediaman Cha besok." ucapnya tak kalah congkak.

"Kediaman Cha?" ulang wanita yang satu lagi dengan wajah bingung, bahunya melorot.

"Itu adalah estat nenekku," Nona Cha menjelaskan. "Letaknya di utara, melewati dusun kecil terpencil bernama Morsham." Tutupnya dengan senyum penuh kemenangan.

Para wanita yang sedang melingkar nampak jengah. Mereka bahkan tak peduli jika dusun itu tak benar-benar ada. Kenyataannya mereka memang tak pernah nama dusun kecil yang terdengar membosankan itu. Eksistensi dusun kecil itu dianggap tak berguna, jadi tak ada yang ingin memperhatikannya lebih lanjut dan mereka pun mengejek jika Kim Mingyu mungkin akan sangat keberatan harus menempuh perjalanan yang sedemikian merepotkan untuk sesuatu hal yang mungkin tak akan disukainya.

Nona Cha tentu saja tak terima dengan sindiran pedas mereka. "Setahuku, Kim Mingyu bukan tipe pria yang ingkar janji," ucapnya penuh dengan kesinisan yang tak ingin ia sembunyikan. "Dan mereka telah membuat janji sejak bulan lalu, tentu saja aku sangat yakin bahwa ia akan datang menepati janji yang telah dibuatnya sendiri dengan penuh kesadaran." tutupnya tajam yang dihadiahi tatapan tak suka oleh teman-temannya. Suasana persaingan di antara mereka dalam memperebutkan seorang Kim Mingyu nampak semakin kental.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!