Mata Indy masih terpejam padahal sudah tiga jam setelah ia ditemukan pingsan oleh teman-temannya membuat yang lainnya merasa gelisah. Noval masih setia menunggu di samping ranjang tidur sambil terus mengecek kondisi Indy setiap saat.
"Nak Noval sebaiknya makan dulu yang lainnya sudah pada makan loh tinggal nak Noval yang belum" ucap Bu Lina.
"Saya gak nafsu makan, Bu" ucap Noval lesu sambil terus memandangi wajah Indy.
"Gak boleh gitu, kesehatan Nak Noval juga harus diperhatikan kalau masih
mau jagain non Indy" Bu Lina memberikan pengertian.
Noval berpikir yang dikatakan Bu Lina memang ada benarnya.
"Noval kau makan aja dulu biar aku yang ganti jagain Indy" ucap Lova saat masuk ke dalam kamar, ia kasihan karena hanya tinggal Noval yang belum makan.
"Tuh udah ada Non Lova juga yang gantiin jaga, ayo Bu Lina antar ke dapur" Noval dengan berat hati meninggalkan tempatnya padahal ia masih ingin menjaga Indy sampai dia sadar.
Noval mengisi perutnya dengan nasi yang lauknya adalah ikan lele tangkapannya tadi namun rasanya sangat hambar karena memakannya dalam keadaan seperti sekarang, ia yakin akan makan dengan antusias jika keadaannya tidak seperti sekarang.
"Lemes amat kau" ucap Aldo menghampiri Noval yang sedang makan di teras depan.
"Gak selera makan aku" ucap Noval
"Gara-gara Indy?" tebak Aldo sambil melihat Noval mengunyah makanannya dengan tidak serius.
"Aku cemas karena Indy belum sadar juga" ucap Noval terdengar lemah.
"Perhatian banget sih kau" Aldo berkata dengan mata yang menyipit.
"Iyalah Indy kan teman kita" jawab Noval santai.
Memang anak ini terlalu bego dalam urusan hati, pikir Aldo.
Setahu Aldo kecemasan yang Noval alami saat ini pernah terjadi dulu ketika Lova mengalami sakit sampai harus dirawat di rumah sakit dan sekarang hal itu pun terjadi juga tapi kali ini penyebabnya adalah indy.
Apakah Noval ada rasa terhadap Indy?
Kalau Lova jelas Noval menyayangi Lova karena mereka saudara dan kembar pula tapi kalau Indy hanya teman biasa dan interaksi mereka di sekolah juga bisa dihitung dengan jari tapi kenapa bisa membuat Noval sampai tak nafsu makan, aneh pikir Aldo tapi soal hati kan gak bisa ketebak.
"Noval" panggil Lova menghampiri Noval.
"Ada apa?" tanya Noval tanpa melihat ke arah Lova, memandangi nasi yang hanya diaduk-aduk dengan sendok.
"Lemes banget kau" ucap Lova yang terdengar meledek sambil merangkul pundak Noval.
"Tau nih, kak" Aldo menyahuti.
"Yang semangat dong kan Indy sudah sadar" Noval melihat ke arah Lova yang menarik turunkan alisnya, kabar dari Lova membuat Noval dan Aldo bernafas Lega. Noval pun berdiri dan bergegas masuk ke dalam meninggalkan piring kotornya di lantai.
"Tadi lemes sekarang energinya full empat lima" ucap Aldo geleng-geleng kepala.
"Gak biasanya Noval Aneh kayak gitu" ucap Lova sambil mengangkat piring kotor Noval.
"Apa jangan-jangan Noval suka sama Indy" ucap Aldo dengan wajah detektifnya.
"Nggak mungkinlah kan Noval sukanya sama Dilan" sanggah Lova.
"Iya juga sih tapi dari tadi dia galau berat loh kak pas Indy masih pingsan" ucap Aldo mempertegas.
"Bener juga sih tapi kau tau sendiri Noval tuh hatinya lembut banget wajar kalau dia khawatir sampai galau gitu ngelihat kondisi Indy, kan Noval menganggap temanku ya teman dia juga" ucap Lova memperjelas.
"Tapi kok aku merasa ada yang ganjel gitu ya, kak" ucap Aldo sambil mengusap-usap dagunya.
"Pikiran kau aja itu"
"Tapi misal Noval suka sama Indy gakpapa juga malah setuju aku biar pun pick me tapi hatinya baik tuh anak, lugu lagi dari pada Dilan yang makin lama makin mirip mak lampir" Aldo berkata dengan sinis.
"Sh, jangan ngawur kau, udah ayo kita masuk mau lihat Indy juga kan?"
"Iya, lagi pula di luar makin dingin takut masuk angin"
Aldo dan Lova masuk ke dalam rumah. Aldo langsung melangkahkan kaki ke dalam kamar disana sudah ada Noval, Kiano dan Bu Lina sementara Lova harus menaruh piring kotor milik Noval ke dapur setelah itu baru ia bergabung dengan yang lainnya.
Mereka berkumpul di ruangan Indy kecuali Dilan yang memilih untuk duduk di ruang tamu. Ia merasa jengah dengan Indy yang sekarang seperti dimanja bak princess membuatnya kesal apalagi melihat Kiano yang terlihat khawatir setengah mati membuatnya cemburu ditambah mendengar tawa teman-temannya tanpa ada sosok dirinya membuatnya ingin marah.
"Loh Non Dilan gak ikut masuk?" tanya Pak Darto.
"Enggak pak saya disini aja"
Pak Darto hanya geleng-geleng kepala melihat sikap Dilan. Pak Darto sudah kenal lama dengan Dilan karena memang anak itu teman anak majikannya tapi baru kali ini beliau melihat Dilan dengan sikap yang berbeda dari biasanya.
Pak Darto berjalan masuk ke kamar yang dipakai Indy berniat memanggil istrinya sekalian memberitahu jika Dilan sedang duduk sendiri di luar, terlihat raut tidak biasa yang di tunjukkan oleh semua orang yang ada di kamar tersebut.
Noval berdiri dari duduknya lalu ke luar dari kamar. Ia tahu kalau teman-temannya pasti masih merasa kesal dengan Dilan tapi kalau dibiarkan saja pasti membuat Dilan merasa tersisih.
"Lan" sapa Noval sambil duduk di samping Dilan.
"Ngapain kau kesini pasti kau merasa kasihan kan denganku" ucap Dilan dengan nada sewot.
"Kau gak ingin lihat kondisi Indy?" tanya Noval.
"Enggak penting" ucapnya dengan acuh.
"Kau gak boleh gitu Lan, Indy kan juga teman kita" Noval mencoba memberi pengertian.
"Berisik, gak usah sok nasehatin gitu deh" mendadak Dilan bertambah kesal dan berlalu masuk ke kamar yang akan ia tempati.
Lova yang melihat kejadian barusan malah membuat kekesalannya kepada Dilan bertambah. Tak habis pikir ia dengan sikap Dilan yang semakin tidak baik kepada Noval. Padahal posisi Dilan adalah teman baiknya, apa matanya tidak bisa melihat kalau Noval adalah kembarannya seharusnya Dilan bisa menjaga perasaannya dengan bersikap lebih baik kepada Noval. Jika karena Noval menaruh hati tak seharusnya Dilan bersikap kasar terhadap Noval, Dilan kan bisa bicara baik-baik dan berterus terang kalau dirinya tak mempunyai perasaan kepada Noval dan menyuruh Noval tak berharap lebih dengannya dengan cara yang lembut pasti Noval juga akan menerima karena Noval punya hati yang Lova anggap selembut sutra.
"Kalau sikapmu seperti ini terus, siapa yang mau berteman denganmu" Lova menghembuskan nafasnya dengan kasar entah bagaimana kedepannya ia akan bersikap pada Dilan padahal dirinya selalu ingin berteman baik pada siapapun namun karena sikap Dilan, Lova jadi berpikir ulang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments