Chapter 13

Telepon yang ia dapatkan dipagi-pagi buta membuat Lova harus bangun lebih cepat dari rencananya. Ia harus membuatkan sarapan untuk seseorang yang merengek seperti anak kecil dan memaksa untuk dibuatkan sarapan olehnya. Andromeda adalah orangnya.

Bu Marsih baru saja datang lalu melihat majikannya memasak membuatnya merasa tidak enak, ia pikir Lova memasak karena merasa lapar.

"Saya aja, Non" ucap Bu Marsih ingin mengambil alih pekerjaan.

"Enggak usah bu biar aku aja lagian ini untuk seseorang" ucap Lova.

"Untuk siapa Va?" tanya papanya yang sedang berjalan menuju dapur.

Papanya sendiri juga heran melihat Lova masak sendiri di pagi hari karena biasanya sudah ada bu Marsih yang menanganinya beda kalo Lova merasa lapar dimalam hari papanya tak akan heran kalau Lova turun tangan sendiri untuk memasak di dapur.

"Untuk teman aku pa" ucap Lova penuh dusta.

"Siapa?"

"Indy yang rumahnya di blok sebelah itu" Papanya hanya manggut-manggut mendengar jawaban dari Lova.

"Papa gak ke kantor tumben jam segini masih kucel?"

"Papa berangkat agak siangan gak terlalu banyak kerjaan di kantor"

"Kalau begitu bu Marsih cuci baju dulu ya, non"

"Iya bu, aku masak sekalian buat sarapan papa jadi Bu Marsih tinggal masak buat nanti siang aja"

"Baik non, mari Tuan" pamit Bu Marsih.

"Iya bu" jawab papanya Lova.

Papa Lova menghampiri anaknya yang sedang serius memasak. "Masak apa kamu?"

"Ayam kecap bumbu pedas manis sama oseng jamur"

"Mantap tuh papa mau cicip"

"Iya nanti kalau papa udah mandi"

Mendengar perkataan anaknya ia bergegas pergi mandi kapan lagi makan masakan buatan anak.

..._...

Lova melihat pantulannya di cermin hampir setengah jam dan itu terjadi sudah lima kali. Melihat penampilannya yang udah oke, make up bagus gak terlalu menor, badan udah wangi, rambut udah rapi sepertinya ia sudah siap berangkat ke kantor milik Andromeda. Beberapa menit yang lalu Andro mengiriminya alamat kantor Andro lewat pesan.

Sebelum ia benar-benar keluar dari kamar sekali lagi Lova melihat ke arah cermin. "udah bagus kan ya, ketemu kak Andro gini amat"

Setelah yakin dan percaya diri Lova keluar dari kamar dan langsung mengarah ke dapur untuk menyiapkan makanannya di wadah.

"Pa aku berangkat dulu ya" ucap Lova saat berjalan melalui ruang tamu saat papanya sedang membaca koran disana.

"Hati-hati ya"

"Oke pa"

Papa Lova melihat anaknya sekilas dan heran dengan penampilan putrinya.

"Kapan ia bisa dandan secantik itu" gumamnya namun setelah itu ia abaikan maklum anak ABG dulu ia juga mengalami masa-masa seperti itu juga.

Mobil Lova berhenti di depan kantor Andromeda. Lova melihat jam di tangannya menunjukkan pukul 09.00.

"Pak Darto jangan bilang papa ya kalau kita kesini"

"Baik, Non"

Lova keluar dari mobilnya lalu masuk ke dalam kantor disana ia langsung disambut oleh resepsionis.

"Selamat pagi ada yang bisa dibantu?"

"Kak aku mau ketemu Pak Andromeda"

"Sudah ada janji dengan Bapak Andromeda"

"Sudah"

"Tunggu sebentar ya saya akan hubungi sekretarisnya dulu dan kalau boleh tau dengan adik siapa?"

"Lovania"

"Baik tunggu sebentar ya"

Sambil menunggu resepsionis Lova mengedarkan pandangan ke sekelilingnya dan takjub dengan kemegahan kantor milik Andromeda.

"Maaf dek, sekretarisnya pak Andro bilang kalau tak ada tamu yang bernama Lovania jadi adek gak bisa masuk"

"Gitu ya kak"

"Mungkin jika ada titipan atau pesan boleh disampaikan lewat saya nanti saya yang akan menyampaikannya ke sekretarisnya pak Andro"

"Saya sih bawain pak Andro sarapan" ucap Lova sambil memperlihatkan kotak bekalnya. "Tapi karena gak boleh masuk lebih baik gak jadi aja deh kak"

"Baiklah kalau begitu"

"Permisi kak"

Lova keluar dari kantor dengan kecewa tapi kenapa, seharusnya dia biasa aja dong. Lova mengambil ponselnya dari saku celananya ingin menelpon Pak Darto tapi keburu ada panggilan masuk dari Andro jadilah ia mengangkat panggilan dari Andro.

"Halo"

"Halo, kamu udah berangkat ke kantorku?"

"Udah ini sekarang aku ada di depan kantor kakak"

"Kamu langsung masuk aja"

"Aku udah masuk tapi kata kakak resepsionisnya aku gak boleh ketemu"

"Kenapa?"

"Kata sekretaris kakak namaku gak ada di daftar tamu"

"Kamu jangan kemana-mana tunggu sebentar" ucap Andro.

Lova menatap ponselnya bingung setelah panggilannya diputus oleh Andro. Tak terlalu lama Andro keluar dari kantornya dan memanggil nama Lova.

"Manis banget sih kamu bawain sarapan buat saya"

"Kan kakak yang minta"

"Kamu kan bisa saja nolak"

"Emang boleh?"

"Enggak"

"Dasar"

"Disini panas ayo kita masuk"

Lova mengikuti Andro dari belakang, di sepanjang langkahnya menuju ruangan Andro, Lova merasa beberapa pasang mata karyawan melihatnya penasaran membuat Lova grogi.

"Sella perkenalkan ini Lovania lain kali kalau dia datang kesini langsung suruh masuk saja" ucap Andro kepada sekretarisnya.

"Baik pak"

Lova merasakan ketidak sukaan sekretaris Andro kepada dirinya namun Lova tetap memberikan senyum walaupun di balas dengan tatapan sinis. Lain kali kalau kesini Lova ingin memberikan sebuah colokan kepada Sella kalau dirinya masih mendapatkan tatapan sinis dari wanita dengan make up menor mengalahkan dandanan pengantin.

Andro dan Lova duduk di kursi sofa yang ada di ruangan Andro. Lova menyiapkan bekal bawaannya di atas meja.

"Kakak gakpapa makan jam segini seharusnya ini sudah lewat jam sarapan, tadi kakak udah sarapan belum di rumah?"

"Belum kan saya mau sarapan makanan yang kamu masakin"

"Ya ampun pasti kakak laper banget, ini aku bawain nasi lauknya ayam kecap sama oseng jamur terus aku juga bawain air mineral dari rumah"

"Saya mau disuapin sama kamu"

"Dih manjanya"

Lova menaruhkan lauknya jadi satu dengan nasinya lalu setelahnya menyuapi Andro, kasihan pria itu belum sarapan.

"Gimana kak enak gak?"

"Enak, kamu jago masak ternyata"

"Iya dong Lova gitu loh"

Lova menyuapi Andro dengan telaten sambil mendengarkan Andro bercerita mengenai pekerjaannya sesekali juga Lova menimpalinya. Saat sedang menyuapi tiba-tiba ada seorang pria masuk tanpa mengetok pintu membuat Lova kaget.

"An, ini berkas yang lo butuhkan" ucapnya lalu saat sadar ada manusia lain dalam ruangan membuat pria tersebut kaget.

"Taruh aja di atas meja"

Pria tersebut menurut tanpa melepas pandangan dari bosnya yang sedang makan dengan disuapi seorang gadis sebuah kejutan besar untuknya.

"Jangan lupa jam sebelas ada meeting di luar" ucap pria tersebut mengingatkan.

"Iya" ucap Andro lalu membuka mulutnya minta disuapi lagi.

"Kalau gitu gue keluar dulu" ucap pria tersebut yang tak di gubris oleh Andro namun ia mendapatkan senyum dari Lova yang membuat pria tersebut balik tersenyum namun senyum canggung.

Melihat tingkah sahabatnya yang menjabat sebagai tangan kanannya membuat Andro terusik tak tinggal diam Andro memberikan lirikan tajamnya yang berhasil membuat sahabatnya tersebut segera pergi dari ruangannya.

"Siapa dia?"

"Sahabat saya yang juga menjadi sekretaris pribadi saya"

"Pantes gak sopan gitu ke kakak" ucap Lova sambil memberikan suapan terakhir.

"Saya baru kali ini loh makan sebanyak ini"

"Enak banget ya kak masakanku" ucap Lova sambil memberikan sebotol air mineral.

"Lain kali bawain lagi ya"

"Nanti aku pikir-pikir dulu deh" ucap Lova sambil membereskan kotak bekal yang ia bawa sedangkan Andro menenggak habis minumannya dan ia merasa kenyang sekarang.

"Aku langsung pamit pulang ya kak udah siang juga"

"Hati-hati ya di jalan dan makasih buat sarapannya"

"Sama-sama"

"Saya antar sampai depan ya"

"Enggak usah kan kakak bentar lagi mau meeting mending siap-siap aja"

"Bener gakpapa"

"Iya bener" ucap Lova lalu berjalan keluar meninggalkan ruangan.

Andro kembali lagi duduk di kursinya dan merasa senang sampai tak sadar jika ia tersenyum saking bahagianya.

"Kenapa lo senyum-senyum sendiri, gak jelas banget tau nggak" ucap Leo, sahabat yang menjabat sebagai sekretaris pribadinya.

"Biarin, lagian gue lagi seneng lo ganggu aja"

"Iya deh yang habis di suapin makan sama anak prawan, btw dia siapa?"

"Kepo lo"

"Selera lo sekarang sama anak gadis nih emang udah bosen sama cewe yang suka nongkrong di bar" goda Leo.

"Itu mah cuma main-main yang ini beda" ucap Andro sambil berdiri dari duduknya menuju meja kerjanya.

"Serius kayak hidup lo bener aja"

"Udah gak usah di bahas katanya mau meeting" ucap Andro sambil memakai jas miliknya.

"Iya sih biasa aja kalo ngomong gak usah pake nge gas"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!