Chapter 9

Rumah Pak Darto sangat asri karena masih jauh dengan yang namanya polusi udara. Selain Pak Darto dan Istrinya, Lova juga mengajak Dilan, Indy serta Noval cs untuk ikut bersamanya. Si paling heboh siapa lagi kalau bukan Indy yang sangat antusias berada di kampung maklum dia hanya tau gedung tinggi dan jalan beraspal.

"Diem gak kau norak" ucap Dilan kepada Indy.

"Biarin aja kali" ucap Indy meledek.

"Kak Lova makasih ya udah ngajak kita juga" ucap Aldo.

"Pasti aku gak lupa sama kalian masa aku mau seneng-seneng sendiri"

"Lova, ku dengar kau daftar ke SMA Santeresa?" tanya Noval.

"Iya, karena menurutku sekolahnya bagus dan fasilitas juga sangat lengkap jadi aku memutuskan mendaftar kesana. Aku dan Indy kemarin langsung mendaftar di hari pendaftaran pertama dan kami berdua dinyatakan lolos" ucap Lova

"Garcep banget kalian berdua, padahal aku juga loh" ucap Aldo.

"Kau juga daftar dan keterima di SMA Santeresa?" tanya Indy.

"Seratus buat anda" ucap Aldo.

"Bilang aja gak mau pisah sama aku kan kau" ucap Lova.

"Iya kalau pisah nanti aku kangen di traktir" ucap Aldo di iringi gelak tawa.

"Terus yang lainnya gimana?" tanya Indy.

"Aku dan Noval sih mau daftar ke SMA Negeri Paripurna Dua" ucap Kiano yang diangguki oleh Noval.

"Aku juga akan daftar ke sana" ucap Dilan.

"Kapan pendaftarannya dibuka?" tanya Lova.

"Kayaknya seminggu lagi deh" jawab Kiano.

"Semoga kalian diterima yah di sana" ucap Lova.

"Aamiin" ucap semuanya kompak.

"Oh iya kan aku pernah bilang buat ajak main kalian ke rumah pohon sepertinya tidak jadi deh" ucap Lova dengan nada lemas.

"Kenapa kak?" tanya Aldo seperti tidak terima.

"Pembuatan rumah pohon diltunda karena papaku masih sibuk tapi nanti aku jadwalkan ulang buat main ke rumah pohon kalau udah jadi"

"Seru tuh aku di ajak kan?" tanya Indy.

"Iyalah kau diajak juga" ucap Aldo sambil melakukan tos tangan dengan Indy. Melihat Indy yang sok akrab membuat Dilan jengah melihatnya.

"Anak-anak ini minuman sama cemilannya dicicipi dulu" ucap Bu Lina, istrinya Pak Darto membawa ubi rebus, pisang goreng serta seteko es teh.

Duduk di teras rumah beralaskan tikar sambil menikmati camilan tradisional yang masih hangat dilengkapi es teh manis dan dinikmati bersama kawan-kawan rasanya seperti kalimat 'nikmat mana yang engkau dustakan'.

"Anak-anak habis ini ikut Pak Darto mancing lele di kolam milik kakaknya Pak Darto" ajak Pak Darto.

"Wih asyik tuh" ucap Aldo.

"Nanti kalau tangkapannya banyak nanti malam bisa pesta penyetan lele kita"

"SETUJUUU!!!" ucap Indy heboh yang mengundang gelak tawa dari kawan-kawan yang lainnya kecuali Dilan yang masih sinis terhadap Indy.

Pukul 15.00 Pak Darto serta anak buahnya, mari kita bilang saja seperti itu, berangkat menuju kolam lele milik kakak Pak Darto yang letaknya lumayan jauh kalau ditempuh dengan berjalan kaki tapi Pak Darto melihat anak-anak yang dibawanya tampak senang mungkin karena pengalaman pertama mereka berada di kampung jadi pak Darto tak merasa takut kalau mereka akan bosan.

"Enak juga ya disini" ucap Indy sambil sesekali mengambil selfie.

"Narsis banget sih kau" ucap Dilan.

"Kenapa sih sensi banget sama aku toh aku gak pernah buat rugi situ" ucap Indy yang lama-lama kesal dengan sikap Dilan padanya.

"Indy mau aku bantuin buat ngambil foto gak?" tawar Kiano.

"Enggak deh Ki makasih" ucap Indy.

"Dilan foto juga yuk" ucap Lova. Entah kesambet apa si Dilan dari tadi menekuk wajahnya seperti tak menikmati perjalanan ini

"Enggak deh"

"Bener tuh sama Noval juga" ucap Aldo sambil melirik Lova. Lova mengangguk tipis karena ini momen yang pas untuk membuat Noval dan Dilan menjadi dekat. Memang ini rencana Lova dan Aldo mengajak mereka untuk ikut berlibur dan mereka berdua akan mencari momen agar Noval bisa dekat dengan Dilan. Noval yang mendengar namanya di sebut sudah pasti sangat kegirangan kapan lagi coba bisa foto sama Dilan.

"Ide bagus tuh" ucap Noval lalu menghampiri Dilan.

"Senyum lan" ucap Aldo ketika Noval berada di belakang Dilan sambil membuat tanda peace dengan kedua tangannya yang berada di belakang kepala Dilan dan Dilan hanya tersenyum tipis dengan terpaksa.

"Bagus, lagi" ucap Aldo.

Beberapa jepretan berhasil di ambil oleh Aldo. Noval melihat fotonya bersama pujaan hati merasa terbang seperti kupu-kupu.

"Fotoin aku sama Kiano juga dong" ucap Dilan.

"Boleh tuh sama Indy juga" ucap Kiano.

"Aku pengennya foto sama kamu aja" ucap Dilan.

"Siapa juga yang mau gabung foto sama kalian" ucap Indy.

"Ya bagus deh kalau kayak gitu, Aldo cepetan fotoin kita berdua" ucap Dilan yang sudah berpose di dekat Kiano.

Sementara Indy malah mengajak Noval untuk mengambil selfie dengannya. Lova dan Aldo saling pandang satu sama lain seolah terkoneksi dan keduanya nampak menyipitkan matanya seolah tau pikiran satu sama lain. Apakah ini yang dinamakan cinta segi empat.

Tiba di lokasi kolam lele para cowok sangat bersemangat membantu Pak Darto memancing sementara yang cewek sibuk memberikan makan ikan di temani kakak Pak Darto panggil saja beliau dengan nama Pak Dadang.

"Ternak ikan lele modalnya berapa pak terus bisa dapet omset berapa?" tanya Indy.

"Nona mau ternak lele juga"

"Masa depan kan gak ada yang tau, mungkin aja saya jadi bos ternak lele"

"Iya juga sih"

"Emang kau bisa?" tanya Lova kepada Indy.

"Gak tau juga" Ucap Indy sambil meringis.

"Kalian bertiga teruskan kasih makan ikannya bapak tinggal dulu buat ngambil pelet lagi"

"Iya pak" ucap Lova.

Dari arah lain terdengar riuh suara anak cowok yang berhasil menangkap

beberapa ikan lele. "pesta penyetan lele beneran nih kita" ucap Aldo.

"Mantep lah bisa tidur nyenyak kalau lauknya menggugah selera" Noval menimpali.

"Semangat kalian!!!" ucap Indy sambil mengayunkan tangannya ke udara. Sorakan dari anak laki-laki adalah jawaban dari sorak semangat yang di berikan oleh Indy.

"Lebay banget sih kau jangan sok caper deh"

"Apaan sih Dilan kalau kau mau ikut sorak, sorakin aja sono gak perlu gengsi"

"Siapa juga yang gengsi" ucap Dilan sambil memalingkan wajahnya. Indy berdecak lalu ia memutuskan pergi dari tempatnya. Melihat sikap Dilan padanya membuatnya sakit hati.

"Kau kenapa sih lan risih banget sama Indy?" tanya Lova.

"Jujur aku gak suka sama dia"

"Alasannya kenapa?"

"Pokoknya gak suka aja dan kenapa sih kau jadi deket sama dia sampai ajak dia buat ikut liburan segala biasanya kan cuma kita berlima tanpa kehadiran Indy atau karena kalian masuk ke sekolah yang sama" ucap Dilan dengan suara yang sedikit meninggi.

"Aku tanya baik-baik ya lan dan kita satu sekolah atau enggak itu gak ada sangkut-pautnya lagian kan kita satu kelas apa salahnya sih dan Indy anaknya seru kok jadi aku ingin lebih dekat aja sama dia"

"Aku jadi sahabat kau dari awal kau pindah sekolah apa gak cukup"

"Egois kau" dari pada membuat keributan lebih baik Lova menjauh, dia merasa jengkel

dengan sikap Dilan yang menurutnya sangat tidak pengertian.

Dilan menutup matanya dan berjongkok di tempatnya "Gak seharusnya aku ngomong gitu ke Lova" ucapnya menyesal.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!