Chapter 2

Rintikan hujan di pagi hari membuat Lova tak mau lepas dari hangatnya dekapan selimut. Keadaan kamarnya yang sangat nyaman membuatnya enggan untuk beralih ke tempat lain. Kicauan burung yang terdengar di luar jendela malah membuat tidurnya semakin nyenyak namun jam weker yang berbunyi membuatnya harus membuka mata dan bangkit dari kasurnya. Lova mematikan alarmnya dan berjalan menuju kamar mandi.

Sedangkan di dapur rumah Lova ada seorang wanita yang berusia sekitar 40-an sedang berkutat di dapur untuk membuatkan sarapan untuk sang pemilik rumah dia adalah bu Marsih ART yang kebetulan juga tetangga Lova sendiri. Bu Marsih sudah lebih dari sepuluh tahun bekerja di rumahnya sebagai asisten rumah tangga.

Pukul 06.15 Lova sudah rapih dengan seragam sekolahnya juga tas yang tersampir di punggungnya. Ia berjalan menuju meja makan lalu sarapan dengan makanan yang dibuatkan oleh bu Marsih.

"Papa semalam gak pulang" ucap Lova yang jauh dari nada bertanya lebih tepatnya itu adalah ungkapan pernyataan.

"Biasa non, pasti papanya non Lova lagi banyak pekerjaan" ucap bu Marsih sambil menghidangkan makanan untuk Lova. Hari ini bu Marsih memasak nasi gurih dengan lauk udang krispi tak lupa saus tomat sebagai pelengkapnya.

"Bu Marsih nanti siang kalau papa pulang lebih dulu daripada aku bilang saja aku ada pelajaran tambahan untuk persiapan ujian" ucap Lova.

"Baik non" ucap bu Marsih sambil menata nasi serta lauk pauk di atas meja makan.

Lova makan dengan lahap, makanan bu Marsih adalah favoritnya apalagi ketika beliau membuat kulupan sangat nendang rasanya. Setelah Lova menghabiskan sarapannya ia segera berangkat ke sekolah di antar sopir dengan mobil pribadi yang memang papanya beli untuknya.

..._...

SMP Nusa Bakti tempat Lova dan Noval menimba ilmu di jenjang sekolah pertama. Jam sekolah akan berakhir tapi kelas Lova sudah separuhnya kosong di karenakan sebagian anak laki-lakinya sudah ada yang keluar untuk pulang atau mampir ke kantin sebelum mereka meninggalkan sekolah. Jam kosong di akhir pelajaran memang Golden moment untuk semua pelajar sekolah.

Satu persatu teman-temannya sudah meninggalkan kelas. Bel pulang sekolah akan berbunyi sepuluh menit lagi. Akhirnya Lova juga memutuskan untuk meninggalkan kelas terlebih dahulu. Kelasnya hampir tak ada jam kosong sekalinya ada pasti guru yang sedang berjadwal berhalangan untuk hadir.

Dari pada menunggu bel pulang sekolah di kelas yang sudah sepi hanya tinggal beberapa murid saja lantas Lova juga memutuskan untuk keluar lebih dulu dan berjalan menuju kelas Noval dan benar saja dugaannya, bel pulang sekolah terdengar saat Lova berada di depan kelas Noval.

"Hai Nov jadi kan kita?" tanya Lova ketika melihat Noval berjalan ke arahnya.

"Jadi dong" jawab Noval sambil menunjukkan gigi rapi nan putihnya itu.

Mereka berdua berjalan kaki menuju perpustakaan umum yang lokasinya tak jauh dari sekolah. Sebelum mereka mencari bangku kosong, mereka memutuskan untuk mencari buku-buku tambahan sebagai penunjang saat mereka belajar nanti agar tak mengganggu mereka saat sudah dalam waktu belajar. Setelah dirasa sudah tak ada buku yang ingin di cari, mereka berdua berjalan ke arah bangku yang masih kosong dan mulai belajar.

Sesekali Lova mengecek apa yang di pelajari oleh Noval dan Noval yang sering bertanya kepada Lova, Noval akui jika Lova lebih pintar darinya dan itu membuatnya lebih mudah dan tak perlu sungkan untuk lebih sering bertanya tentang pelajaran sekolah kepada Lova. Mereka larut dalam pembelajaran sampai tak sadar hari sudah mulai sore dan perpustakaan akan segera tutup.

"Lebih baik kita lanjut besok, hari sudah sore waktunya kita pulang" ucap Lova.

"Kau benar" ucap Noval menyetujuinya.

Mereka berdua bergegas merapikan barang-barang mereka dan mengembalikan buku yang mereka pinjam tadi. Pukul 16.38 mereka keluar dari perpustakaan. Rumah yang berlawanan arah membuat mereka tak bisa pulang bersama.

"Kau pulang naik apa?" tanya Lova.

"Naik taksi kau sendiri?" Noval balik bertanya.

"Aku di jemput supir" jawab Lova.

"Enak ya jadi kau di manja terus sama papa" ucap Noval yang sedikit cemburu melihat betapa enaknya kehidupan Lova.

"Sekali-kali mampir lah ke rumah, kau suka main game kan kebetulan papa habis beli PS lima pasti kau bakal betah deh di rumah papa" ucap Lova dengan nada yakin.

"Nanti aja deh nunggu waktu yang tepat" ucap Noval sambil memalingkan wajahnya ke arah lain, jujur Noval takut kalau bertemu dengan papanya entah karena alasan apa dia tak tahu padahal bertemu aja belum pernah.

Hening menyelimuti. Sebenarnya mereka berdua sama-sama menghindar jika di tawari untuk mampir kerumah masing-masing. Mereka berfikir jika akan ada rasa canggung ketika Noval yang bertemu papa dan Lova yang bertemu mama. Mereka merasa tidak terlalu dekat dengan salah satu dari mereka. Keheningan lenyap ketika mobil jemputan Lova datang.

"Aku pulang dulu ya" pamit Lova.

"Iya hati-hati kau" ucap Noval melihat Lova masuk ke dalam mobil.

Tak lama setelah kepergian Lova, taksi pesanan Noval datang dan Noval bersyukur karena tak perlu sendirian di halte yang semakin larut semakin sepi.

..._...

Keesokan harinya Lova dan Noval janjian untuk bertemu di pertigaan depan sekolah agar bisa jalan bareng. Jika mereka bisa setiap hari seperti ini pasti sangat menyenangkan.

"Lova besok kau ada acara nggak?" tanya Noval. Besok hari minggu ia berniat mengajak Lova untuk jalan-jalan.

"Kayaknya sih nggak ada" jawab Lova setelah mengingat jadwal untuk besok.

"Ada pembukaan taman baru di dekat stadion kalau kau mau aku ingin mengajak kau kesana" tawar Noval dan berharap Lova mau untuk ikut.

"Boleh juga" ucap Lova yang membuat Noval senang.

"Besok jam tujuh kita ketemuan di halte kita naik bis aja ke sananya"

"Oke"

Mereka berbincang-bincang santai sampai saat ingin memasuki gerbang sekolah tiba-tiba ada seorang perempuan yang menabrak punggung noval hingga jatuh tersungkur.

"Aduh dek hati-hati dong" ucap Lova ketika mengetahui kalau orang yang menabrak Noval adalah adik kelasnya yang sedang terburu-buru.

"Maaf kak aku gak sengaja" ucapnya sambil membantu Noval berdiri.

"Gakpapa lain kali hati-hati" ucap Noval dengan lembut.

"Makasih kak udah mau mengerti aku lagi buru-buru soalnya, aku izin masuk duluan ya" ucapnya sambil mengambil ancang-ancang untuk berlari.

"Iya, lain kali hati-hati ya kamu" ucap Lova.

"Iya kak aku janji lain kali bakal hati-hati" ucapnya lalu berlari mendahului mereka berdua.

Lova dan Noval hanya geleng-geleng kepala setelah tragedi tak terduga menimpa mereka di pagi hari yang cerah ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!