Akhirnya penantian menuju sekolah menengah ke atas sudah di depan mata. Hari riuh penuh kebahagian, para orang tua sangat bangga dengan apa yang dicapai oleh anaknya sampai saat ini. Setelah pembagian ijasah acara dilanjut dengan pesta kelulusan yang diadakan sangat meriah. Lova sangat bahagia karena papanya bisa hadir namun tak sampai ujung acara karena beliau harus terbang ke Amerika. Setelah papanya undur diri, Lova menikmati acara pentas seni yang diadakan adik kelasnya dengan teman yang senasib dengannya contohnya Indy.
"Gakpapa orang tua kita sibuk yang penting uang jajan mengalir dengan deras kan ya" ucap Indy yang mengundang tawa Lova.
"Tumben Noval gak nimbrung" ucap Indy.
"Ada orang tuanya"
"Maksudnya?"
"Mamanya dan papa sambungnya"
"Sorry ya Va, sebenarnya waktu di kedai ice cream aku tau semuanya" Lova memang agak terkejut tapi mau bagaimana lagi. "Udah gakpapa"
"Besok pendaftaran murid baru di SMA Santeresa udah dibuka, aku mau coba daftar ke sana" ucap Indy.
"Ikut juga dong" ucap Lova.
"Kalau Noval?"
"Dia mungkin akan mendaftar ke SMA Negeri Paripurna Dua"
"Jadi kalian gak satu sekolah" ucap Indy, Lova menggeleng "Tadinya sih ingin daftar ke sekolah yang sama dengan Noval tapi aku urungkan"
"Yang sabar ya" ucap Indy, dia mengerti perasaan Lova.
Niat awalnya Lova juga ingin mendaftar ke SMA yang sama dengan Noval tapi karena kejadian empat hari yang lalu membuatnya mengurungkan niatnya.
Acara kelulusan sekaligus perpisahan berakhir pukul 15.00. Lova dan Indy saling berpamitan untuk pulang ke rumah masing-masing. Saat hendak ingin pergi ke parkiran tangan Indy dicekal oleh seseorang yang membuatnya harus berhenti berjalan.
"Noval"
"Maaf tapi aku mau tanya sesuatu?"
"Tanya aja silahkan"
"Bagaimana keadaan Lova maksudku apa dia merasa senang?"
"Dia happy kok"
"Syukurlah kalau begitu"
"Noval aku melihat sepertinya Lova ingin mendaftar ke sekolah yang sama dengan kau tapi kayaknya ia gak jadi melakukan itu"
"Kenapa terus Lova mau daftar sekolah dimana?"
"Kalau alasannya kau tanya sendiri ke Lova, besok aku dan dia akan mendaftar ke SMA Santeresa"
"Jadi dia akan bersekolah disana?"
"Begitulah, udah dulu ya aku mau pulang bye-bye Noval"
Indy meninggalkan Noval di tempatnya, ia tak bisa memberikan opini apapun tentang hubungan keluarga orang lain biarlah urusan mereka selesaikan sendiri, Indy gak mau ikut campur.
"Jadi Lova akan sekolah di SMA Santeresa kalau aku boleh gak ya sekolah disana tapi sekolah itu kan sangat mahal, apa mama akan mengizinkannya"
..._...
Keesokan harinya sekitar pukul 07.00 Lova bersiap-siap pergi ke SMA Santeresa bersama Indy. Berkas keperluan mendaftar sudah ia siapkan tadi malam. Hari ini ia dan Indy akan berangkat dengan mobilnya.
"Mari Pak Darto kita berangkat" ucap Lova yang di antar oleh Bu Marsih.
"Baik Non" ucap Pak Darto segera menyiapkan mobilnya.
"Hati-hati Non semoga Non Lova diterima di sekolah barunya"
"Aamiin makasih doanya ya Bu Marsih"
Mobil berjalan dari arah garasi dan berhenti tepat di depan rumah dan Lova segera berangkat menuju rumah Indy terlebih dahulu. Seperti biasa Indy sudah menunggu di depan rumahnya dan merekapun langsung berangkat menuju SMA Santeresa.
Setelah sampai disana ternyata banyak calon kandidat yang mendaftar. Lova dan Indy bergegas menuju tempat pendaftaran, mereka diminta mengumpulkan berkas yang di minta dan mengisi beberapa formulir yang di berikan lalu setelah semuanya selesai sekitar pukul 09.00 mereka akan mengikuti beberapa tes untuk melihat seberapa pantas mereka bersekolah di tempat yang sangat bergengsi. SMA Santeresa memang sangat ketat untuk pemilihan calon murid baru.
Lova terlebih dahulu mengikuti tes selama kurang lebih 15 menit ia berada di dalam sedangkan Indy merasa gugup di tempatnya. Melihat Lova keluar dari ruang tes dengan kedua acungan jempolnya, Indy merasa yakin jika dirinya juga bisa melewati tes ini dengan mudah.
Sekitar pukul 12.00 Lova dan Indy beristirahat di cafe dekat dengan dengan SMA Santeresa sekalian makan dan berteduh. Hari ini cuaca cukup panas Indy saja sudah ke tiga kalinya memesan minuman dingin dan Lova kali kedua menghabiskan minuman bersoda.
"Panas bener" ucap Indy sambil mengipasi wajahnya dengan kipas angin mini yang ia bawa.
"Apa kita pulang saja menunggu pengumuman dari rumah" ucap Lova jujur
ia ingin segera rebahan di rumah saja.
"Jangan tunggu bentar lagi aja, setiap pendaftaran di SMA Santeresa hari itu juga mereka akan mengumumkan siapa aja yang lolos" ucap Indy.
"Tapi pengumumannya diunggah lewat situs mereka kan jadi apa bedanya kalau lihat di rumah" ucap Lova.
"Nggak afdol kalo di rumah udah kau nurut aja" Ucap Indy yang serius melihat situs resmi SMA Santeresa di layar iPad miliknya.
Daripada ia bosan mantengin situs seperti yang di lakukan oleh Indy lebih baik membuka sosmed mau cari berita viral. "Jaman sekarang banyak artis yang viral karena gimik" ucap Lova.
"Biasa itu namanya juga pansos kalo gak ada huru-hara dunia Entertainment bakal sepi" ucap Indy.
"Kau benar juga"
Lova terhanyut dalam berita-berita terkini yang sedang memanas. Jari-jemarinya tak berhenti untuk menggulir layar namun saat mendapati berita tentang pemuda sukses yang namanya tertera sangat tebal dan besar di bagian judul ia secara spontan menegakkan tubuhnya yang sebelumnya ia tidurkan di atas meja.
"Kenapa kau?" tanya Indy yang melihat temannya mendadak aneh. Lova mencermati setiap tulisan yang tertera dalam berita tersebut membuat Indy menjadi penasaran.
"Apaan sih" ucap Indy yang langsung merebut ponsel Lova.
"WHAT!!! gak salah kan ini berita" ucap Indy yang membaca ulang beritanya.
Lova mengingat kejadian waktu malam dimana Andro akan membuktikan
sesuatu padanya.
Indy mengembalikan ponsel Lova. "Feelingku juga mengatakan kalau Mas Andro ku gak sebejat itu dan terbuktikan kalau anak yang di kandung wanita tengik itu bukan anaknya mas Andro ku" ucap Indy yang begitu senang sekaligus lega.
Notif yang muncul dari iPad Indy membuat keduanya beralih menatap benda tersebut. Terlihat sepersekian detik keduanya mematung bak di sengat lebah.
"OH MY GOD LOVA KITA KETERIMA" ucap Indy histeris.
"Syukurlah aku lega sekarang"
"Aku gak sabar bawa kabar ini ke orang tuaku"
"Aku juga, malam nanti waktu papaku pulang dari kantor aku pasti akan memberitahunya"
"Karena kita udah dapat informasinya mari kita pulang"
"Oke, aku juga sudah capek"
"Sama"
Mereka berdua pulang dengan perasaan yang gembira. Tak henti-hentinya mereka tertawa walaupun pada hal kecil yang di rasa tak cukup lucu sekalipun.
Sampai rumah Indy segera memberitahu orang tuanya yang kebetulan sedang berada di rumah sementara Lova baru bisa memberitahu papanya di malam hari ketika papanya pulang dari kerja. Papanya merasa senang sampai memeluk Lova dan menciumi wajah anaknya saking gemasnya.
"Papa pasti capek banget baru pulang mending papa bersih-bersih habis itu istirahat" ucap Lova mendorong papanya untuk segera masuk ke kamar papanya.
"Capek papa ilang denger kabar bagus dari kamu"
"Papa udah makan belum"
"Sudah papa tadi makan malam di kantor"
"Oh ya pa, Pak Darto ngajak aku pulang kampung ke rumahnya terus aku mau ikut, besok aku sudah libur panjang kan jadi boleh ya"
"Tapi kamu gak boleh nyusahin pak Darto"
"Nggak akan"
"Papa izinin tapi selalu jaga diri ya"
"Makasih pa"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments