"Ikan di laut bunga di taman"
"CAKEP!!!"
"Kamu cemberut aku gak tahan"
"Beli batik di kampung halaman"
"CAKEP!!!"
"Punya otak goblok gak ketulungan"
Pasangan pikmi yang berada di kelas Lova sedang berbalas pantun membuatnya ingin muntah di pagi yang indah ini. Kali ini pasangan tersebut sedang dalam keadaan bertengkar di tambah riuh teman-teman yang meladeni drama tersebut membuat Lova ingin memukul kepala mereka satu-persatu.
"Bertengkar lagi mereka" ucap Dilan teman sebangku Lova yang baru datang sambil menaruh tasnya di atas meja.
"Kayak gak tau aja kau"
"Nanti malam ikut kan kau ke party-nya Tio?" Tanya Dilan sambil duduk di bangku.
"Ikut"
"Bareng yuk rumah kita kan satu blok"
"Boleh aja"
Dilan membuka tasnya dan mengeluarkan beberapa alat make up lalu mulai memoles wajahnya dengan sapuan berbagai bedak serta eyeshadow dan blush on yang warnanya sedikit mencolok bagi Lova.
"Banyak bener make upmu"
"Wajar kan cewek"
Sapuan blush on bling-bling membuat Lova tak berkedip beberapa saat.
"Gak takut kena razia kau?"
"Kalau disita kan tinggal beli lagi"
"Oh ya bapak kau kan kaya"
"Nah itu tau"
Sebelum bel masuk berbunyi Lova meluangkan waktu sebentar untuk mengecek ponselnya. Ada beberapa pesan masuk dari papa serta Noval dan teman-teman masa kecilnya tapi ada satu pesan dari nomor tak di kenalnya yang membuat perhatiannya tertuju pada pesan itu. Lova berniat membukanya tapi bel sekolah berdering dan guru yang mengajar sudah masuk ke kelasnya terpaksa ia memasukkan kembali ponselnya.
"Rajin amat tuh guru" ucap Dilan sambil memasukan peralatan make upnya dengan kasar.
..._...
Istirahat di kantin utama memang sangat ramai dan berdesakkan belum lagi jika harus mengantri tapi berkat Noval, Lova tak perlu susah payah seperti teman-teman yang lainnya, ia tinggal duduk manis dan jajannya pun datang dengan sendirinya.
"Enak banget sih kau punya saudara kayak Noval" ucap Dilan.
"Jelas dong" ucap Lova dengan penuh bangga.
"Girls, telur mini pedas manis sudah datang" ucap Noval membawa tiga porsi telur mini, tentu ia tak lupa dengan keberadaan Dilan. "Dan ini minumnya es sirsak"
"Makasih Noval" Ucap Lova dan Dilan bersamaan.
"Sama-sama my girls"
Tak lama dua teman Noval juga datang dengan membawa pesanan mereka. Setiap istirahat mereka berlima selalu bersama di kantin yang sama dan di bangku yang sama pula.
"Ki besok malam kau ada acara nggak?" tanya Dilan kepada cowok yang bernama Kiano.
"Nggak sih emang ada apa?"
"Belajar bareng yuk"
"Boleh tuh"
"Aku mau ikut juga dong" ucap Noval.
"Kau gak di ajak" ucap Dilan sinis.
"Judes banget mbak"
"Bukannya setiap malam kau selalu ngajak main PS" Ucap aldo, temannya.
"Emang cocok kau main dari pada belajar" ucap Dilan.
"Aku baru dapat tawaran bagus dari papaku" ucap Lova kepada Aldo.
"Tawaran apa kak?"
"Kalau misal nilaiku ujian bagus aku boleh minta apapun yang aku mau dan aku minta untuk dibuatin rumah pohon dan nanti PS lima milik papaku akan aku suruh buat letakkan disana, gimana nanti kalau sudah libur ujian kalian main ke rumahku, kalian boleh main PS sepuasnya.
"Beneran kak" ucap Aldo.
"Bener dong, kau juga harus ikut Val"
"Pengen juga" ucap Noval dengan nada manja seperti anak kecil.
"Makanya ikut juga gak menerima alasan pokok harus datang"
Noval tersenyum senang kapan lagi dia main ke rumah papanya mungkin saat itu adalah saat yang tepat untuknya berkunjung.
"Cepet di habiskan makanan kalian jam istirahat sebentar lagi mau habis" ucap Lova.
"Eh kok perut aku tiba-tiba mules ya" ucap Dilan.
"Mau ke kamar mandi? sini aku anterin sebelum bel masuk bunyi" ucap Lova.
"Ini bukan sakit perut mau pup"
"Lah terus?"
"Hari pertama dapet biasa lah kayak gak tau aja kau"
"Dapet apaan lan?" tanya Noval dengan wajah cengo.
"Diem kau"
"Aku anterin ke UKS mau sekalian aku ada perlu sama Rani pasti di jam segini dia masih ada di UKS"
"Makasih ya Ki"
Dilan dan Kiano beranjak dari tempatnya menuju UKS sedangkan Lova dan Aldo
menatap miris Noval yang sedang dilanda cemburu.
"Udah jangan sedih cewek gak cuma Dilan aja masih banyak kok di luar sana yang mungkin lebih mantep dari si Dilan" ucap Aldo tipe cowok penyuka cewek bohay.
"Mulutnya" ucap Lova. Aldo hanya bisa nyengir seperti kuda. "Ampun kak"
"Va bantuin aku biar deket sama Dilan dong kau kan tau aku udah lama suka sama dia"
"Gimana ya Val ini tuh soal hati tapi ya nanti dicoba nggak ada salahnya juga"
"Bener Va"
"Tapi misal kalau udah mentok si Dilan emang gak mau sama kau, jangan ada yang namanya paksaan loh ya"
"Siap tuan putri"
"Aku juga bakal bantuin" ucap Aldo mengajukan diri.
"Emang kau teman aku yang terbaiklah" ucap Noval lalu memeluk Aldo dengan erat.
"Lepas woy gak bisa napas aku" ucap Aldo berusaha melepaskan tubuhnya dari dekapan Noval sementara Lova hanya tertawa cekikikan melihat interaksi Noval dan Aldo yang sangat lucu dimatanya.
..._...
Malam pun tiba. Lova dan Dilan berangkat menuju rumah Tio. Sebelumnya Dilan tak tahu kalau Indy bakal ikut satu mobil dengan Lova tapi karena terlanjur dia yang ingin bareng mau gak mau Dilan harus menerima keberadaan Indy.
"Udah jangan cemberut dong kan Indy juga teman kita" ucap Lova.
"Tapi dia itu pikmi kelas akut aku gak tahan sama ke princessannya itu"
"Ya mau bagaimana lagi, kasihan dia sendiri soalnya temennya gak bisa dateng"
"Lagian temen pikminya itu kenapa gak dateng sih, oh atau karena tadi habis berantem sama pacarnya"
"Udah jangan di bahas lagi kita udah sampai di rumahnya Indy"
Lova menurunkan kaca mobil dan melambaikan tangannya ke arah Indy yang ternyata sudah menunggu di kursi depan rumahnya.
"Hai Lova" sapa Indy sambil berlari kecil menuju mobil.
"Hai Indy ayo cepet masuk" ucap Lova ketika pintu mobilnya terbuka.
"Eh ada Dilan juga bakal seru kalau rame-rame" ucap Indy ketika melihat
Dilan duduk di bangku paling belakang.
"Mari pak Darto kami sudah siap" ucap Lova ketika melihat kedua temannya sudah duduk dengan nyaman dan entah kenapa tiba-tiba Dilan berpindah duduk ke kursi belakang saat sampai di rumahnya Indy, senyamannya
Dilan aja pikir Lova.
"Baik Non"
Di perjalanan Indy banyak bercerita tentang banyak hal dan Lova dengan senang hati menanggapinya tapi lain hal dengan Dilan yang sangat muak dengan apapun yang dibicarakan oleh Indy.
"Indy bisa diam gak kau berisik tau gak" ucap Dilan dengan nada judes.
"Apaan sih yang punya mobil aja gak masalah kenapa kau yang sewot" balas Indy tak kalah judes.
Lova pun bingung harus melerai bagaimana karena setau Lova mereka berdua punya satu kesamaan yaitu keras kepala tapi untungnya sebelum terjadi pertengkaran hebat mereka sudah sampai di kediaman Tio membuat Lova bernafas lega.
"Wih aesthetic banget nih party gak rugi aku datang" ucap Indy yang langsung berjalan menghampiri teman-teman yang sudah mengitari meja makan sedangkan Lova dan Dilan menghampiri Tio terlebih dahulu.
"Keren banget kau bikin party" puji Lova.
"Makasih Va"
"Bisa-bisanya kau bikin party menjelang ujian" ucap Dilan.
"Ya mau gimana lagi habis ujian nanti aku sekeluarga langsung pindah ke Aceh" ucap Tio yang membuat Lova dan Dilan terkejut.
"Jauh amat dari Jawa langsung pindah ke Aceh" ucap Lova.
"Mau gimana lagi, ayahku ada panggilan kerja ke sana mau gak mau aku, bunda sama adek aku juga harus ikut"
"Jadi kau bakal daftar sekolah disana dong"
"Iyalah"
"Yang rajin kau disana jangan bikin party mulu kayak disini" ucap Lova.
"Iya deh nanti bakal di kurangin dan kalian berdua silahkan nikmati makanannya aku tinggal bentar ada temen-temen lain yang baru datang"
"Oke" ucap Dilan.
Pesta berjalan dengan menyenangkan, mereka tampak asik mencicipi berbagai hidangan hingga tak terasa hari sudah semakin larut. Pesta yang diadakan oleh Tio biasanya berakhir dengan bahagia tapi tidak untuk kali ini karena di akhir acara pesta malah mengundang banyak tangisan lantaran Tio yang mengumumkan kepindahannya.
"Aku tau ini belum acara perpisahan sekolah tapi aku ingin membuat acara khusus untuk mengenang pasta terakhir kalian dariku semoga nanti kita akan dipertemukan ketika sudah sama-sama sukses"
"Aamiin" ucap semuanya kompak.
"Karena hari sudah larut maka aku akhiri pesta kali ini tapi sebelum kalian pulang mari kita foto bersama"
Mereka semua tampak kompak. Beberapa jepretan berhasil di abadikan. Mereka pulang dengan perasaan yang berbeda. Rasanya berpisah dengan teman yang setiap hari bertemu memang pahit rasanya tapi itulah kehidupan ada perjumpaan pasti juga ada perpisahan.
Lova tiba di rumah sekitar pukul 23.30 setelah mengantar Indy dan Dilan tentunya. Sesampainya di rumah Lova langsung membersihkan diri dan berniat untuk langsung tidur karena badannya sudah ingin direbahkan. Setelah Lova berganti baju dengan baju tidur ia segera membaringkan badannya di atas kasur tak lupa mematikan lampu kamar menyisakan lampu tidur mini miliknya. Lova sudah akan terlelap tiba-tiba ponselnya berbunyi dengan nyaring ingin rasanya mengabaikan tapi takut kalau itu penting. Dari pada tak bisa tidur pulas lebih baik ia mengecek ponselnya.
"Siapa yang gabut tengah malam nge-chat anak orang" ucapnya sambil menguap. Lova membuka whatsappnya dengan mata yang sudah sulit untuk terbuka. Lova termenung sebentar saat mengetahui bahwa ia mendapatkan pesan yang sama dari nomor tak dikenal yang tadi pagi juga sudah mengiriminya pesan namun tak sempat ia baca. Saat Lova membuka pesan tersebut isi di dalamnya hanya pesan kosong yang membuatnya bingung.
"Apa ini hanya orang iseng"
Setelah mengetahui jika pesan tersebut tidak penting Lova meletakkan kembali ponselnya dan memulai untuk tidur karena besok dirinya masih harus bersekolah, ia tak mau harus menahan kantuk di pagi hari cuma gara-gara dirinya kurang tidur, jujur itu sangat melelahkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments