Chapter 4

Nyanyian yang terdengar mengalun di penjuru Cafe membuat Lova merasa tenang ditemani secangkir kopi capuccino. Waktu berlalu dengan cepat tak terasa waktu ujian semakin dekat. Lova merasa bosan di rumah karena papanya sudah dua minggu pergi ke luar negeri untuk berbisnis. Lova melihat jam tangannya dan ternyata sudah hampir satu jam ia berada di Cafe.

"Baru juga duduk udah satu jam aja aku di sini"

Lova meminum kopi pesanannya untuk yang terakhir sebelum ia bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah kasir. Setelah membayar dan mendapatkan uang kembalian, Lova berjalan ke arah pintu dan akan membukanya tapi sebelum itu terjadi pintu sudah lebih dulu di buka oleh pelanggan yang lain Lova pun memberikan jalan terlebih dahulu agar pelanggan tersebut bisa masuk sebelum ia

keluar dari Cafe.

"Kamu"

Lova yang tadinya menunduk langsung mengangkat wajahnya karena merasa dirinyalah yang dimaksud. Lova meneliti setiap lekukan wajah seorang pria dewasa di depannya ini namun ia merasa tak mengenal pria itu.

"Maaf anda siapa ya, merasa kenal dengan saya" ucap Lova menunjuk dirinya sendiri.

"Kamu tidak mengenali saya" ucapan pria tersebut yang membuat Lova bingung.

"Maaf tapi sepertinya tidak atau mungkin kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya Lova.

"Kamu tak ingat sudah pernah memarahi saya waktu di taman"

Lova nampak mengingat-ingat. "Oh kakak yang waktu itu"

"Kau tinggal di dekat sini?"

"Kenapa kakak harus tahu"

"Permisi kak mohon untuk tidak menghalangi jalan ya" seorang pelayan wanita menegur mereka karena posisi yang berada di tengah pintu sehingga mengganggu pelanggan yang akan keluar atau masuk Cafe.

"Maaf kak" ucap Lova sedikit membungkuk, ia merasa tidak enak.

"Jika kakak ingin masuk cepatlah aku mau keluar" ucap Lova yang tidak ingin memperpanjang obrolan.

Pria itupun masuk ke dalam Cafe sehingga Lova bisa mendapatkan jalan untuk keluar jika karena tidak ada janji dengan seseorang pria tersebut berniat mengajak Lova mengobrol lebih banyak lagi.

"Dasar pria aneh" gumam Lova lalu keluar dari cafe.

Di luar Cafe Lova mengeluarkan ponsel dari saku jaketnya, ia ingin menelfon Noval untuk ia ajak ke Restoran sushi favorit papanya entah kenapa tiba-tiba dirinya ingin makan sushi dan lagi pun sudah terakhir semenjak piknik di taman dirinya dan Noval jalan menghabiskan waktu di luar.

"Halo Val" sapanya ketika panggilannya terhubung.

"Ada apa?"

"Makan sushi yuk"

"Kau yang bayar yah" ucapnya bersemangat.

"Pastilah"

"Dimana?"

"Nanti aku share lock"

"Oke, aku siap-siap dulu"

"Sampai jumpa disana"

"Sampai jumpa"

Lova terkekeh saat menutup sambungan telfonnya karena mendengar Noval yang sangat gembira dari sebrang sana. Ia berjalan menuju mobil dan mengatakan kepada supirnya bahwa ia ingin makan sushi di tempat favorit papanya. Pak Darto sebagai supir pribadi Lova selalu mengiyakan kemanapun nona kesayangannya ini ingin pergi.

Butuh waktu sekitar 30 menit perjalanan dari Cafe menuju Restoran sushi. Menurut Lova itu cukup lama dan apa yang harus dilakukannya sekarang, mungkinkah sampai ke tujuan ia harus duduk di mobil sambil termenung melihat ke arah luar kaca mobil, itu sudah menjadi kebiasaan umum semua orang.

"Kenapa Non?" tanya pak Darto melihat Lova duduk dengan tidak tenang dari spion depan. Beliau sudah menjadi supir Lova sejak Lova masuk sekolah TK.

"Bosan aja pak"

"Bentar lagi ujian sekolah ya Non?"

"Iya pak, doa yang banyak pak buat Lova biar dapet nilai bagus dan masuk ranking tiga besar"

"Aamiin, Pak Darto mah selalu berdoa buat kebaikannya non Lova, selalu itu non bener deh gak bohong"

"Kalau pak Darto yang ngomong Lova pasti percaya"

"Biasanya kalau habis ujian pasti libur panjang ya Non"

"Iya pak"

"Rencana non Lova mau liburan kemana?"

"Gak kemana-mana di rumah aja kayak biasanya papa pasti sibuk ngurusin kerjaan" ucap Lova dengan nada sedih.

"Gimana kalau Non Lova ikut pak Darto pulang kampung" tawar pak Darto. Ia merasa kasihan kepada majikan mudanya karena setiap libur ujian semester atau kenaikan kelas pasti anak itu tidak pernah liburan ke tempat khusus.

"Pulang kampung kemana pak?" tanya Lova yang sudah mulai tertarik.

"Ke kampung halamannya pak Darto lah"

"Mau dong pak"

"Tapi non Lova harus minta izin dulu ke Tuan besar"

"Gampang itu tapi bener ya pak jangan PHP"

"Gak lah non masa pak Darto PHP"

"ASIK!!!"

Melihat Nona mudanya bahagia membuat hati pak Darto menjadi hangat. Apakah begini rasanya mempunyai seorang anak, dimanjakan dengan cara yang sederhana sudah bisa membuatnya bahagia. Andai ia diberikan rezeki seorang anak betapa bahagianya dirinya. Sudah dua puluh tahun lebih ia menikah namun belum juga diberi momongan. Tapi semua sudah di atur oleh yang maha kuasa jika saat ini sudah yang terbaik untuk keluarganya maka ia harus tetap bersyukur. Mempunyai istri yang sabar, pekerjaan yang ringan serta bertemu sosok Lova yang sudah dianggapnya sebagai anak sendiri hal tersebut sudah membuatnya bahagia. Lova juga sesekali berkunjung ke rumah pak Darto membuat istrinya senang ada teman untuk mengobrol, memasak, berkebun dan melakukan aktifitas lainnya.

Sesampainya di Restoran Lova langsung masuk ke dalam sedangkan pak Darto akan menunggu di mobil. Tak Lova sangka ternyata di tempat yang amat sangat mencolok seorang lelaki seusia dengannya sedang melambai-lambaikan tangannya tak lupa dengan senyum merekahnya.

"Sudah lama kau berada disini?" tanya Lova.

"Belum lama sih sekitar lima belas menitan" jawab Noval.

"Semangat sekali kau kalau urusan makanan"

"Kelihatan ya"

"Jelas banget"

"Bisakah kita memesan sekarang"

"Tentu saja"

"Biar aku yang pesankan" Noval berdiri lalu menuju ke tempat order makanan.

Saat sedang asik duduk santai sambil menunggu Noval kembali dengan pesanannya, Lova dialihkan dengan suara ponsel yang berdering. Dilihat

ponsel miliknya dan ternyata ia mendapatkan telfon dari teman sekelasnya.

"Indy, ada apa dengannya tumben sekali dia menghubungiku" tak menunggu lama ia pun mengangkat panggilan tersebut.

"Halo"

"Halo Lova"

"Ada apa nih tumben kau telfon"

"Iya nih soalnya mau ngabarin kalau besok teman sekelas kita si Tio mau ngadain party"

"Seriusan kau?"

"Iya baru aja dia bikin pengumuman di grup kelas"

"Masa sih bentar aku cek dulu"

Karena Lova merasa penasaran ia membuka ruang obrolan di kelasnya dan ternyata yang dibicarakan Indy itu adalah kebenaran yang membuat Lova tak habis pikir. Mereka ini mau ujian malah ngadain party emang temannya yang bernama Tio itu agak kurang penuh daya otaknya.

"Emang ajaib si Tio itu" ucap Lova kembali lagi ke dalam panggilannya.

"Temanku si Priska baru saja ngabarin aku kalau dia berhalangan hadir dan kau tau sendiri kalau kemana-mana aku selalu sama dia"

"Iya aku bisa melihatnya dengan jelas" ucap Lova. Siapa sih yang gak tau duo heboh ter pikmi yang ada di sekolah.

"Hanya sekedar info nih aku tuh kemana-mana selalu di antar jemput gitu

kalau gak aku takut mau kemana-mana sendirian bukan manja atau gimana ya

kau tau sendiri kan daddy aku termasuk anggota partai yang terpandang nanti

kalau aku kenapa-napa di luar gimana"

"Jadi..."

"Jadi aku mau nebeng sama kau sekalian aja kan ya, rumah kita kan deket jadi minta tolong aja buat mampir bentar"

"Iya gampang"

"Beneran, wih makasih banget kalau gitu udah dulu ya aku mau ke salon sama mommy aku"

"Oke"

"Bye-bye"

Panggilan terputus. Lova meletakkan kembali ponselnya ke dalam saku jaketnya. Selang beberapa menit Noval datang dengan pesanannya.

"Selamat menikmati"

"Makasih ya udah bersedia mengantri"

"Gakpapa asal gak bayar aku sih mau-mau aja"

"Bisa aja kau"

Mereka menyantap sushi dengan lahap sambil mengobrol kan hal-hal yang ringan sangat pas sebagai penutup kegiatan sore hari yang indah ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!