Dari SEDAYU ~ JOGJAKARTA, yanktie mengucapkan selamat membaca cerita sederhana ini.
Kali ini Wayan segera pulang naik motor bersama dengan Sukma agar Dewi tak melihat dia telah tiba dirumah kalau melihat mobil miliknya. Wayan berniat menunggu Dewi tiba di rumah.
Tiba di rumah Sukma sibuk sendiri di kamar. Dia tak menemani Wayan yang sibuk telepon sana sini.
Yang mengagetkan ibunya Wayan telepon, tetangganya bilang melihat Dewi jalan berdua di sebuah hotel tanpa Komang.
Ibunya Wayan langsung memerintah keponakannya ke hotel dan melihat Komang tidur di mobil di parkiran hotel.
Sayang saat itu sudah sore sehingga Wayan takut tak sempat memergoki Dewi secara langsung.
Dewi pulang dengan Komang yang digendong oleh sopirnya.
Begitu Dewi masuk ruang tamu Wayan berdiri menyambutnya.
"Kamu bawa kemana lagi anakku?" kata Wayan.
"Apa sih kamu!" Dewi tak kalah keras, tak mau ditegur Wayan.
"Ya kamu bawa dia ke mana dari pulang sekolah dan kenapa dia kembali tertidur seperti itu? Kamu kasih obat tidur lagi seperti kemarin?" cecar Wayan.
"Siapa yang kasih obat tidur?"
"Dokter yang bilang, bukan aku. Itu sudah dibuktikan. Ada suratnya aku sudah buat surat keterangan dokter," jelas Wayan. Wayan memang sengaja membuat surat keterangan itu sebagai pegangan.
Tanpa menunggu Wayan dan Dewi yang sedang bertengkar Sukma langsung ke apotik membeli obat yang kemarin dokter resepkan. Sedikit-sedikit dia masukkan ke mulut Komang sampai habis setengah botol.
Sukma tak ingin putrinya kembali menjadi korban seperti kemarin. Sukma sudah membulatkan tekad bahwa dia akan mengakui Komang adalah putrinya pada Dewi.
Sukma tak mau lagi putrinya menjadi korban. Terlebih tahu dari orang tua Wayan, kalau Komang buat tameng Dewi selingkuh agar aman keluar rumah. Agar aman pacarannya Komang dikasih obat tidur.
\*\*\*
"Bu saya mau bicara."
"Kenapa kamu?" kata Dewi sinis.
"Saya mau membawa anak saya. Saya pamit keluar dari sini."
"Maksud kamu apa?" Dewi tak mengerti maksud perkataan Sukma.
"Bu Lastri sini, saya ingin ada saksi kalau saya izin bukan menculik," Sukma memanggil Lastri yang kebetulan lewat. Komang belum bangun karena obat yang dia minum.
"Ayya adalah anak kandung saya." Jelas Sukma tanpa ragu.
"Siapa bapaknya?" Tanya Dewi cepat.
"Orang pabrik teman kerja saya dulu saat saya berhenti kerja dari sini." Andai Dewi teliti, kepergian Sukma dengan kedatangan kembali belum genap satu tahun.
Kalau Sukma pacaran dengan orang pabrik, masa pergi sembilan bulan, bayi yang dibawa mertuanya sudah berumur tiga bulan?
Itu karena saat pergi dari rumah Sukma sudah hamil 3 bulan. Jadi 9 bulan kemudian bayinya sudah usia 3 bulan.
"Bagaimana mungkin dia anak kamu? Mertua saya yang bawa bayi itu."
"Saya bertemu dengan mertua Ibu, lalu ibu mertua anda menawarkan bayi saya diadopsi agar bisa hidup layak."
"Saya pikir itu alternatif terbaik, maka saya pun melamar kembali di sini."
"Benar ini anak kandung kamu?"
"Iya Bu boleh tes DNA kalau Ibu nggak percaya."
"Buat apa? Saya juga nggak peduli kok."
"Iya Bu, Ibu nggak peduli pada Ayya, makanya Ibu bisa bawa pacaran ke hotel." Sukma tak lagi takut pada Dewi.
"Apa kamu bilang?"
"Saya nggak suka anak saya dibawa pacaran oleh Ibu, dia buat tameng Ibu keluar rumah."
"Maksud kamu sih?"
"Ibu mertua anda tahu anda chek in di hotel. Dia bilang koq hotel mana, dan Komang ibu tinggal di mobil dengan sopir."
"Silakan aja bawa anak kamu. Saya nggak peduli." Dewi tak mau menahan atau memperkarakan Komang dibawa kabur oleh Sukma bila tak ingin aibnya terbongkar.
"Bu Lastri saksi saya dipersilakan bawa anak saya. Kalau sampai saya dibilang bawa kabur akan saya umumkan apa yang Ibu perbuat juga saya tuntut pemberian obat tidur berulang pada balita."
Sukma pun pamit pada Lastri dan Saino. Sukma membawa putrinya tanpa tujuan hingga tiba di Badung.
Sukma sudah mempersiapkan baju dan surat-surat Komang sejak semalam. Untung Komang masih TK sehingga tak perlu urus surat pindah. Nanti daftar ke SD saja saat tahun ajaran baru.
\*\*\*
Sepeninggal anak dan istrinya, Wayan sakit.
Wayan dan keluarga bingung mencari ke mana-mana. Wayan mengutus Saino pulang memantau apa Sukma ada di Banyuwangi, tapi ternyata tak ada.
Sejak Wayan mencari anaknya itulah Dewi tahu bahwa ternyata Komang adalah anaknya kandung Wayan dengan Sukma.
Dewi langsung lapor pada orang tuanya kalau Wayan telah selingkuh.
Wayan tak terima, dia beberkan kelakuan Dewi selama ini bahkan perilaku Dewi memberi obat tidur ada Ayya.
"Kalian mau saya beberkan pada polisi kalau Dewi berperilaku seperti ini?" Ancam Wayan.
Ternyata selama ini ayahnya Dewi tak tahu soal kondisi rahim Dewi yang tak subur akibat aborsi dan lain-lain. Mamanya Dewi menutupi semua itu dari suaminya.
Saat itu karena kaget mendengar sepak terjang Dewi yang disokong istrinya papa Dewi meninggal.
Akhirnya ibunya Dewi mengancam kalau Wayan mau mengurusi Komang semua usahanya akan diambil alih dan semua keluarganya yang ikut bekerja di situ harus keluar.
Wayan dilema. Antara satu orang anak atau puluhan perut keluarga besarnya yang bekerja diusahanya.
Akhirnya Wayan pun menjadi boneka ibunya Dewi.
Dulu Sukma berkorban dirinya jadi pengasuh yeng penting anaknya bisa bahagia. Sekarang Wayan yang berkorban untuk semua anggota keluarganya.
\*\*\*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 516 Episodes
Comments