Dari SEDAYU ~ JOGJAKARTA, YANKTIE mengucapkan selamat membaca cerita sederhana ini.
"Alhamdulillaaaaaah," Sonny mengucap syukur dia telah berhasil membawa rombongan keluarganya selamat tiba di kota Kediri. Kota asal calon istrinya.
"Semua turunkan dan taruh kamar aja Mukti," Abu menurunkan semua barang milik mereka.
"Iya Pa," Mukti dan Aksa menaruh barang mereka ke trolly hotel.
"Papa cuma sewa tiga kamar buat kita, karena mamas enggak mau sendirian." Ambar mengatakan pada putranya dan memberikan dua kunci kamar pada Mukti untuk menaruh barang miliknya dan milik anak-anak .
"Ini kunci kamar untuk eyang akan mama kasih ke sopirnya sekalian kunci kamar sopir," Ambar menuju mobil mertuanya untuk memberikan kunci kamar.
\*\*\*
"Kamu sudah siap?" Sudah tahu alamatnya?"
"Mana aku tahu. Aku cuma dikasih alamat ini dan dia sudah share loc itu aja," kata Sonny.
"Oh ya udah." Jawab Abu.
"Papa tahu aku nggak pernah pacaran sama dia. Di Jakarta pun ketemuannya sesekali. Enggak pernah nge-date. Enggak pernah chat seperti orang pacaran itu," kata Sonny.
"Kamu akan menikah dengan dia. Ingat menikah itu untuk selamanya," Abu mengingatkan putranya sebelum terlambat.
"Aku serius Pa. Sudahlah aku sudah mantep kok, enggak perlu diragukan. Aku tetap akan setia apa pun yang terjadi kecuali memang dia yang salah."
"Tapi kalau dari pihak aku, aku akan selalu setia Pa," Abu, Mukti dan Sonny sedang bicara bertiga.
Ambar ditemani oleh Aksa makan menemani para eyang menunggu keluarga Ambar dari Jember yang juga akan ikut menginap di situ untuk datang ke lamaran besok.
"Kalau aku dikhianati itu bukan urusanku, tapi pasti aku ceraikan karena tidak ada dalam kamus hidup aku penghianatan."
"Tapi aku tidak akan pernah berkhianat! Sepahit apa pun aku tak akan pernah menyesal telah memilih dia sebagai istri aku. Biarlah yang penting mama bahagia."
"Mama enggak selalu nguber-nguber aku karena dia berpikir tentang kesehatannya eyang Angga."
"Kalau aku lihat eyang Angga enggak apa apa loh," kata Mukti.
"Ya mungkin karena eyang Menur selalu mendesak seperti itu jadi mama kepikiran," Abu membenarkan pandangan Mukti.
"Iya eyang Menur yang mendesak dengan alasan kondisi eyang Angga," kata Mukti.
"Enggak apa-apa aku berkorban buat mama. Hanya mama yang aku cinta. Jadi apa pun yang terjadi aku tetap akan mendahulukan mama di atas segalanya," ucap Sonny yakin.
"Aku juga gitu, semuanya hanya buat Mama," kata Mukti.
"Mama adalah perempuan terbaik buat aku," lanjut Mukti lagi.
Abu bahagia kedua putranya mencintai ibunya sedemikian dalam.
'*Andai kamu tahu salah satu dari kalian bukan anak Ambar*,' kata Abu dalam hatinya.
"Eyang Ono sudah datang Pa. Ayo kita nyamperin mereka." Mukti memberitahu papanya kalau Soetiono ayahnya Ambar telah tiba.
Soetiono datang bersama dengan dua anak lelakinya ditemani dua menantu perempuan.
Eyang putri dari Ambar sudah lama meninggal sehingga hambar hanya punya ayah saja.
Ada dua kakaknya Ambar beserta istri mereka jadi rombongan dari Jember datang berlima.
Mukti dan Sonny salim pada eyang dan para pakde dan budenya.
"Wah cucu Eyang makin ganteng aja," kata Soetiono.
"Ya nurun dari eyangnya lah. Kalau eyangnya nggak ganteng mana bisa aku punya wajah seperti ini," kata Sonny.
"Bukan cuma dari Eyang Angga ya?" goda Abu.
"Ya enggak dong tetap ada prosentase dari Eyang Ono," kata Ambar membela garis keturunannya.
"Pastinya dong cucu Eyang Ono kok," Airlangga hanya tertawa dia dan besannya memang sangat akrab.
Selanjutnya mereka beramah tamah karena malam ini memang mereka akan tidur di hotel yang sama.
"Bagaimana Dek Aksa sekolahnya? Masih juara?" tanya tanya bude Pram.
"Iya Bude masih juara, sekarang sudah kelas 8," jawab Aksa.
"Alhamdulillah. Masih suka coklat?" tanya Pakde Pras.
"Suka banget pakde," jawab Aksa jujur.
"Kalau gitu Bude tadi bawakan loh," jawab Pras lagi.
"Wow asyik," kata Aksa. Dia memang si bungsu yang disayangi Pakde dan budenya.
Prasetyo adalah kakak tertua dari Ambar. Sedang Pramudito adalah kakak kedua. Ambarwati adalah anak ketiga atau bungsu dari Soetiono.
"Sehat Mas?" tanya Angga.
"Alhamdulillah sehat. Namanya petani, banyak gerak yo sehat," kata Soetiono.
Angga hanya tertawa. Soetiono ini bukan petani dalam kategori konvensional.
Soetiono pensiunan dari Departemen Pertanian dan jabatan cukup tinggi saat di kantornya. Lalu ketika pensiun dia kembali ke Jember.
Soetiono dulu juga tinggal di Surabaya, itu sebabnya sejak SMA, Abu kenal Ambar, karena mereka memang dulu tinggal di Surabaya.
Begitu Soetiono pensiun dia kembali ke Jember dan mengelola lahan pertanian di sana. Lahan milik orang tuanya.
Di Jember dia adalah petani yang cukup besar dengan hasil yang sangat bagus.
\*\*\*
Pagi menjelang siang rombongan berangkat dari hotel. Semua seserahan sudah lengkap dibawa.
"Kamu enggak nervous?"
"Nervous kenapa? Aku enggak ada beban. Pokoknya sekarang tunaikan kewajiban jadi anak mama. Itu aja yang aku pikir Pa."
Ambar miris mendengar kata-kata putra sulungnya.
'*Apa aku minta batalkan aja ya? Kasihan mamas jadi terbebani seperti ini hanya demi memenuhi keinginanku*,' Ambar jadi serba salah.
Rombongan melaju kealamat yang dituju. Sebuah rumah sederhana. Tak ada sanak saudara kecuali kedua orang tua sang gadis dan juga beberapa sepupu gadis itu. Tak ada orang tua lain selain kedua orang tuanya.
Para tetangga juga tak ada yang diundang hadir. Mungkin karena Yaka sejak SMA sekolah di Bali dan kuliah diploma di Surabaya.
\*\*\*
Semua duduk menunggu Yaka calonnya Sonny keluar. Tak lama seorang gadis bergaun batik orange dengan riasan tipis keluar.
'*Bagaimana mungkin dia yang akan jadi istrinya Mas Sonny*?' Mukti pucat pasi melihat calon kakak iparnya.
Tanpa sadar Mukti berdehem membuat sang calon kakak ipar melihat padanya. Sejenak ada kilatan kaget dimata gadis itu. Tapi rupanya sang gadis pemain watak.
Dia segera bisa menguasai panggung. Wajahnya kembali terlihat biasa saja.
'*Mengapa ada Mukti dan tante Menur dalam rombongan pak Sonny*?'
'*Sebenarnya tante Menur siapanya pak Sonny*?'
'*Dan Mukti? Bagaimana dia ada dalam rombongan keluarga inti pak Sonny juga*?'
'*Mengapa tante Imelda tak bicara apa pun soal ini semua*?'
'*Kalau tahu ada Mukti aku sudah kabur sejak tadi*.'
"Ini putri saya Violine Ayaka," ayah Yaka memperkenalkan gadis manis itu pada semua yang hadir.
'*Tidak boleh terjadi! Mas Sonny tidak boleh mendapatkan perempuan seperti dia. Perempuan yang mas Sonny bilang lembut tidak matre nggak neko-neko itu adalah mantanku*.'
'*Kalau hanya sekedar mantan aku nggak peduli. Tapi dia pernah menggugurkan anak kami*!'
'*Aku nggak mau Mas Sonny dapat barang bekasku. Biar bagaimana pun masalahnya, mas Sonny harus mendapatkan yang terbaik*.'
'*Lagipula aku masih sangat mencintai perempuan itu*,' Mukti dan calon tunangan Sonny sama-sama kaget tapi mereka berdua bisa menyimpan raut kekagetan dibatin masing-masing.
Tak ada yang memperlihatkan wajah aneh, kecuali Menur yang hanya tersenyum kecil melihat bagaimana Mukti dan Vio atau Yaka bertemu.
'*Aku harus menunda pernikahan mereka. Rencana mas Sonny untuk segera menikahinya harus segera aku cegah*.'
"Pa, kita bicara dulu sebentar. Penting," bisik Mukti pada Abu.
Abu melihat putra keduanya. Dia mengangguk.
"Maaf, bisa numpang ke kamar kecil dulu?" Tanya Abu pada tuan rumah.
Tuan rumah mengantar Abu yang diikuti Mukti ke kamar kecil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 516 Episodes
Comments
Vira Playstore
waduh, gimana ya
2024-11-11
0
abdan syakura
Kl mmg Yaka mantan pacar Mukti,apa alasan mereka berpisah ya? Dan Kl emg prnh begituan,kok Mukti meninggalkan Yaka hingga Aborsiiii??🤔
Lanjutttt Mbak....😊💪
2023-05-17
1