CINTA TANPA SPASI
Hallooooo
Bertemu lagi dengan cerita baru yanktie ino.
Jangan lupa kasih SUBSCRIBE dulu ya, biar enggak kelewatan tiap eyank update bab.
Selamat membaca.
"Kamu harus kosongkan waktumu. Masa aku mau lamaran kamu nggak datang? Kamu terlalu sibuk," Mukti menerima telepon protes dari kakaknya yang memintanya menyiapkan waktu untuk ikut ke Kediri tempat akan diadakannya lamaran.
"Aku upayakanlah Mas. Masa aku nggak datang diacara penting kakakku sendiri," kata Mukti.
Sebenarnya dia paling males ikut acara begini, tapi demi kakaknya tercinta dia akan upayakan datang.
\*\*\*
"Mamas sudah telepon kamu?" tanya mamanya Mukti lembut.
"Iya Ma sudah dia juga ngancem. Mosok aku nggak teko saat acara lamarannya," baru saja telepon Sonny sang kakak dia tutup, sekarang giliran telepon dan Ambar sang mama.
"Lha kamu memang harus datang lah wong mamasmu lamaran kok nggak nyediain waktu untuk pergi," kata sang ibunda lagi.
"Aku sudah kosongin waktu kok Ma. Memang kita berangkat kesana kapan?" Mukti akhirnya mengemukakan kenyataannya bahwa dia sudah atur waktu. Itu agar sang mama tenang.
Mukti sudah hapal kebiasaan mamanya yang sering senewen atau nervous pada hal-hal yang anak-anaknya anggap sepele.
Sang mama tak bisa makan enak dan tak nyenyak tidur bila anak-anaknya ujian semester!
Setelah kuliah Sonny dan Mukti selaku bilang jadwal ujian mereka adalah setelah ujian sebenarnya terjadi. Jadi sang mama tak boleh ikut nervous saat mereka ujian semester.
Mukti dan Sonny sama-sama kuliah di luar negeri, sebelumnya sang mama akan datang menemani saat putranya ujian. Itu terjadi ketika Sonny kuliah S1 di Jogja sedang mereka tinggal di Bali.
Saat Sonny kuliah S2 dan Mukti kuliah S1 dengan dua negara yang berjauhan mereka sepakat berbohong tentang jadwal ujian mereka.
"Kita berangkat satu hari sebelumnya," jawab sang mama.
"Papa sudah booking hotel di Kediri. Jadi pas acara kita masih fresh karena sudah istirahat," Ambar menerangkan rencana perjalan mereka.
"Oke Ma. Kasih tau aja dua hari sebelumnya takut aku lupa." Mukti memberi isyarat pada bagian administrasi yang mendekatinya ingin bicara.
"Ya sudah minggu ini kamu pulang aja lah ngapain sih di galeri terus?" kata Ambar.
Ambarwati Soetiono adalah ibunda nya Mukti.
"Aku upayakan pulang lusa ya Ma. Hari ini belum bisa. MMa tahu kan hari ini baru penutupan pameran. Besok pasti beres-beres dan rekap, lusa aku upayakan pulang," kata Mukti lagi.
"Pokoknya jangan bikin kami kecewa," ujar Ambar.
"Iya Ma aku pasti pulang," jawab Mukti dengan lembut dia paling tak mau menyakiti sang ibunda yang memang sangat dia cintai itu.
\*\*\*
"Sebaiknya kamu nggak perlu datang ke acara lamarannya Sonny," ucap Menur nenek dari Mukti. Menur adalah istri eyang kakungnya Mukti. Ibu sambung sang papa Lukito Prabunegara atau yang biasa di panggil pak Abu.
Keluarga Abu memang unik. Nama keluarga ditulis lebih dulu. Tak seperti nama kebanyakan.
Abu merubah identitasnya secara resmi di dinas kependudukan sejak dia SMA, jadi semua data dirinya menjadi Lukito Prabunegara, nama awal yang diberikan oleh orang tuanya adalah Prabunegara Lukito.
Papa Abu adalah Airlangga Lukito, seorang pengusaha besar. Dan usahanya semakin besar sejak dipegang Abu.
"Kenapa Eyang kok aku nggak boleh datang ke lamarannya Mas Sonny." Mukti malah bingung saat sang eyang juga ikut menghubunginya. Awalnya dia mengira eyang Menur yang lembut itu juga ingin memaksanya datang ke acara lamaran mas Sonny. Ternyata malah melarangnya.
"Enggak usah lah. Ngapain kamu ikutan? Memding kamu santai aja di galerimu," begitu eyang Menur barusan berucap.
'*Aneh. Mama dan mamas minta aku harus hadir saat lamarannya mas Sonny, eh eyang malah bilang nggak perlu datang karena biar nggak ribet*.'
'*Apa sih yang bikin ribet*?' kata Mukti di dalam hatinya.
Mukti malah penasaran mengapa eyang Menur seperti menghalangi dia untuk hadir di lamaran sang kakak.
"Aku bisa digantung sama mas Sonny dan mama kalau nggak hadir di acara lamarannya Mas Sonny."
"Aku nggak mau menyakiti mereka. Aku pasti akan datang," gumam Mukti sambil terus menatap data pamerannya.
Mukti kembali berkonsentrasi pada kegiatan yang sedang dia lakukan. Dia sedang pameran di galerinya.
Mukti adalah seorang pemahat atau pematung tinggal Bali dengan memiliki tiga galeri cukup besar.
Namanya Lukito Harjomukti atau biasa dipanggil Mukti, anak kedua dari pasangan pengusaha Lukito Prabunegara dan Ambarwati Soetiono.
Mukti tidak seperti sang kakak yang menurunkan jiwa usaha orang tua mereka. Kakaknya adalah seorang pengusaha muda yang sangat sukses. Usahanya banyak selain dia punya perusahaan Kakaknya juga punya usaha wisata terbang layang, usaha speedboat dan juga rental mobil buat wisata orang di Bali.
Papanya punya villa di Uluwatu dan daerah lain selain perusahaan sendiri. Mukti sama sekali tak punya jiwa usaha, dia lebih suka terjun ke dunia seni. Entah darah siapa yang mengalir ditubuhnya.
\*\*\*
"Kayaknya dari tadi sibuk terus?" kata Made sahabat Mukti sejak SMA. Mukti dan Made sama-sama pematung. Selepas SMA mereka juga bersama di Paris ambil kuliah Art disana.
"Mas Sonny mau lamaran di Kediri satu minggu lagi. Karena aku belum nongol di rumah, semua heboh ingetin agar aku enggak lupa datang," ucap Mukti.
"Mereka bilang jangan sampai aku nggak dateng."
"Mas Sonny telepon dari Bandung, dia saat ini sedang di Bandung urus usaha yang baru dia buka."
"Bukannya mas Sonny punya perusahaan di Jogja?" Tanya Made.
"Dia baru mulai buka yang di Bandung. Pengusaha mah beda. Liat peluang bisnis ya langsung terjun. Enggak kayak kita," jawab Mukti terkekeh.
"Mas Sonny bilang aku harus datang."
"Mama juga gitu, wanti-wanti aku jangan sampai enggak ikut ke Kediri, buat acara lamaran mas Sonny. Mama bilang masa mas nya lamaran adiknya nggak datang," Mukti cerita kesibukannya terima telepon barusan.
"Ya mereka benar, kamu harus menghormati mas mu jadi kamu harus datang diacara lamaran. Kelewatan kalau kamunya nggak datang," Made memberi penilaian pada Mukti.
"Aku upayakan datang." Jawab Mukti tenang.
"Memang kapan acaranya ?"
"Tepat satu minggu lagi. Tapi mama wanti-wanti takutnya aku nggak atur waktu."
"Datanglah, lamaran kan nggak tiap saat. Hanya sekali dalam seumur hidup."
"Iya aku sudah atur waktu kok. Lima hari aku kosongin karena kan acara bukan di Bali. Dua hari sebelumnya kami ke Surabaya, lalu satu hari sebelumnya kita ke Kediri. Papa sudah urus semuanya."
\*\*\*
Pameran kali ini Mukti bekerja sama dengan I Made Putrawan yang sesama pematung juga seorang pelukis muda perempuan berbakat bernama Ni luh Sarasvati. Jadi pamerannya mereka bertiga.
Saras cantik dan lembut. Dia menyukai Made. Sayang Made telah menikah dan baru punya bayi berusia tiga bulan.
Mukti tak tertarik. Sejak SMA hingga saat ini Mukti tak pernah kembali mencintai seorang wanita. Cintanya telah dia kubur dalam-dalam saat dia terluka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 516 Episodes
Comments
Diana Susanti
baru
2023-08-08
1
mama oca
salam kenal yank tie...baru tamat baca kisah mba adel sama mas sony lanjut disini
2023-06-18
1
Ai Hodijah
aku datang yanktie😁
2023-05-18
1