My Hot Step Mother

My Hot Step Mother

Bab 1 : Awal Pertemuan

Hari berjalan seperti biasa, tapi hari ini menjadi hari yang berbeda untuk Bella. Seorang mahasiswi jurusan seni, ia tengah mempersiapkan karya lukis miliknya yang akan di pamerkan di pameran karya seni dan di hadiri oleh orang-orang ternama.

Hingga waktu pameran pun tiba, semua orang yang datang melihat karya seni miliknya yang terkesan sederhana tapi lebih indah.

Hingga sosok pria dengan kemeja putih berdiri tepat di depan lukisan yang menurutnya sangat indah, Leonardo terus memandang takjub lukisan di depannya hingga sebuah senyuman tipis terukir di wajahnya.

"Tuan?!" Panggil seseorang yang membuat Leonardo mengalihkan pandangannya.

Tapi mata Leonardo semakin di buat takjub dengan pahatan Tuhan pada sosok wanita di depan matanya, wanita sederhana tapi terkesan cantik.

"Perkenalkan saya Bella, pelukis lukisan tersebut." Bella langsung memperkenalkan dirinya dengan senyuman hangat dan lembut.

Leonardo terdiam, ia terpana saat melihat wajah cantik Bella terutama saat wanita itu tersenyum.

"Lukisannya sangat indah, apa kau seorang guru seni?"

"Terimakasih atas pujiannya, tapi saya hanya seorang mahasiswi."

"Waw.. Luar biasa, hanya seorang mahasiswi tapi bisa menghasilkan karya yang begitu indah seperti ini." Leonardo langsung memberikan tepuk tangan, tapi sesekali ia melirik ke arah Bella yang tengah tersenyum dengan wajah yang merona.

"Terimakasih, pak?"

"Leonardo."

"Baik, terimakasih Pak Leonardo atas pujiannya."

Leonardo kembali terpana oleh sikap lemah lembut dan senyuman hangat yang di berikan oleh Bella, mungkin baginya perempuan ini adalah wanita pertama yang bisa membuatnya terpesona.

"Sama-sama, tapi apa kau bisa menjelaskan makna yang tersimpan di balik lukisan ini?"

"Maknanya? Sebenarnya tidak ada, lukisan ini hanyalah sebuah khayalan ku saja."

"Khayalan?"

"Iya, aku selalu berkhayal bisa pergi ke tempat seindah yang ada di lukisan ini. Meski aku tahu, tempat seperti itu tidak pernah ada. Tapi ketika membayangkannya membuat kehidupan terasa indah, terutama saat memejamkan mata. Membayangkannya membuat ku selalu tidak ingin bangun dari dunia fantasi ku."

Leonardo melihat ke arah Bella yang tengah menatap ke arah lukisan miliknya sendiri, tatapan Leonardo pun ikut melihat ke lukisan di depannya.

"Kau memiliki imajinasi yang hebat, bahkan kau bisa menuangkan imajinasi mu itu ke dalam sebuah mahakarya yang luar biasa."

"Anda terlalu memuji, Pak Leonardo."

"Orang berbakat seperti mu, memang pantas untuk mendapatkan pujian."

Bella tersenyum senang, "Apa lukisan ini akan ikut pelelangan?" tanya Leonardo.

"Sepertinya tidak, lukisan ku tidak mungkin ada yang mau membeli. Terlebih lagi aku hanya seorang pelukis amatir," jawab Bella dengan senyuman di wajahnya.

"Kau terlalu merendahkan, Nona Bella. Bagaimana jika kita mengobrol di cafe yang ada di depan?" Ajak Leonardo.

"Mungkin lain kali, aku masih harus menunggu lukisan ku."

"Ah, iya aku lupa." Leonardo kini diam dengan tatapan mata yang masih menatap ke arah lukisan di depan matanya. "Apa kau bisa melukis seseorang?"

"Maksudnya melukis wajah manusia?"

"Iya, apa kau bisa?"

"Iya, aku bisa."

"Jika kau bisa, apa kau bisa melukis wajah ku? Aku ingin melihat wajah ku menjadi mahakarya lukis mu yang baru."

"Sungguh? Tapi mungkin itu membutuhkan waktu berjam-jam, tapi jika anda menginginkannya. Anda bisa mengirimkan foto milikmu, yang ingin di buat menjadi lukisan."

"Aku tidak ingin kau melukis dari foto ku, tapi aku ingin kau melukis ku secara langsung."

Bella terdiam, ia menatap mata Leonardo yang menunjukkan keseriusan dari keinginan pria itu.

"Tapi itu akan memakan waktu berjam-jam, mungkin anda akan pegal-pegal."

"Aku tidak peduli, jadi bagaimana? Apa kau bersedia?"

"Tentu saja, bagaimana jika kita membahasnya setelah pameran selesai."

Kini Bella dan Leonardo berada di studio lukis milik Bella, wanita itu itu menyiapkan tempat yang cocok untuk Leonardo.

Bella sedikit gugup terutama saat mendengar permintaan Leonardo yang ingin di lukis tanpa menggunakan baju.

Deg...

Jantung Bella tiba-tiba berdetak kencang saat menyadari jika Leonardo berada dia belakang tubuhnya.

"Maaf, aku mengagetkan mu." Ucap Leonardo, Bella hanya tersenyum.

"Baik kita mulai sekarang."

Leonardo langsung duduk di sebuah kursi panjang, ia memasang ekspresi yang santai. Bella hanya diam dan fokus pada lukisannya meski jantung nya terus berdetak dengan kencang.

"Kau sangat serius sekali, Nona Bella." Goda Leonardo.

"Tentu saja, kita harus serius dalam melakukan pekerjaan." jawab Bella dengan senyuman.

"Baguslah, kau memang cocok untuk di sebut seorang seniman."

Bella tersenyum saat mendengar pujian dari Leonardo, hatinya tiba-tiba terasa senang dan wajahnya mulai memerah.

Leonardo yang melihat perubahan wajah Bella pun ikut tersenyum, ia kembali menggoda wanita itu hingga terus menerus.

Selama sesi lukis Bella dan Leonardo terus bertukar cerita tentang diri mereka satu lama lain, Leonardo juga memesan makanan untuk mereka berdua.

Hampir berjam-jam mereka berbicara seraya melukis wajah Leonardo, hingga akhirnya lukisan milik Leonardo pun jadi.

"Bagaimana?" tanya Bella dengan perasaan gugup, ia takut jika hasilnya tidak sesuai dengan keinginan Leonardo.

"Sangat indah, kau memang sangat berbakat." Puji Leonardo.

"Terimakasih."

Leonardo memandangi wajah Bella, wanita cantik berkulit putih dengan mata coklat. Rambutnya yang ikat terikat rapi, tangannya yang kekar menarik ujung tali yang mengikat rambut ikal wanita cantik itu.

Dengan senyuman lembut dan tatapan hangat, Leonardo memegang ujung rambut Bella.

"Kau sangat cantik jika rambut mu di urai." Bisik Leonardo.

Bella tersipu malu, ia melirik ke arah lain. Matanya tak sanggup untuk melihat pria di depannya, jantungnya terus berdetak dengan kencang.

"Jika ada lain waktu, aku ingin mengenalmu lebih dekat."

Bella tersenyum saat mendengar perkataan dari Leonardo, baginya Leonardo adalah pria yang baik dan tampan.

Leonardo pun mengirimkan bayaran Bella dengan nominal yang sangat tinggi, wanita itu hanya bisa berterimakasih.

Di perjalanan pulang, Leonardo terus memikirkan sosok wanita yang menemaninya beberapa jam yang lalu.

Sosoknya sangat lembut dan cantik, perasaan sangat tiba-tiba muncul di benak Leonardo. Mungkin lain kali dia akan kembali datang untuk bertemu dengan Bella.

Hingga suara panggilan telpon terdengar, dengan jari jemari yang lincah Leonardo langsung menelan tombol jawab.

"Ada apa?"

"Dimana kau?"

"Di jalan."

"Segeralah pulang, aku ada kabar baik untuk mu."

"Kabar baik? Katakanlah."

"Aku akan menikah lagi."

Leonardo seketika mengeraskan rahangnya, ia tidak suka mendengar berita dari Doni.

"Jangan membuat lelucon."

"Aku serius, dan besok calon istri ku akan datang ke rumah."

"Aku tidak setuju dengan pernikahan mu."

"Mau atau tidak, kau harus setuju. Lagi pula yang menikah itu bukan kau tapi aku."

Doni langsung mematikan panggilannya, begitu pun Leonardo ia segera melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh menuju rumahnya.

Terpopuler

Comments

Alistalita

Alistalita

seru ceritanya...

2023-06-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!