Bab 6 : Pertanyaan

Bella terdiam dengan mata yang membelalak, "Kau gila! Pria itu adalah suami ku." Jawab Bella yang langsung pergi begitu saja meninggalkan Leonardo.

Tapi sesaat kemudian, handphone Bella kembali berbunyi. Bella langsung mengangkat panggilan, dengan suara gemetar dan panik. Wanita itu langsung berjalan dengan langkah cepat, Leonardo yang penasaran pun mengikuti kemana Bella pergi.

Bella kini berada di luar gerbang rumah, ia bingung harus pergi ke rumah sakit menggunakan apa. Leonardo yang melihat tingkah laku Bella hanya diam dengan mata yang menatap tajam wanita di depannya.

Bella tanpa basa-basi langsung berjalan ke arah Leonardo, ia meminta agar pria itu mau mengantarkannya ke rumah sakit. Leonardo mengerutkan keningnya, saat ia ingin menolak, Bella lagi-lagi memaksa dengan mata yang berkaca-kaca.

Dengan perasaan malas Leonardo mengantarkan Bella ke rumah sakit, sesampainya di rumah sakit. Wanita itu langsung berlari masuk dengan mata yang berkaca-kaca, Leonardo pun mengikuti langkah Bella.

Hingga kaki Leonardo berhenti di sebuah ruang rawat, dengan perlahan pria itu membuka pintu ruang rawat.

Mata Leonardo sedikit terkejut saat melihat seorang anak laki-laki tengah berbaring dengan berbagai selang yang menempel di tubuhnya, hati Leonardo sedikit pilu saat melihat kondisi tubuh anak kecil yang ada di depannya.

"Kakak, kenapa Kakak datang ke sini?" tanya Rendi dengan suara serak.

"Kakak merindukanmu, bagaimana keadaan mu?" tanya Bella dengan suara yang serak.

"Aku baik Kak," jawab Rendi, tatapan matanya pun beralih ke arah Leonardo. "Apakah ini pacar Kakak?" tanya Rendi dengan senyuman lemah.

Bella menatap ke arah Leonardo, "Iya, aku pacar Kakak mu." Jawab Leonardo yang mengerti akan situasi saat ini.

Rendi tersenyum senang saat mendengar hal itu, "Aku bahagia mendengarnya, aku ingin sekali melihat Kakak menggunakan gaun pengantin." ucap Rendi.

"Tentu saja, kau pasti akan bisa melihat Kakak mu ini menggunakan gaun pengantin. karena kata Dokter kau akan segera sembuh," ucap Bella dengan senyuman.

Rendi tersenyum senang, lalu Bella pun langsung menceritakan kesehariannya yang terdengar menyenangkan tapi Leonardo tahu apa yang di ceritakan oleh Bella adalah kebohongan yang hanya di buat untuk menghibur adiknya.

Hingga suara pintu terbuka membuat Bella dan Leonardo langsung menatap ke seorang Dokter yang baru datang, Dokter itu langsung meminta berbicara dengan Bella.

Dan Leonardo pun ikut menemani wanita itu karena dia ingin tahu apa yang di bicarakan oleh Dokter tersebut.

"Kondisi Rendi cukup buruk, dia harus membeli obat-obatan secara rutin." Jelas Dokter yang mengingat jika Bella belum membeli obat-obatan untuk Rendi.

Bella terdiam dengan mata yang bingung, tiba-tiba Leonardo langsung membuka suara. "Apa nama obatnya karena saat kekasih yang ingin membelinya, kertas obatnya hilang." Ucap Leonardo yang membuat Bella langsung melihat ke arah pria itu.

Dokter pun langsung menuliskan resep obat untuk Rendi, setelah itu Leonardo langsung mengajak Bella untuk keluar dari ruang Dokter.

Bella menatap Leonardo dengan tatapan bingung, "Dimana apoteknya?" tanya Leonardo.

"Hah? Untuk apa?" Tanya Bella.

"Kau bodoh atau pura-pura bodoh! Tentu saja untuk membeli obat." Jelas Leonardo.

Bella yang kesal hanya bisa cemberut, lalu ia menuntun Leonardo menuju apotek rumah sakit. Setelah itu Leonardo membeli obat untuk Rendi yang harganya sangat mahal, lalu pria itu langsung memberikan obat tersebut pada Bella.

"Kenapa kau membelikan obat-obatan ini?" tanya Bella dengan kepala yang menunduk dan tangan yang mencengkram erat plastik obat di tangannya.

"Sebelum aku menjawab pertanyaan mu, kau harus menjawab pertanyaan ku!" Jelas Leonardo.

Bella langsung menoleh ke arah pria itu, "Apa pertanyaan mu?" tanya Bella.

"Ini bukan tempat yang bagus untuk mengobrol." Leonardo langsung mengajak Bella ke cafe yang berada tidak jauh dari rumah sakit.

Pria itu langsung memesan makanan, sementara Bella hanya duduk dengan perasaan tak karuan.

"Apa pertanyaan mu?" tanya Bella yang sudah kesal.

"Kenapa kau mau menikah dengan pria yang bahkan lebih tua dari mu?" tanya Leonardo dengan tatapan serius.

Bella terdiam dengan wajah yang saling berpaling ke arah lain, "Bukankah aku sudah menjawab nya, kenapa kau terus mempertanyakan hal itu?"

"Karena menurut ku itu bukan jawaban yang sebenarnya!"

Bella menghela nafas, "Aku menikah dengan Doni karena dia memiliki uang." Jawab Bella dengan nada tegas.

"Uang untuk apa? Apa untuk adik mu?" tanya Leonardo.

Bella menatap Leonardo cukup lama, lalu wanita itu langsung mengalihkan pandangannya begitu saja.

"Kenapa harus pria tua itu?" tanya Leonardo yang tidak terima dengan keputusan Bella.

"Karena dia sudah berjanji akan membiayai semua pengobatan adik ku!" teriak Bella yang membuat semua pengunjung cafe langsung melihat ke arahnya.

Bella pun langsung menundukkan kepalanya karena malu, "Tapi apa yang sekarang pria itu lakukan, bahkan dia tidak memberikan uang untuk membeli obat-obatan Rendi." Ucap Leonardo.

"Itu wajar karena kami belum melakukan hubungan intim dan jika aku sudah melakukan hubungan intim, dia pasti akan mengabulkan semua permintaan ku." Jelas Bella dengan suara gemetar.

Rahang Leonardo seketika mengeras, "Jadi kau ingin berhubungan dengan pria tua itu?" tanya Leonardo dengan tatapan marah.

Bella terdiam saat melihat kemarahan di mata Leonardo, "Karena aku adalah istri pria itu dan jika aku tidak melakukannya. Dia tidak akan lagi membiayai pengobatan adik ku," jelas Bella.

Leonardo terdiam, tak beberapa lama pelayan datang membawaku makanan pesannya. Setelah itu keduanya langsung memakan makanan mereka dengan diam dan tidak berbicara satu sama lain.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***