Bab 2 : Tidak terima

Doni menatap tajam ke arah putra semata wayangnya, "Ibumu sudah 5 tahun meninggal dan aku butuh penggantinya! Meski kau melarang ku, aku akan tetap menikah."

"Kau gila! Kau sudah tua tapi masih memikirkan tentang pernikahan."

"Leonardo, jaga ucapan mu. Aku adalah ayahmu dan kau tidak seharusnya mengatakan hal itu kepada orang tuamu sendiri."

"Persetan dengan itu, intinya aku tidak setuju dengan pernikahan yang akan kau lakukan."

"Aku tidak butuh persetujuan mu yang jelas kau harus memperlakukan calon istri ku dengan baik, terlebih dia masih berumur 20-an."

"Kau gila! Kau menikah dengan seorang gadis yang bahkan memiliki umur yang berbeda jauh denganmu. Apa kau sudah tidak waras!"

"Leonardo! Jaga ucapan mu itu!"

"Kau yang harusnya menjaga pikiranmu itu, kau sebaiknya perbanyak sadar diri. Pria tua bau tanah seperti mu masih ingin memilikinya seorang istri berumur 20-an."

Suara tamparan tiba-tiba terdengar, Leonardo menatap tajam dengan rahang yang mengeras.

"Ingat, di sini akulah yang berkuasa! Jika kau sampai menentang pernikahan ku, kau bisa angkat kaki dari rumah ini dan dari perusahaan kau!"

Mendengar ancaman Doni, Leonardo langsung pergi begitu saja dengan ekspresi wajah yang kesal.

Keesokan harinya...

Leonardo terbangun dari tidurnya, matanya menatap tajam ke sekeliling. Jam sudah menunjukkan pukul 09.00 tapi Leonardo masih berada di rumah, hari ini ia tidak masuk ke kantor karena permintaan ayahnya yang ingin mengenalkan sosok istri baru pria itu kepada Leonardo.

"Aku yakin jika dia wanita murahan yang hanya ingin menikah karena uang saja." Gumam Leonardo.

Pria itu langsung membersihkan tubuhnya, setelah itu ia langsung menggunakan pakaian casual.

Tapi saat membuka pintu kamarnya, Leonardo mendengar suara tawa seorang wanita. Tatapan tajam dan tidak bersahabat di perlihatkanlah langsung oleh Leonardo.

Lalu pria itu langsung turun ke lantai bawah, ia melihat ayahnya tengah tertawa bersama dengan seorang wanita yang tengah membelakangi Leonardo.

"Leonardo, ke sini. Aku ingin memperkenalkan calon ibu baru mu."

Leonardo berjalan mendekat ke arah sofa, ia secara perlahan dengan tatapan mata yang melihat ke arah wanita yang akan menjadi ibu tirinya.

Deg...

Keduanya saling memandang satu sama lain dengan tatapan mata yang terkejut, "Leonardo, kenalkan ini Bella. Dia akan menjadi ibu tiri mu, kuharap kau bisa memperlakukannya dengan baik."

Leonardo terdiam dengan tatapan mata yang tajam, kebencian dan amarah terlihat jelas di wajahnya.

Bella hanya tersenyum canggung, ia masih tidak percaya jika anak tirinya adalah pria yang ia temui kemarin. Kini Bella bisa melihat tatapan marah dan benci dari pria yang kemarin bersikap lembut kepadanya.

"Senang bertemu denganmu, Leonardo." Sapa Bella seraya mengulurkan tangannya.

Leonardo tersenyum merendahkan, "Senang bertemu denganmu juga, Bella!" Leonardo sengaja memakan kata 'Bella' yang membuat wanita itu terdiam dan tersenyum canggung.

"Leonardo, kau jangan keras-keras seperti itu kepada istri ku."

"Maaf, ayah. Aku tidak biasa memperlakukan orang umurnya di bawah ku dengan sopan!" Leonardo menatap tajam ke arah Bella.

"Baiklah, aku mengerti. Aku dan Bella sudah menentukan pernikahan kami, kami akan menikah besok lusa."

Leonardo terdiam, ia enggan untuk menanggapi perkataan dari Doni. "Bella, ku harap kau bisa akur dengan putra ku. Dan ku harap kau bisa memaklumi sikapnya."

"Iya Mas, tidak apa-apa kok."

Doni langsung bangkit dari tempat duduk, "Bella, kau tinggal dulu di sini. Aku harus keluar dulu untuk mempersiapkan gedung pernikahan kita."

"Gedung?" tanya Leonardo.

"Iya gedung pernikahan, mana mungkin aku menikah di gubuk tua." Jawab Doni.

"Apa kau sudah tidak punya rasa malu? Kau sudah tua bangka tapi ingin mengadakan pernikahan di gedung mewah?" tanya Leonardo dengan senyuman mengejek kedua orang yang akan sebentar lagi akan menjadi sepasang suami istri.

"Leonardo jaga ucapan mu!"

"Untuk apa di jaga, ini memang fakta!"

Doni yang kesal langsung bergegas pergi meninggalkan Bella sendirian bersama dengan Leonardo.

Kini tatapan mata Leonardo langsung tertuju pada sosok Bella yang tengah duduk dengan wajah yang menunduk.

"Katakan!" Perintah Leonardo dengan mata yang menatap tajam ke arah Bella.

Wanita itu mengangkat wajahnya dan mata nya melihat tatapan mata Leonardo.

"Maksudnya?"

"Katakan niat aslimu menikah dengan bandot tua itu?! Apa karena uang?" tanya Leonardo.

Bella hanya diam dan tidak berani menjawab pertanyaan dari Leonardo. "Aku rupanya terlalu memandang tinggi dirimu, dan kini aku sudah tahu jika kau adalah wanita murahan yang melemparkan dirinya ke atas ranjang pria tua hanya untuk mendapatkan uang mereka!"

Bella kembali diam, ia tidak mampu untuk menjawab semua perkataan dari Leonardo. Pria itu lalu bangkit dan berjalan ke arah Bella, ia menyamakan tingginya dengan Bella.

Lalu tangan kekarnya mencekik leher Bella dan mendorong wanita itu hingga terbaring di atas sofa. Dengan berusaha sekuat tenaga Bella terus memegang tangan Leonardo untuk melepaskan cekikan di lehernya.

"Leonardo... Khuk.. Khuk.. Khuk.."

Leonardo pun langsung melepaskan cekikan pada leher Bella, wanita itu langsung mengambil nafas sebanyak-banyaknya.

"Berapa pria yang sudah meniduri mu?" tanya Leonardo dengan tatapan merendahkan.

Bella hanya diam dan enggan untuk menjawab, perlahan air mata mulai mengalir.

"Percuma kau menangis, aku tidak akan pernah memberikan belas kasih ku kepada wanita j*Lang seperti mu. Apa kau sudah tidak bisa mendapatkan pekerjaan hingga kau melemparkan dirimu ke atas ranjang pria yang bahkan 2 kali lebih tua dari mu?!"

Bella langsung bangkit dan hendak pergi menuju Leonardo. "Mau kemana kau?" tanya Leonardo dengan tatapan mata yang tajam.

"Maaf, Leonardo. Aku harus pergi dan beristirahat untuk mempersiapkan diri karena besok lusa aku akan menikah."

"Waw.. Jadi kau sudah tidak sabar menjadi istri si bantot tua itu?"

"Iya, saya sudah tidak sabar. Dan sebaiknya kau menghormati ku karena aku akan segera menjadi ibumu." Setelah mengatakan hal itu Bella langsing pergi begitu saja.

Leonardo yang melihat kepergian Bella pun langsung melampiaskan amarahnya, ia kesal dan tidak bisa menerima kenyataan jika wanita yang akan menjadi istri dari ayahnya adalah wanita yang pernah ia temui di pameran lukisan.

"Sialan!" Teriak Leonardo.

Bella berjalan dengan sempoyongan, jantungnya terus berdetak dengan kencang. Lalu ia langsung masuk ke dalam mobil, di dalam mobil Bella hanya duduk diam dan menyembunyikan perasaan sedih di hatinya.

Perkataan yang di lontarkan oleh Leonardo membuat hati kecilnya sakit, ia merasa harga dirinya telah di hancurkan berkeping-keping oleh pria itu.

Tapi sebuah senyuman muncul di wajah Bella, senyuman hambar ketika mengingat kata harga diri.

"Apakah aku masih bisa menyebut diri ku memiliki harga diri?"

Terpopuler

Comments

Alistalita

Alistalita

benci bilang cinta ini

2023-06-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!