Bab 3 : Pernikahan

Hari yang di tunggu pun tiba, Bella tengah berdiri di depan cermin besar. Ia menatap pantulan dirinya di balik cermin, sebuah gaun putih yang indah terpasang di tubuh indahnya.

Para penata rias memuji kecantikan wajah dan indahan tubuh Bella, hingga Leonardo datang untuk menjemput Bella agar segera datang ke altar pernikahan.

Leonardo terdiam, ia terpana saat melihat wajah cantik yang di hiasi oleh make up tipis dan tubuh indah wanita itu yang di balut oleh gaun pengantin.

Leonardo langsung tersadar dari rasa kagumnya, ia langsung menarik tangan Bella dengan kasar.

Wanita itu hanya tersenyum canggung, lalu ia ikut berjalan di samping Leonardo. Bella berjalan dengan langkah pelan dan jantung yang terus berdetak dengan kencang, tatapan matanya tertuju pada orang-orang yang tersenyum dan melihat ke arahnya.

Ia hanya bisa menundukkan kepalanya, perasaan takut dan gugup bercampur menjadi satu. Hingga Doni kini berada di depan Bella, ia mengulurkan tangannya, Bella dengan senyuman lembut memegang tangan suaminya.

Kini janji suci keduanya saling terucap satu sama lain, yang mengikat keduanya dalam sebuah pernikahan.

Doni dengan lembut mencium kening istrinya, suara tepu tangan terdengar dari semua tamu undangan yang datang.

Kini keduanya tengah berada di depan pelaminan, mereka langsung menyapa para tamu undangan yang datang untuk mengucapkan selamat atas pernikahan keduanya.

Leonardo duduk di sudut ruangan, tatapan matanya menatap ke arah Bella yang tengah tersenyum menyambut para tamu undangan.

Hingga tiba-tiba terdengar suara gaduh, mata Leonardo melihat ayahnya memegang dada dan membuat semua orang panik.

Leonardo tersenyum tipis saat melihat ayahnya, "Sudah tua, penyakitan tapi masih ingin menikah!" Maki Leonardo dengan mata yang masih menonton pertunjukan di depan matanya.

Orang-orang langsung membawa Doni ke dalam mobil dan langsung di bawa ke rumah sakit, sementara Bella masih berada di kursi pengantin karena Doni melarang wanita itu untuk ikut ke rumah sakit.

Melihat ketidak adanya pengantin pria membuat suasana menjadi sangat canggung untuk Bella.

Hingga acara resepsi pun selesai, Doni masih di rawat di rumah sakit dan Bella masih belum mengetahui bagaimana kondisi suaminya.

Kini Bella berada di berada di kamar pengantin miliknya, hatinya terus gelisah. Ia mencoba menghubungi asisten Doni untuk menanyakan kondisi suaminya dan asistennya mengatakan jika keadaan Doni sudah mulai membaik tapi ia harus di rawat inap sekitar 1 hari.

Setelah itu Bella langsung membuka baju pengantin miliknya di bantu oleh beberapa pelayan, ia kini menggunakan lingerie berwarna merah yang telah di sediakan oleh Doni untuk malam pertama mereka. Tapi karena Doni tidak ada, jadi Bella tidak melakukan ritual malam pertama dengan suaminya.

"Jadi kau sudah tidak sabar ingin melayani bandot tua itu?" Terdengar suara pria yang membuat Bella terkejut dan langsung membalikkan tubuhnya.

"Leonardo, apa yang kau lakukan di kamar ku?" tanya Bella panik karena ia hanya menggunakan lingerie yang sangat seksi dan mengekspor tubuhnya.

"Aku hanya ingin melihat wanita rendahan yang kini sudah menjadi ibu tiri ku."

"Jaga mulutmu, Leonardo! Kini aku sudah menjadi ibumu dan kau harus bersikap sopan kepada ku."

"Hahaha..." Leonardo tertawa, ia langsung menutup pintu kamar Bella yang membuat wanita itu sedikit berjalan mundur menjauhi Leonardo. "Sudah berapa puluh pria yang meniduri tubuhmu?"

"Bukan urusanmu?"

"Hahaha.. Baiklah, aku akan ganti pertanyaannya. Sudah berapa kali kau melemparkan tubuh mu ke atas ranjang bandot tua itu?"

Bella hanya diam, lalu wanita itu langsung mengusir Leonardo untuk keluar dari kamarnya. Tapi bukannya pergi, Leonardo langsung memegang tangan Bella dan melemparkan wanita itu ke atas ranjang.

Bella melihat ke arah Leonardo yang membuka ikatan dasi dari kerah bajunya, "Apa yang kau lakukan!"

"Kenapa? Bukankah kau sering melakukan hal itu dengan para pria, jadi untuk apa takut?"

Leonardo mendekati Bella dengan tangan yang langsung menarik wajah wanita itu, pria itu mencium bibir Bella dengan ganas.

Bella terdiam, ia mulai terbuai oleh ciuman ganas yang di berikan oleh Leonardo.

Leonardo tersenyum merendahkan, ia sudah tahu jika Bella adalah wanita murahan yang sudah sering melayani banyak pria.

Perlahan tangan Leonardo menarik lingerie milik Bella hingga wanita itu kini tidak menggunakan apa-apa.

"Leonardo, hentikan!" Pinta Bella yang sudah sadar dari buaian Leonardo.

"Kenapa, bukankah kau sudah biasa melakukan hal seperti itu."

"Kau salah paham, Leonardo!"

Tanpa mendengar perkataan dari Bella, tangan Leonardo langsung mengarah ke bagian bawah Bella.

Saat jarinya masuk, Leonardo terdiam dengan mata yang melihat ke arah Belle yang kini tengah menatapnya dengan tatapan mata yang berkaca-kaca.

Leonardo seketika langsung menjauh dari tubuh polos Bella, ia masih tidak percaya dengan apa yang kini ia ketahui. Matanya masih melihat jari miliknya yang baru saja masuk ke dalam tubuh seorang wanita yang masih perawan.

Leonardo yang kesal langsung bangkit dan segera pergi begitu saja dengan membanting pintu kamar dengan kencang.

Kini Leonardo berada di kamar miliknya, ia masih tidak habis pikir jika wanita itu masih perawan.

Kekesalan dan amarah mulai memuncak di benak Leonardo, ia sangat kesal melihat wanita itu malah menikah dengan Doni.

Leonardo juga semakin marah jika mengingat wanita itu masih perawan, ia tidak bisa membayangkan tangan pria tua itu menyentuh setiap tubuh Bella.

"Arg.. Doni sialan! Kau bahkan menikah dengan seorang gadis yang masih suci, dasar pria tua gila! Harusnya kau segera mempersiapkan pemakaman mu."

Bella yang masih berada di kamarnya, terdiam dengan wajah yang panik dan syok. Ia masih tidak percaya dengan apa yang di lakukan oleh Leonardo kepadanya.

Bella mulai melihat lingerie miliknya yang sudah di robek paksa oleh Leonardo, wanita itu hanya bisa menghela nafas. Ia takut jika Doni mengetahui kejadian ini dan malah melakukan tindakan yang membuat Bella rugi.

Bella langsung memungut lingerie miliknya, tapi sosok Leonardo tiba-tiba muncul di pikirannya. Tangan kecilnya mulai memegang bibir yang tadi telah bersentuhan dengan bibir Leonardo.

Perasaan aneh tiba-tiba muncul di benak Bella, ia tidak bisa berhenti membayangkan ciuman panasnya dengan Leonardo.

Hingga suara handphone milik Bella berbunyi dan rupanya itu suaminya.

"Hallo, Mas?"

"Sayang, maafkan aku karena tidak bisa menemani mu di saat malam pertama kita."

"Iya Mas, tidak apa-apa. Yang terpenting sekarang adalah kesehatan mu."

"Kau sangat perhatian, aku sangat mencintaimu."

"Aku juga sangat mencintaimu, Mas."

"Sayang setelah aku sembuh, aku berjanji akan membuatmu merasakan surga dunia."

"Emm.. Aku sudah sangat menantikannya."

"Sekarang kau beristirahat, besok pagi supir akan menjemput mu."

"Baik Mas."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!