Bab 4 : Penghinaan

Bella duduk terdiam di atas ranjang, ia menghela nafas lega saat mengetahui jika suaminya kini berada di rumah sakit.

Hatinya terasa sangat takut jika membayangkan pria itu menjamah tubuhnya, tapi sesaat kemudian pikirannya langsung mengingat kembali sosok Leonardo.

Bella tidak bisa melupakan sosok Leonardo terlebih ketika mereka pertama kali bertemu, pria itu menunjukkan sisi hangat yang membuat Bella terus terbayang setiap malam.

Tapi kini Leonardo menunjukkan sisi dinginnya yang tidak pernah Bella lihat, tapi Bella tidak mempermasalahkan hal itu karena ia tahu bagaimana perasaan Leonardo saat mengetahui jika wanita yang umurnya lebih muda dari dirinya kini menjadi ibu tirinya.

Hingga terdengar suara ketukan di pintu kamar Bella, wanita itu menoleh. Ia langsung membuka pintu kamar tanpa merasa khawatir sama sekali, dan rupanya orang itu adalah Leonardo.

Tubuh Bella kembali menegang terutama saat mengingat sosok pria yang ada di depannya, pria yang tiba-tiba menciumi dengan ganas dan juga menyentuh barang miliknya.

"Mau apa lagi kau ke sini?" tanya Bella dengan nada tinggi dan wajah kesal.

Hidung Bella mulai mencium bau alkohol yang menyengat dari tubuh Leonardo, "Leonardo kau mabuk? Sebaiknya kau kembali ke tempat mu." Usir Bella yang langsung menutup pintu, tapi Leonardo menahan pintu tersebut dengan kakinya.

Pria itu menatap marah dan kesal ke arah Bella, "Kenapa kau menikah dengan bandot tua itu?" tanya Leonardo dengan tatapan benci.

"Karena aku mencintainya, jadi sekarang kau keluar dari kamar ku! Ingat Leonardo, aku ini adalah ibu mu." Bella langsung memberikan peringatan keras kepada Leonardo.

Terdengar tawa mengejek dari Leonardo, ia langsung mengusap wajahnya dengan kasar. "Ibu? Memangnya siapa yang menganggap mu sebagai seorang ibu?! Bahkan umur ku lebih tua darimu, Bella. Kau tidak cocok untuk menjadi ibu ku, kau bahkan lebih cocok untuk menjadi adik ku."

"Leonardo sebaiknya kau segera keluar dari kamar ku, kau sudah mabuk parah!" Bella langsung mendorong tubuh Leonardo agar segera keluar dari kamarnya.

Tapi Leonardo langsung memegang tangan Bella, ia langsung menarik tubuh Bella dan membawanya masuk ke dalam pelukannya.

Leonardo memasang wajah kesal, ia masih tidak terima dengan kenyataan jika Bella sudah menjadi istri dari ayahnya.

"Leonardo lepaskan, kau tidak pantas memeluk ku seperti ini." Bella langsung melepaskan pelukan Leonardo, ia tidak ingin ada orang lain yang melihat hal ini dan malah salah paham dengan hubungan mereka berdua.

Leonardo tersenyum mengejek, "Kau sungguh sangat menginginkan pria tua bau tanah itu? Memangnya apa yang telah dia berikan kepada mu?" tanya Leonardo.

Bella langsung memalingkan wajahnya dengan nada angkuhnya ia langsung menjawab pertanyaan dari Leonardo. "Ayah mu sudah memberikan semua yang ku inginkan, dia juga memberikan banyak uang untuk ku." Jawab Bella seraya membelakangi Leonardo.

Pria itu tersenyum mengejek, "Ternyata aku salah menilai dirimu, kau adalah wanita murahan yang tidak berbeda dengan wanita di luar sana. Kau hanya menginginkan uang dan kau bahkan rela melemparkan dirimu pada pria tua yang lebih pantas menjadi ayahmu."

"Cukup Leonardo, ini bukan urusan mu! Ingat sekarang aku adalah istri ayahmu dan ibu tiri mu. Jadi kau harus menghormati ku!"

Leonardo tersenyum, "Jangan kira hanya karena kau menikahi pria itu, kau bisa mendapatkan rasa hormat dari ku?! Mimpi!"

Lalu Leonardo langsung mengeluarkan dompet miliknya, dompet tebal dengan uang lembaran berwarna merah. Ia langsung mengeluarkan semua isi dompetnya, Leonardo dengan senyuman mengejek langsung melemparkan uang tersebut tepat ke wajah Bella.

Bella terdiam saat dirinya di hujani oleh puluhan lembar uang, "Apa belum cukup? Jika uang ini belum cukup, kau tinggal mengatakan berapa nominalnya. Lalu setelah itu kau bisa pergi dari rumah ini dan pergi meninggalkan keluarga ku, karena di rumah ini tidak ada tempat untuk wanita yang bahkan tidak memiliki harga diri seperti mu!"

Bella terdiam dengan mata yang berkaca-kaca, hatinya terasa sangat sakit saat mendengar perkataan dari Leonardo. Tanpa Bella sadari air matanya pun lolos dan membasahi kedua pipinya, "Sebaiknya kau segera pergi dari kamar ku!" Teriak Bella dengan nada tinggi.

Leonardo terdiam saat melihat wajah memerah Bella, pria itu pun langsung pergi meninggalkan Bella begitu saja.

Saat pintu di tutup, tubuh Bella langsung ambruk ke lantai. Ia tidak bisa menahan rasa sakit saat pria itu menghinanya habis-habisan, tapi Bella hanya pun langsung berhenti menangis.

Ia mulai tersenyum, "Kenapa aku harus menangis? Bukankah ini jalan yang ku pilih."

Keesokan harinya...

Doni yang tengah duduk di kursi roda, tersenyum senang saat melihat istri cantiknya sudah menyambutnya dengan senyuman hangat.

"Maafkan aku sayang tadi malam aku tidak menemani mu saat malam pertama kita." Doni langsung memegang tangan Bella dengan lembut.

"Ia mas, yang terpenting sekarang adalah kesehatan mu." Ucap Bella dengan senyuman lembut.

Lalu Dokter yang berada di belakang Doni pun langsung menjelaskan kondisi Doni, dokter melarang Doni untuk melakukan hubungan intim mengingat kondisi pria itu yang kini sedang tidak baik.

Doni yang mendengar hal itu hanya bisa cemberut karena ia tidak bisa merasakan kenikmatan bersama dengan Bella.

"Kau sudah pulang, tua Bangka?" tanya Leonardo yang baru datang, pria itu menggunakan baju santai.

"Leonardo jaga mulutmu! Aku ini adalah ayahmu." Doni langsung memberikan peringatan keras kepada Leonardo.

Tapi pria itu tersenyum meledak, "Sebaiknya kau kecilkan nada bicaramu. Jika kau marah-marah seperti itu, aku takut kau langsung mati di tempat." Ejek Leonardo.

Doni yang kesal langsung meminta Bella untuk membawanya masuk ke dalam kamar, Leonardo terdiam dengan mata yang menatap Bella yang mulai menghilang di balik pintu kamar.

Bella yang berada di kamar langsung mendorong kursi roda suaminya dengan lembut, "Bella, aku sangat bahagia bisa menikah dengan mu dan aku berjanji untuk biaya pengobatan adik ku. Aku pasti akan menanggungnya dan tentu saja hutang kedua orang tua mu juga akan ku anggap lunas." Ucap Doni dengan tangan yang memegang kedua tangan istrinya.

Bella tersenyum, meski hatinya bergidik jijik saat tangan keriput pria itu memegang tangan miliknya.

"Terimakasih Mas."

"Iya sayang, tapi ingat jangan sampai kau berani bermain di belakang ku. Jika sampai kau melakukan itu, kau harus membayar semua utang kedua orang tua mu dan juga pengobatan adik mu." Ancam Doni yang tidak ingin kehilangan Bella.

"Iya Mas, aku berjanji akan setia kepada mu. Lagi pula tidak akan ada pria yang berani mengganggu ku karena aku adalah istri mu." Ucap Bella dengan senyuman.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!