Kena Tipu

Tiga hari berikutnya Sera di buat panik, lantaran uang SPP yang kakaknya berikan seminggu lalu hilang begitu saja.

"Kok bisa hilang sih?" rutuknya.

Sera terus membuka laci nakas berulang kali dan mencari uang tersebut, akan tetapi ia tidak juga menemukannya.

"Perasaan aku gak beli apa-apa lagi selain baju sama tas. Kenapa uangnya bisa tiba-tiba gak ada ya?"

Sera mencoba untuk mengingat-ingat, apa saja barang yang ia beli menggunakan uang yang seharusnya ia bayarkan untuk SPP sekolahnya. Akan tetapi, seingat dia, dia tidak beli apapun lagi selain dua barang itu.

Hilangnya kabar Riki setelah dia nginap di rumah ini membuatnya kini curiga jika dia lah yang mengambil uangnya.

"Apa mungkin Riki yang ambil uangnya?"

"Ah tapi masa iya sih Riki tega ambil uang aku? Padahal selama ini aku kasih juga kan berapapun dia minta selama aku punya."

Sera masih berusaha untuk tetap berpikir positif, akan tetapi feeling nya memang mengatakan jika Riki lah yang mengambil uangnya. Mungkin itu alasan dia juga tidak lagi memberi kabar selama beberapa hari.

"Aagh .. Siall ..!! Mana uangnya banyak banget lagi. Mana minggu depan aku harus bayarin buat SPP, terus kalau kak Namira tahu uangnya gak aku bayarin buat SPP gimana? Kak Namira bisa marah sama aku."

Sera berpikir bagaimana caranya dapat uang satu juta buat bayar SPP. Tadinya dia cuma berpikir bagaimana cari uang tiga ratus ribu buat ganti uang yang dia belikan untuk baju dan tas saja, tapi sisanya yang tujuh ratus malah hilang di ambil Riki.

Sera mengambil ponselnya dan berusaha untuk menghubungi Riki lagi. Tetapi nomer pria itu sudah tidak lagi aktif.

"Tega kamu, Ki." Sera duduk di lantai dan menyandarkan punggungnya di ranjang.

Sera merasa bahwa dirinya telah di tipu oleh Riki, dia pikir Riki tulus dengannya. Akan tetapi pria itu hanya memanfaatkan dirinya.

***

Dava menyudahi permainan game online nya ketika dia sadar kalau malam sudah menunjukan jam sepuluh. Sebelum tidur tadi, Namira berpesan padanya untuk jangan lupa mengunci pintu rumah. Dava pun turun dari tempat tidurnya, bergegas menuju ruang tamu untuk mengunci pintu.

Akan tetapi, dia mendengar suara isak tangis seseorang dari luar. Karena penasaran, akhirnya dia mengecek ke luar rumah untuk memastikan siapa yang nangis malam-malam seperti ini.

Dava terkejut melihat keberadaan Sera di teras rumah. Ternyata suara isak tangis itu berasal dari gadis itu. Akhirnya Dava memutuskan untuk menghampirinya.

Sera segera menghapus air matanya begitu melihat kakak iparnya datang. Dia sedikit terkejut lantaran suami kakaknya itu malah ikut duduk di sebelahnya. Tempat duduk di teras rumah bukan berupa kursi, melainkan bangku panjang yang muat untuk tiga orang.

"Ada apa?" tanya Dava kemudian.

Sera menggeleng. "Gak apa-apa. Kak Dava ngapain di sini, kak Namira mana?"

Dava terdengar menghela napas. Alih-alih menjawab pertanyaan Sera, dia justru malah bicara seolah tahu apa yang saat ini sedang terjadi pada adik iparnya.

"Gara-gara pacar kamu, ya?"

Sera mengerutkan keningnya, menatap kakak iparnya heran. Kenapa dia bisa tiba-tiba bertanya hal itu. Tapi Sera merasa tidak ada salahnya cerita sama kakak iparnya. Apalagi selama itu sepertinya kakak iparnya lebih tahu tentang dirinya, akan tetapi dia sedikitpun tidak memberi tahu kakaknya.

_Bersambung_

Terpopuler

Comments

Eka Bundanedinar

Eka Bundanedinar

dasar abg mau aja dikibulin sana pcarnya dpt uang dan enk nya tuh si riki
dan dava mnfaatin keadaan ini psti krna bisa kasih uang dia mnta imbalan

2023-05-12

3

Muhamad Bardi

Muhamad Bardi

wah...rezeki nomplok nih buat dava pasti dia nanti akan memberi bantuan buat sera tapi dengan syarat...

2023-05-11

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!