Curhat Colongan

"Ada apa?" tanya Dava kemudian.

Sera menggeleng. "Gak apa-apa. Kak Dava ngapain di sini, kak Namira mana?"

Dava terdengar menghela napas. Alih-alih menjawab pertanyaan Sera, dia justru malah bicara seolah tahu apa yang saat ini sedang terjadi pada adik iparnya.

"Gara-gara pacar kamu, ya?"

Sera mengerutkan keningnya, menatap kakak iparnya heran. Kenapa dia bisa tiba-tiba bertanya hal itu. Tapi Sera merasa tidak ada salahnya cerita sama kakak iparnya. Apalagi selama itu sepertinya kakak iparnya lebih tahu tentang dirinya, akan tetapi dia sedikitpun tidak memberi tahu kakaknya.

Sera pun mengangguk. "Iya."

"Kenapa dia? Selingkuh?"

Sera menggeleng. "Aku gak tahu harus cerita dari mana."

Dava menepuk pundak Sera pelan, membuat Sera terkejut.

"Kamu gak usah takut, aku gak bakal cerita sama kak Namira. Kamu percaya gak sama aku?"

Sera melihat tangan kakak iparnya mengusap bahunya beberapa kali. Dia jadi merasa canggung seketika.

Dava paham mungkin Sera sedikit terganggu dengan tangannya. Oleh karena itu dia minta maaf dan memberi kesempatan Sera untuk bicara.

"Riki pacar aku, gak ada kabar selama beberapa hari ini," ujar Sera memulai ceritanya.

"Setelah dia nginap di sini?"

Pertanyaan Dava sontak membuat Sera terkejut sekaligus bingung.

"Maksud kak Dava?" Sera pura-pura tidak mengerti apa maksud pria itu.

Dava menyunggingkan sebelah sudut bibirnya, hal itu membuat Sera semakin penasaran, dari mana dia tahu soal itu.

"Lain kali lebih hati-hati ya kalau mau buang bekas main."

Awalnya Sera benar-benar tidak paham apa yang di maksud oleh Dava. Tapi setelah dia cerna baik-baik, Sera mulai paham arah pembicaraan kakak iparnya. Dia jadi malu, karena ini untuk kesekian kalinya kakak iparnya tahu soal dirinya.

"Gak usah takut, aku gak pernah cerita sama kakak kamu soal apa yang aku ketahui tentang kamu," ujar Dava menenangkan.

Sera menunduk malu, ia tidak lagi berani menatap pria itu. Sampai akhirnya dia kaget dan melirik pria itu pada saat menggeser duduknya lebih dekat lagi dengannya.

"Di usia kamu sekarang, memang lagi asik dan senang-senangnya melakukan hal yang begituan. Ingin mencoba banyak hal baru, dan tentunya hal begitu sudah menjadi hal lumrah bagi setiap pasangan yang pacaran dan di anggap hal yang wajar. Dan kamu gak usah sedih dan khawatir, kamu gak pantas buat nangisin satu laki-laki. Masih banyak laki-laki yang mau sama kamu, dan tentunya masih banyak hal yang harus kamu coba selama kamu belum menikah."

Sera diam seraya menatap wajah pria yang merupakan suami kakaknya. Entah kenapa ia merasa tenang dan senang memiliki teman sharing yang mengerti akan dirinya.

"Iya, kak. Tapi masalahnya Riki bawa pergi yang SPP sekolah aku," ucap Sera jujur.

Dava ikut terkejut dengarnya. "Hah, serius? Berapa?"

"Tujuh ratus, kak. Aku harus cari uang sebanyak itu kemana coba? Aku juga takut kak Namira marah kalau tahu aku belum bayarin uang itu buat sekolah."

Untuk masalah itu, Dava belum bisa untuk bantu. Masalahnya dia juga masih pusing soal ekonomi. Gaji kerjanya juga pas-pasan untuk makan dan biaya hidup sehari-hari.

"Nanti aku coba bantu jalan keluarnya."

"Serius, kak?" tanya Sera tanpa sadar dia memegang tangan pria itu saking senangnya.

Dava mengangguk meyakinkan. "Iya."

Sera pun memeluk erat tubuh pria itu di luar kendali dirinya.

"Makasih ya, kak." ucap Sera girang.

Dava sedikit terkejut dengan reaksi Sera, bisa-bisanya Sera memeluknya tanpa sadar. Akan tetapi Dava sama sekali tidak merasa keberatan, hal itu justru menjadi sebuah kesenangan tersendiri.

_Bersambung_

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***