Sebuah Ide

"Assalamu'alaikum .."

"Walaikumsalam .." teriak dari dalam rumah menjawab salam dari seseorang.

Tidak berapa lama, tuan rumah pun keluar dan terkejut sekaligus senang melihat orang yang dia tunggu-tunggu datang.

"Eh ada anak sama menantu kesayangan mama," ujar wanita paruh baya itu lekas memeluk menantunya.

"Mama apa kabar?" tanya Namira usai mereka melepaskan pelukannya.

"Mama baik, kalian baik juga kan?"

"Baik, ma. Alhamdulillaah .."

Kedua mata mama Sofia tertuju pada bingkisan di tangan Dava.

"Itu bawa apa?"

Dava pun mengangkat bingkisan tersebut lalu memberikan pada mamanya.

"Ini makanan, ma. Aku beli sepulang kerja tadi."

"Ah ya ampun, padahal kamu gak usah beli makanan di luar. Mama juga lagi bikin banyak kue buat tamu arisan mama nanti."

"Gak apa-apa, ma. Sekali-kali."

"Iya, terima kasih. Kalau begitu ayo masuk!"

Namira dan Dava pun masuk dan duduk di sofa ruang tamu. Sementara mama Sofia menaruh bingkisannya ke dapur. Tidak lama beliau kembali dan duduk di sofa panjang dekat Namira.

"Jadi gimana? Kalian udah ada kabar baik buat mama sama papa?"

Namira dan Dava saling menatap. Meski mama Sofia tidak menjelaskan apa maksudnya, mereka sudah bisa menebak apa yang mama Sofia pikirkan.

"Masih proses, ma," jawab Namira.

"Iya, ma. Kita masih berusaha. Tapi mama tenang aja, aku bakal kasih mama cucu dua sekaligus," sahut Dava.

"Kembar?" ujar wanita paruh baya itu dan di akhiri dengan tawa.

Untuk beberapa saat mereka mengobrol, hingga mama Sofia lupa jika beliau harus mengangkat kue nya di oven. Namira pun berinisiatif membantu mama mertuanya di dapur. Sementara Dava izin tidur siang karena sedikit lelah usai bekerja.

***

Sementara di rumah ibu Ita.

"Ibu gak usah kemana-mana, tetap istirahat di kamar, tiduran. Kalau butuh sesuatu atau apa ibu bisa panggil aku. Ingat ya, bu!" pesan Sera pada ibunya.

"Iya, Sera. Terima kasih sudah mau jaga ibu selama kakak kamu nginap, ya," ucap wanita paruh baya itu dengan seulas senyum.

"Iya. Kalo gitu aku mau balik ke kamar, aku ada tugas banyak. Jadi, ibu harus ingat pesan aku."

"Iya, nak."

Sera menyelimuti tubuh ibunya sampai bagian perut, barulah ia keluar dari kamar ibunya. Sera lega jika ibunya bisa ia atur.

Sudah hampir jam lima sore, sepulang sekolah tadi dia belum makan. Tadi ia mendapat chat dari kakaknya, jika lauk untuk makan ada di kulkas, ia tinggal manasin lagi saja.

Satu tangan Sera gunakan untuk makan, dan satu tangannya lagi ia gunakan untuk pegang hp. Dia asik chatan sama pacarnya. Dan dia segera menjadikan gelas air minumnya sebagai sandaran hp ketika mendapat panggilan video call.

"Halo, ayang."

"Iya, ayang. Kamu makan yang banyak, ya. Biar cepat besar," kata laki-laki yang ada di layar hp Sera.

"Hah, besar apanya nih?" tanya Sera niat bercanda.

"Itunya," jawab pria itu seraya menunjuk ke bagian tertentu.

"Iiih dasar," umpat Sera di akhiri dengan tawa oleh pacarnya.

"Kamu masak sendiri, yang?"

"Enggak, ini kakak aku yang masak tadi sebelum pergi ke rumah mertuanya."

"Oh. Kakak kamu mau nginap di sana?"

"Iya, katanya malam ini nginap. Makanya aku suruh jagain ibu."

"Bagus kalau begitu."

"Bagus kenapa?"

"Aku bisa nginap di rumah kamu, ayang."

"Hah???"

Sera kaget dengar ucapan pacarnya, dengan cepat ia mengecilkan volume hp dan suaranya.

"Maksud kamu apa, yang?" bisik Sera seraya melihat ke sekitar, padahal tidak ada siapapun di sana selain dirinya.

"Aku nanti diam-diam ke rumah kamu, ya. Kita bobo bareng malam ini, yang. Gimana?"

Sera diam untuk beberapa saat, dia berusaha berpikir sejenak. Ingin, tapi takut.

"Aku takut ketahuan, ayang."

"Gak usah khawatir, yang. Diam-diam aja. Nanti aku ke sana naik ojol, jadi gak bawa motor. Jam tujuh nanti aku ke sana, ya."

Sera masih bingung untuk memutuskan. Ia belum berani bawa pacarnya ke rumah, apalagi diam-diam nginap. Walaupun kakak nya sedang tidak ada di rumah, dia tetap takut karena masih ada ibunya. Dia juga takut kalau tetangganya sampai lihat dia bawa laki-laki ke dalam rumah.

"Sebentar ya, nanti aku pikirin. Kalau situasinya aman, aku kabarin kamu."

"Ok, ayangku."

Sera melambaikan tangannya ke layar hp sebelum ia mematikan sambungannya.

Gadis itu terlihat kebingungan. Di satu sisi dia setuju juga dengan ide pacarnya, tapi di sisi lain rasa takut masih lebih besar dari pada keinginannya.

Sera buru-buru menghabiskan makannya, meletakan piring kotor di tempat cuci piring. Lalu pergi ke kamarnya.

_Bersambung_

Terpopuler

Comments

Maria Magdalena Indarti

Maria Magdalena Indarti

anak SMA nih gitu gaul nya

2025-02-08

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Heran aku baru klas 2 SMA kelakuannya gitu amat,Malu maluin,Jadi cewek gak bisa jaga harga diri banget,,Anak muda jaman now meresahkan 🤦🤦🙄🙄

2024-05-19

0

kia

kia

ya ampun Sera kalo q punya adik kaya kamu udah q getok tu pala ,kelakuanya dah kaya suami istri,,😠terlalu bebas

2023-05-11

6

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!