Sudah hampir jam delapan malam, akan tetapi Sera belum kunjung pulang. Namira jadi khawatir, ia sudah berusaha menelepon sangat adik akan tetapi tidak di angkat.
"Sera kenapa kamu belum pulang juga, sih? Bagaimana kalau ibu nanyain kamu?"
Di ruang tamu, Namira berjalan mondar-mandir layaknya setrikaan di tengah kekhawatiran nya. Gadis itu janji akan pulang sebelum jam delapan malam, akan tetapi ini sudah jam delapan lebih sepuluh menit.
Dava berusaha menenangkan istrinya.
"Sayang, mungkin Sera lagi di jalan. Atau di jalan macet, kita kan gak tahu. Gak usah terlalu cemas, aku yakin adik kamu bisa jaga diri baik-baik di luaran sana. Lagian kamu bilang dia pergi untuk belajar kelompok bukan? Dia pasti nanti pulang di antar sama temannya, gak mungkin sendiri."
Kalimat Dava setidaknya bisa menenangkan Namira. Meski demikian, sebagai seorang kakak dia tetap saja khawatir dan takut.
Tidak berapa lama, Namira mendapat chat dari Sera. Gadis itu memberi tahu jika di tempat temannya sedang hujan, sehingga belum bisa pulang saat ini. Dia akan menunggu sampai hujan reda.
Namira menyarankan adiknya untuk pulang naik taksi online saja, akan tetapi Sera tetap akan pulang di antar oleh temannya yang tadi sore menjemput dirinya. Sera juga bilang agar Namira tidak perlu mengkhawatirkan dirinya, sebab dia bisa menjaga diri.
"Aku sudah bilang jangan terlalu mencemaskan Sera, dia sudah besar. Sera pasti tahu bagaimana caranya melindungi dirinya sendiri," ucap Dava.
Namira pun mengangguk. Apa yang di katakan oleh suaminya ada benarnya juga. Mungkin ia harus memberi sedikit kebebasan pada adiknya dan percaya jika Sera mampu menjaga diri.
Dava mengajak istrinya untuk ke kamar. Ia meminta wanita itu untuk istirahat saja. Jika Sera pulang nanti, ia yang akan membukakan pintu.
"Aku gak tenang kalo Sera belum pulang, mas. Aku gak bakalan bisa tidur."
Dava mengusap bahu Namira pelan. "Iya, sayang. Aku tahu gimana khawatirnya kamu saat ini. Tapi kamu harus percaya kalau Sera akan baik-baik saja. Sekarang kamu tidur dan istirahat, nanti kalau Sera udah pulang, aku bakal bangunin kamu. Gimana?" Dava berusaha membujuk istrinya agar mau tidur dan istirahat.
Akhirnya Namira pun setuju. Meski demikian dia tetap tidak bisa tidur sebelum Sera pulang. Sebisa mungkin ia pejamkan mata, sampai rasa kantuk pun datang.
Dava rasa Namira sudah tertidur pulas, sambil nunggu Sera pulang, dia memilih untuk main game yang ada di HP nya.
Tidak terasa, waktu sudah menunjukan jam sepuluh. Akan tetapi belum ada tanda-tanda Sera akan pulang. Dava semakin yakin jika adik iparnya itu pergi ke sebuah tempat bersama pria tadi yang menjemputnya, yang ia pikir itu merupakan pacarnya. Bukan pergi untuk tugas kelompok sekolahnya, sebab itu sudah menjadi alasan yang lumrah bagi remaja untuk pergi agar mendapatkan izin.
Karena belum juga ngantuk, Dava terus melanjutkan game online di HP nya. Lima belas menit kemudian, ia mendengar suara seseorang mengetuk pintu. Dava pikir itu adalah Sera. Dengan cepat ia menaruh ponselnya dan beranjak untuk membukakan pintu rumah.
Begitu pintunya terbuka, muncul Sera dari balik pintu dengan pakaian yang basah kuyup. Dan yang membuat Dava salah fokus adalah ketika pandangannya tertuju pada inner hitam yang mengetat yang memperlihatkan tonjolan besar dada Sera akibat bajunya basah.
"Maaf baru pulang, kak. Kak Namira nya mana?" ucap dan tanya Sera seraya mencari seseorang ke belakang Dava.
Suara Sera menarik Dava dari alam bawah sadarnya, dia langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Iya, gak apa-apa. Kakak kamu kebetulan sudah tidur."
Sera terdengar menghela napas lega.
"Hhh .. Syukurlah kalau kak Namira sudah tidur, aku takut banget kak Namira marah."
Pandangannya Dava tertuju pada tanda merah yang terdapat di bagian leher Sera yang tentunya tidaklah asing baginya.
"Memangnya kamu habis pergi dari mana sama pacar kamu?"
Mendengar pertanyaan sang kakak ipar, kedua bola mata Sera refleks melebar. Dia kelihatan gugup dan tegang.
"Maksud kak Dava apa ya?"
Dava menyunggingkan sebelah sudut bibirnya, membuat Sera semakin tegang.
Lantaran takut di tanya-tanya lagi, akhirnya Sera menerobos masuk melewati Dava begitu saja. Karena kakinya basah membuat lantai licin sehingga ia jatuh terpeleset.
"Aaa .." teriak Sera.
Beruntung Dava sigap dan menangkap tubuh gadis itu sehingga Sera jatuh ke dalam pelukannya.
Untuk seperkian detik mereka saling bertukar tatapan. Sampai akhirnya Sera sadar jika pria yang saat ini memeluk tubuh nya merupakan kakak iparnya.
Tanpa meninggalkan sepatah kata pun, Sera pergi melanjutkan langkahnya menuju kamar. Ia tidak ingin kakaknya sampai bangun dan memergoki dirinya tengah berduaan dengan kakak ipar.
Dava sendiri masih tidak percaya jika dia baru saja memeluk adik istrinya. Ia melihat ke arah pintu kamar sang adik ipar yang sudah tertutup rapat. Entah kenapa, semenjak apa yang ia dengar tadi malam membuatnya sedikit gelisah jika berhadapan dengan gadis itu.
Sebelum Namira bangun akibat suara teriakan Sera barusan, Dava cepat-cepat kembali ke kamarnya. Sebelum itu, ia menutup kembali pintu rumah, ia juga tidak lupa menguncinya.
_Bersambung_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Dwisur
tadi pake jilbab,,kok bisa kelihatan lehernya Thor?
2025-01-04
1
Maria Magdalena Indarti
kok bs keliatan inner nya. krn basah ya
2025-02-08
0
Qaisaa Nazarudin
Bukan kah katanya tadi Sera pake kerudung ya,Kok bisa liat lehernya?
2024-05-19
0