...“Pilih. Melayaniku atau … kuberitahukan pada semua orang kalau kamu Open BO?” – Austin Xaquille Mendes...
...💨💨💨...
“HAHAHAHA!!!”
Di lorong hotel mewah tersebut, suara lantang Austin yang tertawa paksa terdengar menggema. Pasalnya, pria itu tertawa dengan sangat kaku dan terkesan tak alami.
“Jadi kamu? Gadis yang Open BO karena butuh uang itu?!” tutur Austin dengan suara yang lantang dan penuh penekanan.
Di saat yang sama, ada beberapa tamu hotel yang sedang lalu lalang sambil menatap ke arah Austin dan Sasha. Sasha yang malu karena tatapan aneh para tamu tersebut, ia memutuskan untuk tak menggubris ucapan Austin. Ia melangkahkan kaki untuk meninggalkan Austin.
“Hey!!!” sergah Austin kesal. Tangan kekarnya menahan lengan Sasha dengan kuat.
“Mau ke mana?!” tanya Austin dengan tatapan yang tajam ke arah gadis itu.
“Pulang! Aku bakalan transfer lagi uangnya. Kirim aku nomer reken—”
Austin tak membiarkan Sasha menyelesaikan ucapannya. Pria itu menarik lengan Sasha dengan kuat dan menyeret gadis itu masuk ke dalam kamar. Kemudian ia mengunci kamar tersebut dan menyeret Sasha ke samping ranjang.
“Lepasin!” ringis Sasha dengan mimik wajah menahan sakit. Pasalnya, genggaman pria itu begitu bertenaga.
“Kamu nolak bantuan aku, tapi kamu malah Open BO?! Hah?!” bentak Austin dengan mata hazelnya yang menegang karena amarah.
“Ngapain aku terima bantuan dari cowo songong kayak, Kak Austin?! Minta maaf aja nggak! Emangnya segala sesuatu bisa diberesin pake uang?!” Sasha menatap tajam ke arah Austin.
Austin tersenyum miring. Sorot matanya menajam dan ia berjalan selangkah lebih dekat dengan tubuh Sasha.
“Segala sesuatu bisa diberesin pake uang,” ucap Austin dingin dengan suara yang pelan.
Kemudian, Austin mendekatkan bibirnya ke telinga Sasha. “Kamu … buktinya.”
Sasha tersentak kaget. Tanpa sengaja, ia melangkah mundur selangkah.
“Tolong … lupakan kejadian malam ini,” Sasha menunduk dengan tatapannya yang tertuju ke lantai. Kedua tangannya saling berpegangan karena ketakutan sekaligus malu. “Aku akan mengembalikan uang muka yang udah kamu transfer.”
“Aku? Transfer?” tanya Austin sambil mengerutkan dahinya. Sesaat kemudian ia tertawa terbahak-bahak.
“Jason? Hahahaha! Untung aku yang ke sini, kalau Jason yang ke sini, sepertinya kamu …” Austin tak melanjutkan ucapannya.
Pria dingin yang memaksakan tawa itu membuka jaketnya. Lalu dilemparnya jaket tersebut ke atas sofa yang berada tak jauh dari ranjang.
“K-Kak … aku bakalan kembaliin uangnya,” Sasha semakin ketakutan saat melihat Austin melepaskan jaket. Dipikiran gadis itu saat ini, bisa saja ia menjadi santapan nafsu buas dari pria itu.
“Setiap transaksi yang udah di lakukan itu … nggak boleh dibatalkan sepihak,” tutur Austin sambil berjalan mendekat ke arah Sasha.
Sasha berusaha mundur selangkah demi selangkah. Hingga langkahnya terhenti karena tak ada lagi ruang untuk ia mundur selain ranjang.
“Akk!” tanpa sengaja tubuh Sasha kehilangan kendali dan jatuh terjerembab ke atas ranjang empuk hotel itu.
“Ck!” Austin berdecak sebal saat melihat tubuh Sasha yang begitu menggoda.
Lekukan yang terpahat dengan indah pada tubuh gadis yang mengenakan dress ketat selutut berwarna hitam itu, membuat Austin menelan ludahnya. Dada indah gadis itu bergerak naik turun akibat nafasnya yang tidak stabil karena jatuh secara tiba-tiba. Rambut coklat Sasha yang berantakan di atas ranjang itu, entah kenapa memberikan sebuah pemandangan yang sempurna.
Austin merangkak menaiki ranjang dan tubuh Sasha. Sorot matanya mendadak buas dan liar, seperti singa yang siap menerkam mangsanya.
“Kak … please, aku bener-bener nggak mau ngelakuinnya,” lirih Sasha memelas.
“Nggak mau ngelakuinnya karna orang itu aku?” tanya Austin dengan suara yang pelan. Matanya bertemu dengan mata Sasha, gadis yang selama ini membuatnya iri akan cinta kasih orangtua yang gadis itu dapatkan tanpa sedikitpun kekurangan. Berbeda dengan dirinya. Seorang anak yang selalu haus akan cinta, kasih sayang dan perhatian dari orang tua.
“Bukan … aku mau melakukannya dengan orang yang akan menjadi suamiku nanti,” jawab Sasha dengan kedua matanya yang berkilat-kilat. Berharap belas kasih dari anak majikannya. Meski ia yakin tak mungkin, karena pria itu merupakan pria dingin yang tak memiliki belas kasih terhadap siapapun.
Austin merasa kesal dengan ucapan Sasha. Pasalnya, ucapan dan apa yang dilakukan gadis itu tak sesuai. Ditatapnya seluruh wajah gadis itu dalam-dalam. Tangan kanannya membawa beberapa helai rambut Sasha ke belakang daun telinga. Lalu, ia kembali mendekatkan bibirnya ke telinga Sasha.
“Memangnya … aku anak kecil yang bisa kamu bohongi?” tanya Austin pelan.
“Katakan … kamu butuh berapa? Aku akan memberikan uang yang kamu butuhkan dengan imbalan melayaniku sampai puas.”
“Brengsek!” umpat Sasha kesal.
Dengan sekuat tenaga, Sasha langsung mendorong tubuh Austin hingga terjatuh ke sisinya. Lalu ia bergegas bangkit dari ranjang dan berusaha menapaki lantai.
Austin tak memberikan kesempatan pada Sasha untuk pergi. Sasha yang saat itu berdiri di sisi ranjang, dengan gesit tangan kekarnya menarik tangan Sasha sehingga tubuh gadis itu jatuh ke pelukannya yang sedang duduk di sisi ranjang.
Dengan posisi terduduk di sisi ranjang di atas pangkuan sambil membelakangi Austin, nafas Sasha menderu akibat rasa sesal dan emosinya yang meledak-ledak.
“Pilih. Melayaniku atau … kuberitahukan pada semua orang kalau kamu Open BO?” bisik Austin pelan ke telinga Sasha. "Termasuk ... Pak Robert saat dia sudah sadar nanti."
...💨💨💨...
BERSAMBUNG…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Hana Florencia
Thorrr, bikin gemes deh bacanya 🤣
2023-05-08
1