...“Open BO karena lagi BU. Gue masih perawan dan belum pernah ciuman. Harga tertinggi di kolom komentar bakalan gue hubungi melalui DM.” – Sasha Rodrigoez...
...💨💨💨...
Di ruangan yang steril dan berbau khas wipol tersebut, Sasha melihat Robert yang sedang ditangani oleh beberapa suster dan dokter. Setelah membayar tagihan rumah sakit berkat uang yang diberikan Austin tadi, Ayahnya pun segera dipindahkan ke ruang rawat inap. Tentunya dengan beberapa selang yang tertancap di beberapa bagian tubuh ayahnya.
“Haaa …” Sasha menghela nafasnya pelan.
Begitu banyak hal yang gadis itu pikirkan saat ini. Setelah membayar biaya satu minggu ayahnya di ruang ICU, bagaimana caranya ia dapat membayar tagihan rumah sakit selanjutnya sampai ayahnya sembuh? Meskipun Austin menawarkan diri untuk membiayai biaya perobatan Robert, tetap saja ia menolak. Cukup sekali ia diperlakukan seperti siang tadi. Tidak untuk kedua kalinya.
“Ck! Kalo aku biarin dia nanggung biaya rumah sakit Ayah, ke depannya dia pasti berbuat sesuka hatinya sendiri,” gumam Sasha dalam hati.
Sasha menunggu di luar ruangan rawat inap sambil menunggu proses pemindahan ayahnya selesai. Ia duduk di atas kursi yang ada di sana. Kemudian, dikeluarkannya ponsel lusuh miliknya yang sudah enam tahun tak pernah di ganti-ganti.
Untuk menghilangkan kejenuhan, ia membuka aplikasi sosial media dengan logo burung putih.
“Dih, apaan sih, open BO open BO,” celetuk Sasha kesal melihat foto-foto vulgar yang di upload di sosial media. Terlebih lagi foto tersebut memamerkan beberapa anggota tubuh yang tak seharusnya dipamerkan.
Tiba-tiba Sasha terdiam. Ia memikirkan suatu hal yang tak seharusnya ia pikirkan. Pasalnya, ini sangat berpengaruh dengan kelangsungan masa depannya.
“Apa … itu cara tercepat menghasilkan uang?” gumamnya lirih dengan sorot mata yang menerawang jauh.
Cukup lama Sasha berfikir sambil sesekali ia mondar mandir bak setrika.
“Ya … nggak masalah. Apapun itu, aku bakalan lakuin buat Ayah, satu-satunya keluargaku yang tersisa.”
...💨💨💨...
Tiga hari telah berlalu.
Di sebuah jalanan yang sangat sepi oleh pengendara umum, geng Maddog berkumpul di sana. Ada yang sedang duduk di atas motor, ada yang sedang sibuk memamerkan sparepart terbaru yang mereka pasang di motor, bahkan ada yang memamerkan motor baru mereka.
Sesaat kemudian, seluruh aktifitas geng Maddog terhenti saat bunyi sebuah motor yang cukup khas dikeluarkan oleh Ducati Superleggera V4. Itu adalah motor mahal yang dimiliki oleh ketua dari geng Maddog. Austin Xaquille Mendes.
Seluruh geng Maddog mengelilingi Austin yang memberhentikan motornya.
“Gimana keadaan lo?” tanya Jason khawatir.
Austin melepaskan helm full facenya dan meletakkan helm tersebut ke atas motornya. Pria berkulit kuning langsat tersebut menaikkan kedua alisnya.
“Gue bakalan bikin perhitungan sama Black Wolf,” gumam Austin lirih.
“Gue ikut!” seru Jason dengan penuh penegasan. “Berani-beraninya mereka menggunakan trik busuk buat menang!”
Sesaat setelah Jason menawarkan diri untuk membantu Austin untuk membalaskan dendam kepada Black Wolf, seluruh anggota Maddog menawarkan diri untuk membuat perhitungan dengan Black Wolf.
“Kita semua ikut!” ujar salah satu dari anggota Maddog dengan lantang.
Austin menghela nafasnya sembari mengangguk pelan. “Perbanyak anggota Maddog. Latih fisik dan keterampilan kalian. Jangan asal ngebut tapi nggak tau triknya.”
“Siap!!!” seru seluruh anggota Maddog.
“Ya udah, lanjutkan aktifitas kalian. Maaf hari ini aku sedang nggak mood,” tutur Austin datar. Ia masih duduk di atas motornya.
Jason tersenyum sambil memikirkan sesuatu. Sahabatnya itu mendekat ke arah Austin sambil mengeluarkan sebungkus rokok dari saku celananya.
“Ke Hotel Nerium Oleander, gih,” ucap Jason sembari membakar rokok yang ia jepit diantara kedua bibirnya.
“Ck!” Austin hanya berdecak tanpa menggubris ucapan dari sahabatnya yang sejak dulu terkenal mesum itu.
“Gue udah bayar mahal loh buat menangin ‘sayembara’, soalnya dia masih ting-ting,” celetuk Jason sambil menghembuskan asap rokoknya ke samping kiri. “Gue ikhlasin deh virgin tuh cewe buat lo.”
“Itung-itung ngembaliin mood lo,” sambung Jason.
“Bayar berapa? Biar gue ganti duitnya,” tanya Austin yang mulai tertarik.
“Nah … ini baru Austin yang gue kenal,” Jason menyeringai sambil merangkul bahu sahabatnya.
“Tadi sih gue kasih uang muka tiga puluh juta, pelunasannya ntar aja gue bayarin pas lo udah puas,” imbuhnya.
“Eebusettt!” Austin langsung mengernyitkan dahinya sambil menatap Jason.
“Tadi ada yang nawarin dua puluh juta juga.” Celetuk Jason sambil membuka aplikasi sosial media di mana ia menemukan tawaran Open BO.
“It’s okay lah. Soalnya gue pengen nyobain yang virgin. Tapi nih, karna gue care sama lo, nggak pa-pa deh, lo nikmatin aja,” imbuh Jason.
...💨💨💨...
...“Open BO karena lagi BU. Gue masih perawan dan belum pernah ciuman. Harga tertinggi di kolom komentar bakalan gue kirimin kontak melalui DM.”...
Di salah satu kamar yang ada di hotel terbesar se-Asia Tenggara, Sasha terlihat kebingungan sekaligus ketakutan. Pasalnya, percobaan iseng yang tadi ia unggah menggunakan akun fake di sosial media, dengan cepat dibalas oleh beberapa pengguna.
"Dasar gila! Bisa-bisanya aku serius melakukan ini!" umpat Sasha sambil mengepalkan kedua tangannya.
Kedua matanya berkeliling melihat seisi kamar hotel mewah tersebut. Ia berusaha menenangkan dirinya yang saat ini tak bisa tenang. Benar-benar gugup dan takut.
Sasha mencoba duduk dengan tegap di sisi ranjang. Kemudian ia menghela bafas pelan. Lalu ia mencoba berfikir baik-baik. Kurang lebih beberapa menit ia berfikir dan bergulat dengan akal dan hati kecilnya.
“Haaa … nggak deh. Aku transfer lagi aja uangnya,” gumam Sasha. Ia memutuskan untuk tak jadi melakukan hal gila ini.
Dipikirannya saat itu, bagaimana jika pria yang akan mengambil mahkotanya malam ini adalah pria tua yang jelek dan bertubuh gendut? Terus sudah tua? Atau om-om? Argh … memikirkannya saja sudah membuat Sasha bergidik ngeri.
“Pulang,” gumam Sasha lagi. “Ya, aku harus pulang!”
Sasha yang semula duduk di sisi ranjang, ia bergegas berdiri. Kemudian ia mengambil tas sandang berwarna hitam yang tadinya ia bawa. Dengan langkah yang cepat, ia bergegas menuju pintu untuk segera meninggalkan kamar hotel yang mewah itu.
Ceklek!
Di saat Sasha membuka pintu kamar hotel tersebut, di saat yang sama juga ada sosok pria yang sedang berdiri di depan pintu dengan tangan di udara yang bersiap ingin mengetuk pintu.
“K-Kak Austin?!”
“Sasha?!”
...💨💨💨...
BERSAMBUNG…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
lenong
nah loh😲😲
2023-10-25
0
Arch Quoise
Sudah ku duga 😛
2023-05-06
2