..."Mau sampai kapan sih lo mikirin cewe brengsek itu?! Jelas-jelas dia selingkuh sama kakak kandung lo!" - Jason El Barack...
...💨💨💨...
Setelah makan siang, Austin memutuskan untuk membawa Sasha pulang.
Saat motor yang dikendarai Austin berhenti di depan rumah mewah, ia mendapati mobil Alphard hitam terparkir di depan pintu utama.
Austin mendadak memasang muka malas.
"Pulang dan istirahatlah," tutur Austin pada Sasha.
Gadis itu terlihat kesusahan menenteng beberapa tas belanja. Kepalanya terasa berat karena mengenakan helm full face yang baru saja dibeli oleh Austin.
"Kak Austin mau ke mana?" tanya Sasha.
"Aku ada urusan," jawab Austin sambil memumundurkan motornya. "Nanti, aku akan mengabarimu."
...💨💨💨...
"Haaa ..." Austin menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang milik Jason. Tangannya membentang sambil matanya menatap langit-langit kamar.
"Bokap nyokap lo di rumah?" tanya Jason yang sudah faham jika Austin kabur ke rumahnya sambil menghela nafas berat.
"Kenapa lo nggak tinggal di apartemen aja sih?! Masih mikirin Keisha?" celetuk Jason mulai kesal.
"Come on, Bro! Mau sampai kapan sih lo mikirin cewe brengsek itu?! Jelas-jelas dia selingkuh sama kakak kandung lo! Terus mereka juga tidur bar-"
"Stop it, Jason!" Austin menyuruh Jason diam.
Susah payah ia melupakan cinta pertamanya yang berkhianat itu, Jason malah kembali mengingatkannya pada gadis itu.
"Sorry," gumam Jason pelan.
Jason duduk di sofa yang tak jauh dari ranjangnya yang di tempati oleh Austin. Ia menyambar gitar coklatnya dan membawa gitar itu ke pelukan.
Sambil memetik beberapa senar gitar tersebut, Jason menatap ke arah Austin dengan tatapan kasihan.
"Bro, gue nggak ngajarin lo durhaka. But, sometimes lo harus pikirin perasaan lo juga ...."
"Mau sampai kapan sih lo dipandang sebelah mata sama bokap nyokap lo? Yang mereka perhatikan selama ini 'kan ... kakak lo?" sambung Jason kesal.
Austin tak menggubris ucapan Jason. Baginya, hidup seperti benda mati di rumah itu sudah hal yang biasa baginya. Tak pernah diperhatikan dan tak pernah anggap ada. Andai ia tak keluar beberapa hari dari kamar, tak akan ada yang mencarinya. Tapi ... jika Kakaknya yang tak keluar kamar setengah hari saja, orangtuanya pasti cemas setengah mati.
"Lo punya kontak cewe yang kemaren?" tanya Austin tiba-tiba. Ia bertanya dengan mata yang terpejam.
Jason terbelalak. Jemarinya yang semula memetik senar gitar, mendadak terhenti. Lalu ia letakkan gitarnya ke atas sofa dan duduk di sisi ranjang menghadap ke arah Austin.
"Gimana? Enak 'kan? Lo mau booking dia lagi?" tanya Jason penasaran.
"Jaga ucapan lo, Jas!" bentak Austin dengan suara yang lantang. Matanya mendadak terbuka dan menatap ke arah Jason.
"Slow, Bro," Jason bergidik ngeri melihat ekspresi wajah Austin yang tiba-tiba menyeramkan.
"Dia anak satpam rumah gue," ucap Austin lirih. Wajahnya yang semula tegang, perlahan mulai santai.
"Serius lo?!" tanya Jason terkejut. "Pak Robert? Iya, 'kan? Si Bapak yang baik itu, 'kan? Yang istrinya sayang banget sama lo sejak lo kecil?"
"Hmm ..." dehem Austin pelan.
"Tapi ... kenapa? Emangnya dia punya masalah apa sampe B.U gitu?" Jason menatap ke arah Austin dengan tatapan menyelidiki.
"Bapaknya koma gara-gara anak buah Black Wolf."
"Hah?! Yang jadi korban malam itu Pak Robert?!!!" Jason langsung berdiri dari duduknya. Ia langsung bertolak pinggang dengan mata yang terbelalak.
"Bangsat! Black Wolf anjing! Bajingan!" umpat Jason kesal. Ia tersulut emosi saat mendengarkan Robert yang menjadi korban. Padahal, pria tua itu tak ada sangkut paut sama sekali dengan pertengkaran antara Maddog dan Black Wolf.
"Terus ... sekarang Pak Robert gimana? Eh, bukannya istrinya Pak Robert belom lama meninggal? Tuh cewe sendiri dong? Kasian njir," imbuh Jason.
"Gue tanggung jawab kok," sahut Austin tanpa menoleh ke arah Jason.
"Tapi ... dia masih tinggal di gudang belakang?" tanya Jason ragu-ragu.
...💨💨💨...
Flashback.
"Pak ... lagi patroli malam?" sapa Jason yang sok akrab dengan Robert, pria yang seumuran dengan ayahnya. Ia tersenyum tulus kepada pria paruh baya yang sedang berkeliling rumah pada malam yang dingin itu.
Malam itu, pertama kalinya Jason bertemu Robert saat ia berkunjung pertama kali ke rumah Austin.
"Biasaaa ..." sahut Robert sambil tertawa dengan ciri khas bapak-bapaknya. "Temannya Austin?"
"Iya, Pak. Hehehe," jawab Jason cengengesan.
"Temenan yang baik ya sama Austin. Dia anak yang baik kok," ucap Robert sambil menepuk pelan bahu Jason.
Flashback Off.
...💨💨💨...
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments