Pagi itu semua di mulai aktifitas keseharian yang menyita waktu semua umat manusia.
bekerja ,belajar, dan berdiam diri melakukan hal yang tak bermanfaat pun di lakukan untuk mengisi waktu.
Tanpa terkecuali Arif, pagi ini dia bersekolah sangat semangat, angkot yang iya tumpangi sekarangpun tak menurunkan dia di pinggir jalan lagi di antarkan sampai gerbang awal yang baik untuk sebuah angkot.
Jam menunjukan pukul 07.15 pagi masih banyak waktu untuk beberapa murid yang menggunakannya untuk jajan atau hanya sekedar berkeliling sekolah.
Tapi untuk Arif dia lebih memilih berdiam di kelas.
Dia sekarang sedang mengobrol dengan supri dan huda ngobrol masalah pelajaran sampai masalah cewek
"Eh ,Rif inget gak ,cewe yang kemarin kita ajak kenalan 2 di antaranya sekolahnya bareng, kita loh " ucap Huda.
"Apa benar? ,wah kebetulan sekali iya, " ucap Arif.
"Lyla, sama yang satunya yg montok Rindy beeuh, gk nyangka sekolah di sini cuyy, cuma Linda aja yg di swasta. "
"Tuh, gebetannya Supri gk ada di sini." ledek Huda.
"Kebetulan kalo begitu ,kita bisa pdkt lebih dekat" Arif menimpali.
"Elu bilang lyla ada penampakannya Rif? , emangnya lu gk takut ,nanti di serang lagi? " ucap Supri.
"Memang, cuma aku penasaran aja, kasihan secantik dia sudah jadi sarang iblis yg begitu kuat, " ucap Arif.
"Kayaknya ada yang jatuh cinta nih." goda supri.
"Seleranya tinggi cuy si Arif." huda menimpali.
"Apaan sih kalian, aku sama Lyla kan teman, wajar kan kalo aku nolong. "ucap arif.
"Iya dah teman, teman mesra " tawa Huda dan Supri bersamaan.
"Aah, terserah kalianlah, "ucap Arif mengalah.
Bel sekolah pun berbunyi dan semua bersiap untuk melakukan pelajaran di jam pertama.
,
SKIP TIME.
,
Waktu siang pun tiba hari ini hari jumat dan bebas eskul ,dan kegiatan di sekolah ,semua murid di wajibkan pulang ke rumah masing masing, walaupun ada sebagian murid yang bandel dan mereka lebih memilih nongkrong dan makan makan bentar ke kota pusat.
Terkecuali Arif dia langsung pamit ke Huda dan Supri dia tak ikut nongkrong dan lebih memilih pulang ke rumahnya melanjutkan latihannya.
,
SkipTime
,
,
"Baiklah tuan sekarang mari kita masuk ke tahap selanjutnya pengendalian energi." ucap Zaenal.
Zaenal mengambil sesuatu di kantong plastik yang iya bawa dan dia melempar kan sesuatu ke arah tuannya.
Arif menangkap nya dengan mudah dan dia terkejut karena yang iya dapat mainan balon berbentuk pedang.
"Kali ini mengalirkan energi ke benda lemah kau harus kontrol kekuatanmu dan seimbangkan ruang di benda yang kau pegang tuan, " ucap zaenal.
"Kenapa harus pake pedang pedang ngan lagi sih ampun, ku kira ke tahap selanjutnya sebuah jurus, atau apa kenapa malah kaya gini, " keluh arif.
"Kau lewati ini saja dulu tuan, dan setelah itu kita ke tahap selanjutnya. ". kau sudah bisa kan? " tanya Zaenal.
"Baik ku coba"
Arif memusatkan kekuatannya ke pedang balon tersebut dia berkonsentrasi dan menghentak kan kekuatannya ke dalam pedang balonnya, tapi sebelum itu terjadi pedang yang iya alirkan meletus. pecah tak bersisa.
Melihat itu Zaenal tersenyum dan mengangkat tangannya ke udara dan menghitung dua tahapnya.
"Kontrol kekuatan, sesuaikan ruang, pedang kayu ,yang kemarinku berikan bisa di sesuaikan tuan ,karena daya ruangnya sangat padat, beda dengan pedang balon yang ku beri ini" Zaenal kembali melempar pedang balonnya ke arah Arif.
"Pedang balon ,walau ringan tapi dia sudah mempunyai ruang yang penuh angin dan energi hampir sama jadi, agar bisa energimu dan energi balon berdamping ngan, sesuaikan ruang dengan kekuatanmu ,cobalah tuan". tambah Nurul.
Sambil menjelaskan Zaenal mempraktekan kan kekuatannya Zaenal mengalirkan kekuatannya ke pedang balon itu dan , Zaenal dengan mudah memenuhi pedang balon itu dengan energinya, dan dia menebaskan nya ke arah kanan.
Pagar bambu milik tetangga arif bergetar, namun pedang balon itu tidak rusak ,masih utuh.
"Aiissh! ,susah juga, baiklah, aku akan mencobanya". ucap Arif
Arif memusatkan kekuatannya, dan mengalirkan kekuatannya ,ke pedang balon nya, dan benar saja ,pedang itu kembali meletus bahkan sebelum arif menyentuh pedang itu.
"Aaah! , akan ku coba lagi"
Arif kembali memusatkan kekuatan ke pedang balon itu ,dia mencoba terus dan gagal lagi karena pedang balon tersebut sudah memiliki energi sendiri ,dari tiupan udara jadi itu yang membuat arif kesulitan.
Arif sudah mencobanya lagi dia mengalirkan energinya ,sekecil mungkin tapi itu malah membuat pedang balonnya kempes, dia mencoba lagi dan lagi namun seperti biasa gagal lagi, dia mencoba lagi dan gagal lagi berulang kali, hingga malam pun tiba, dia gagal lagi.
,
"Aah! balonnya habis dan semua pecah, aku gagal lagi." ucap Arif.
"Sudah hampir jam 9 malam tuan, istirahatlah bahan baku untuk latihanmu juga sudah habis, " ucap nurul.
"Baiklah ku coba besok lagi, Arif melangkah maju dan baru beberapa saat dia baru sadar.
"Eh, iya tunggu balon-balon itu kalian dapat dari mana, dari dunia manusia? atau dari mana, kalo dari dunia manusia yang ada manusia lewat liatnya balon melayang dong." ucap arif.
"Ya jelas tidak tuan ,kami mendapatkannya di dunia manusia cuma, kami ambil energi benda mati tsb sedikit untuk pelatihanmu" terang Zaenal.
Ko ,bisa iya." arif berpikir, namun dia tidak memusingkan itu dan masuk ke kamarnya.
"Aah sudahlah. aku masuk selamat malam semuanya."
,
Malam pun berganti pagi sehabis pulang sekolah, dia melesat ke halaman belakangnya sesudah melakukan ritual makan dan tidur siang dia kembali memusatkan, kekuatannya dan berlatih lagi, kali ini Nurul dan Zaenal melihat bersama tuannya latihan.
Dengan posisi Nurul yang meniup balon dan Zaenal yang membentuk menjadi pedang, setelah di bentuk dia lemparkan ke arah tuan mereka.
Arif menangkapnya dan melanjutkan latihannya ,dia mengalirkan kekuatannya.
dan kembali dia harus menerima kenyataan pahit, bahwa balon yg iya pegang meletus dengan mudah.
Kembali Zaenal melempar balon pedangnya, di tangkap Arif dan kembali meletus lagi , berulang kali seperti itu terus, Nurul meniup balon, Zaenal membentuknya menjadi pedang dan melemparkannya ke tuannya, tuannya menangkapnya, dan memecahkannya lagi, begitu seterusnya berputar terus.
Berulang kali balon itu sampai ke tangan arif dan tak butuh waktu berapa lama, balon itu pecah lagi.
Pecahnya pun bervariasi ada yang hampir jadi ,namun ketika ujung pedangnya di sentuh arif ,balon itu pecah, ada lagi baru dia ingin pegang pecah lagi, sekalinya iya memusatkan kekuatannya selemah mungkin ,pedang itu malah kempes angin nya hilang.
"Arrgh ! kenapa sulit aku harus pake cara apa iya uuh! " keluh Arif.
"Bukan pakai cara apa tuan, kau hanya perlu memusatkan ruang pedang tersebut semuanya selesai." ucap Nurul sambil meniup balon nya, lalu ia berikan ke Zaenal dan Zaenal membentuknya lagi, dan dia lemparkan ke tuannya.
" aissh ini sulit." Arif menerimanya dan dia kaget.
"Ooy ini pedang bentuknya kenapa ganti-ganti terus sih.?" ucap Arif setengah jengkel.
"Berubah bentuk bagaimana tuan? pedang balonnya ya seperti itu, " ucap zaenal.
"Aku yang memegang, dan balon pedang ini berubah bentuk sebanyak 9x " ucap arif.
"Tadi pedangnya bentuk gagangnya seperti anggar, dan tadi lagi pegangannya lebih kempes, dan sekarang bentuknya, seperti pedang salib, ampun ini malah membuatku rumit untuk mengarahkan ke bentuknya." ucap Arif panjang lebar.
"Ya jangan kau pikirkan bentuk, yang ada dalam pikiranmu, sesuaikan objek yang kau pegang, kalau kau memikirkan bentuk yang ada di pikiranmu ,dan memaksakan objek yang kau pegang ,agar sama apa yang kau pikirkan, hancurlah karena objek yang kau pegang sudah memiliki energi sendiri, sesuaikan lah " ucap Zaenal lebih panjang lagi.
"Intinya latihan ini berguna jika nanti kau sudah punya senjata andalan, atau berganti senjata andalan, kau tak pusing untuk menyesuaikan dengan kekuatanmu. " ucap Nurul menambahkan.
"Hah sulit berdebat dengan kalian." ucap Arif.
Arif mengangkat pedang balonnya ke atas udara dia memusatkan kekuatannya ke pedang balon tersebut, dan berulang kali ,balon itu pecah ketika iya hentakan ke bawah.
Arif mencoba lagi, dan berulang kali lagi iya gagal sampai pada akhirnya malam pun tiba, sudah ratusan balon pedang iya pecahkan, dan semua energinya habis sudah.
"Sudah cukup tuan, sudah malam istirahat lah kita lanjutkan esok lagi." ucap Nurul.
"Hah! baiklah semuanya selesai." Arif kembali berlari ke arah kamarnya dan dia tertidur lagi.
Esoknya...
,
,
Pagi hari iya lakukan untuk sekolah hari ini hari minggu, namun berhubung ada pemilihan esktrakurikuler untuk lomba 17 agustusan semua wajib berangkat tanpa terkecuali arif, dia berangkat memakai kaos putih dan dan celana smp yang iya kenakan.
Dia sedang menunggu giliran, karena teman temannya sedang mengikuti tes untuk lomba gerak jalan kalau lolos tes itu, makan akan ikut lomba 17 agustus antar kecamatan , yang tak terpilih pun tetap ikut untuk mendukung.
Arif tak terlalu terpaku kepada lombanya dia lebih memilih untuk meningkatkan kekuatan energi gaibnya duduk di dekat kolam ikan dekat sekolah nya dan mencoba melamun, memikirkan metode apa yang cocok untuk mempertahankan dan menyeimbangkan kekuatannya dengan energi yang sudah ada di pedang balonnya.
,
Tiba giliran Arif, dia maju mencoba gerakan yang di arahkan kaka pembina, dia dengan 3 temannya mencobanya sampe 4x dan hasilnya dia di suruh mencoba lagi dan hasil sama, tinggal tunggu keputusan kaka pembinanya dia di masukan ke squad inti atau hanya kebagian tim tepuk tangan saja.
Pagi pun berganti siang pelatihan paskibra sudah mereka lakukan Arif dan yang lainnya pun segera pulang ke rumah masing masing.
Arif sedang menunggu angkot yang datang sementara temannya ada yg pakai motor dan ada yang di jemput orang tuanya, kadang Arif ingin sekali di jemput orang tuanya atau ,paling tidak dia memiliki motor, tapi apa daya, dia hanya dari keluarga biasa yang iya lakukan hanya berharap dan berusaha.
Sedang asyik iya melamun ada motor yang menghampirinya.
Dia menawari untuk pulang bareng ,Arif masih tertegun karena orang yang menawarinya memakai helm, baru dia tau ketika orang tersebut membuka helmnya dan barulah dia kaget dan kenal.
Orang itu dia adalah megan ,teman sekampung Arif ,sekaligus senior di sekolahnya, juga kaka pembina paskibra di smp nya.
Di perjalanan pulang, Arif dan Megan mengobrol.
"Sombong amat lu di tawarin malah mlongo " ucap Megan.
" Aku mana tau ku kira kau orang lain kak." ucap Arif.
"Btw kau lagi latihan ya rif? " tanya megan.
semula arif bingung kemana arah pembicaraannya cuma beberapa saat dia paham apa yang megan tanyakan.
"Ya, begitulah seperti yang kaka rasakan " ucap arif.
"Jangan terlalu berlebihan latihan energinya cobalah sepulang sekolah gaul lah sama kita kita sejak masuk smp lu jadi malah anak rumahan, " padahal waktu SD lu ikutan main, ucap megan.
Ya memang benar waktu SD arif dan megan sering bermain bersama, bermain bukan maksud permainan anak kecil, megan, arif ,dan beberapa teman lain kadang sering memainkan permainan gerak lahir dan juga kadang mereka, bertarung dengan makhluk ghaib sekitar desa mereka. dan itulah yang membuat arif, agak paham dengan hal ghaib.
"Mungkin lain kali aku akan mampir.
" Ya di tunggu harus lah"
"Udah sampai mana pelatihannya rif ?"
"Mengalirkan energi ke benda mati, aku agak bingung,., karena alur bendanya berubah "
"Apa yang bikin bingung,? kalo kata gue itu mudah lah mainan anak SD" ucap megan.
"Kau yang sudah lama paham ,aku bingung waktu tahap 1 aja, sampai 1 minggu, apalagi ini mungkin susah" ucap arif.
"Mengalirkan energi mudah lah, rif coba pake metode gue, jadi coba pikirkan bentuk asli aliran kekuatan lu, dan lalu pikirkan bentuk senjata lu, biasanya sebelum terbentuk ada benang energi lewat nah setelah ada coba lu gapai masukin ke benda yang lu pegang insyallah pasti bisa. "
"Hmm benar juga coba deh nanti ku coba makasih sarannya, ucap arif.
Motor yang di kendarai megan membelah jalanan yang cukup sepi sehingga mempercepat arif dan megan sampai ke rumahnya , dia baru saja mendapatkan metode baru dan kali ini dia yakin pasti bisa.
Sampailah arif di rumah, setelah makan, melanjutkan latihannya dari awal lagi. setelah semua iya selesaikan dia langsung ke tempat pelatihannya,
"Baik ,mari kita mulai lagi aku sudah siap"
"Kelihatan nya kau semangat iya baiklah mari kita coba dengan semangat mu"
zaenal melempar balon pedang ke arah arif dan dia menangkapnya.
"akan kucoba lagi "
Arif memejamkan mata dan memusatkan kekuatannya.
Dia memusatkan kekuatannya ke tangan dan pedangnya, dan memusatkan kekuatannya.
Dan ternyata benar ada benang imajiner yang terlintas di pikirannya dengan cepat iya menariknya dan ternyata dia mendapatkannya langsung, ketika iya menariknya dan memasukannya ke pedang nya dia berhasil tapi karena hentakannya terlalu kuat dia malah meletus lagi.
"Aaah sial terlalu cepat apa terlalu kuat iya, " ucap arif, "beri aku balon lagi"
Zaenal kemudian melemparkan balon nya dan arif menangkapnya lalu kemudian mengulangnya lagi.
Arif kemudian memusatkan kekuatan nya lagi dia mencoba metode itu lagi kali benang imajiner tersebut muncul kembali dan agak lama hanya lewat sekilas tapi, dia tak menangkapnya dia membiarkannya lewat, dan menunggu lagi benang yg lewat.
arif terdiam agak lama dan mencoba mencari aliran energinya lagi.
Zaenal dan nurul diam dan mereka masih menunggu apa yang akan tuan mereka lakukan.
"Kenapa tuan kita diam saja apa dia tidur " ucap nurul.
"Mungkin dia mencoba Metode baru di tunggu aja" ucap zaenal.
Arif masih terdiam dan benang energi nya lewat kemudian kali ini jauh lebih lama dan ketika mendapatkan nya dia menggapai benang tersebut dan dapat dia menarik nya dan memasukan nya lagi ke benang nya.
Dan kali ini berhasil pedang balonnya menjadi kuat dan kokoh tak meletus.
Melihat itu zaenal dan nurul kaget.
"A-apa cepat sekali.!"
"wah mengejutkan"
Arif menunjukan pedangnya ke kedua pendampingnya.
"Metode ku berhasil, teman teman, "
ucap arif bangga.
"Kita coba tuan." Nurul melesat ke arah Arif dan menghantamkan tangannya ke arah pedang arif, arif kemudian menahan serangan nurul dengan pedang nya dia menebas kan pedang ke nurul nurul menghindar dan memutari arif ke belakang.
Arif menyadarinya dia meloncat ke depan untuk menghindari serangan nurul arif berbalik dan menebas pedangnya ke arah nurul dari jarak jauh, tebasan angin nya melesat ke arah nurul, nurul dengan mudah menghindarinya dan nurul kembali melesat ke arah arif dan kembali menghantamkan tangannya ke arah pedang arif lagi, setelah di hajar pedang balon itu meletus lagi.
"Aah meletus, kenapa kau malah menghajar nya sih."
"Bagus tuan kau berhasil nurul sengaja menyerang mu agar membuktikan seberapa kuat pedangmu" ucap zaenal.
Arif tersenyum sangat senang.
"Jadi kita ke tahap selanjut nya kan?"
"Ya tuan mari kita ke pelatihan yg lebih serius."
"Ok siap"
Arif dan Zaenal Nurul pun bersiap untuk. pelatihan selanjut nya.
,
,
,
,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Sabakuno Armand Hitsugaya
udah kaya Naruto aja , Naruto latihan rasengan ini latihan pedang
2024-11-25
0