19
Setelah sofanya pindah di sebelah Blaze, Glow pun duduk di sana. Glow memeriksa ponselnya untuk melihat apakah ada panggilan untuknya ke rumah sakit.
"Waktumu hanya untukku karena aku sudah mengatakan hal itu pada Profesor," ucap Blaze yang seakan tahu apa yang dilihat Glow di ponselnya.
Lalu Glow menaruh ponselnya di meja nakas dan melihat ke arah Blaze. Glow tak kaget dengan cara kerja Blaze agar dirinya tetap di sana, karena itu adalah gaya-gaya cara lama orang kaya jika sedang menginginkan sesuatu.
Glow mengetahui itu karena di keluarganya juga masih menerapkan hal semacam itu. Dan sifat dominan Blaze tak jauh berbeda dengan kakak laki-lakinya dan juga ayahnya.
"Kau ingin kubacakan dongeng? Aku tak ada kerjaan sama sekali selain menjagamu," ucap Glow.
"Tidak, menurutku dongeng adalah pembodohan. Di dunia ini tak ada yang berakhir sempurna seperti di dalam dongeng. Mereka hanya menciptakan terlalu banyak mimpi palsu bagi yang mempercayainya," jawab Blaze.
"Terkadang dongeng juga memberikan banyak pelajaran di dalamnya," ucap Glow.
"Mengapa kau memilih tinggal jauh dari keluargamu?" tanya Blaze mengalihkan pembicaraan.
"Karena aku ingin hidup mandiri," jawab Glow.
"Mereka masih mengawasimu sampai sekarang. Jadi kurasa kau belum bisa dikatakan hidup mandiri karena keluargamu tetap akan membantumu jika ada masalah," ucap Blaze.
"Aku tahu kau pasti sudah menyelidikiku dan latar belakang keluargaku. Dan ya, kau benar, ayahku tak bisa membiarkanku hidup bebas di negara ini sendirian. Tapi mereka menghormati keputusanku dengan mempercayakan aku untuk lebih mandiri di sini, tanpa ada andil nama besar mereka dalam karir dokterku. Aku melangkah sejauh ini karena usahaku sendiri," jawab Glow.
"Keluargamu menyelidikiku dan catatanku cukup bersih bagi mereka," ucap Blaze.
"Ya, itu pasti karena mereka tahu siapa saja yang ada di sekelilingku termasuk dirimu," jawab Glow.
"Aku harus berhati-hati jika begitu kalau tak ingin ada sniper yang menembakku dari jauh," ucap Blaze.
Glow tertawa lirih mendengar itu.
"Mau kuceritakan cerita menyebalkan dari pengalamanku?" tanya Glow.
"Hmm, setidaknya itu bisa menghiburku selain suntikanmu itu," jawab Blaze.
"Aku punya kakak laki-laki dan kau pasti tahu hal itu. Dia selalu menjagaku dan sangat protektif padaku, hingga suatu saat aku berpasangan dengan seorang pria ke sebuah acara prom night sekolah. Kakakku menjagaku dengan empat pengawalnya. Mereka menjagaku selama kami berdansa di acara itu hingga teman pria ku itu lupa dengan semua gerakan tarinya karena terlalu gugup melihat empat pengawalku," ucap Glow bercerita.
"Dan kau tahu akhirnya? Temanku itu menginjak gaunku dan membuat kami jatuh di tengah lantai dansa. Dan kakakku menyalahkan pria itu hingga melemparnya ke luar dari gedung. Dan sejak saat itu tak ada pria yang berani mendekatiku lagi," kata Glow mengakhiri bait ceritanya.
"Aku tak akan bisa membayangkan jika dia punya kekasih atau anak perempuan nantinya. Karena mereka pasti akan menderita karena keposesifannya itu," ucap Glow tersenyum sembari mengingat sang kakak yang kini sedang berada di Amerika.
Blaze mendengarkan cerita Glow dengan seksama karena menurutnya Glow adalah Story teller yang menyenangkan dan menarik hingga yang mendengarkan ceritanya tidak akan merasa bosan dan masuk ke dalam ceritanya.
"Aku berani mendekatimu dan aku berani berhadapan dengan kakakmu jika itu jalan yang harus kutempuh untuk bisa mendekatimu," ucap Blaze.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Queen's Blonde
gass ngueenggg
2024-07-21
1
Shepty Ani
gaaassss bang
2024-07-15
0
Ana Rustiana
cukup pintar 😂😂
2024-03-02
4