Bab 8

Blaze

Perbuatan Glow pada Blaze itu sontak membuat teman-teman Blaze mendekati mereka berdua. Blaze mengangkat tangannya sebagai tanda bahwa teman-temannya tak perlu ikut campur dalam hal ini.

Blaze memegang pipinya di mana kini bibirnya sudah tampak berdarah karena pukulan telak dari Glow.

"Kita impas," ucap Glow dan berjalan melewati Blaze tapi pria itu menarik tangan Glow lalu mencium bibirnya di depan banyak orang yang ada di sana.

Glow mematung karena belum ada yang berani bertindak tak sopan seperti itu padanya. Glow mendorong dada Blaze lalu menampar pipinya.

PLAK!!

Blaze tersenyum miring dan mendekati Glow.

"Kita hentikan atau kita teruskan?" tanya Blaze.

Glow menatap marah pada Blaze dan mulutnya seakan terkunci apalagi mereka menjadi pusat perhatian di sana karena lawan Glow adalah Blaze.

Buena mendekati Glow dan menarik tangan wanita cantik yang masih membeku di tempatnya. mereka berjalan ke dalam, tapi tatapan mata Glow masih terpaut tajam pada Blaze, begitu pula dengan Blaze.

Hingga akhirnya Buena dan Glow masuk ke dalam area indoor bar.

"Kau gila? Kau berurusan dengan Blaze Ruiz, Glow!" ucap Buena dengan wajah paniknya.

"Aku sama sekali tak takut padanya," sahut Glow yang masih terlihat kesal.

"Dia orang yang sangat berpengaruh dan berperangai buruk, Glow. Bisa membahayakanmu," sahut Buena.

"Aku bisa mengatasinya. Kau jangan khawatir," jawab Glow yang akhirnya bisa sedikit tenang dan berjalan ke arah meja bar untuk memesan minuman.

"Kau ini keras kepala sekali," sahut Buena dan kemudian menuju kursi yang sudah dipesan sang tunangan.

"Aku duduk di sana, nanti menyusullah ke sana," ucap Buena.

Glow hanya mengangguk dan memesan minuman. Tak lama kemudian ponselnya berbunyi dan ia melihat video yang dikirimkan oleh Aiden -- sang ayah.

"Oh my ... Sampai kapan Daddy akan mengawasiku," ucap Glow.

Lalu ponselnya pun berbunyi dan Glow mengangkatnya.

"Siapa dia? Daddy akan menghajarnya jika dia berani macam-macam lagi padamu," ucap Aiden Wilson to the point.

"Huufttt ... Dad, bukankah aku minta untuk tak memata-mataiku lagi?" sahut Glow.

Anak buah Aiden masih mengawasi Glow di Madrid karena ia tak mau terjadi sesuatu yang buruk pada anak perempuannya itu.

Dan Aiden telah melihat video Glow dan Blaze tadi yang membuatnya khawatir.

"Siapa dia?" tanya Aiden lagi.

"Dia pacarku, oke? Kami bertengkar dan aku menampar serta memukul pipinya. Bukankah seharusnya Daddy kasihan pada pacarku itu?" sahut Glow mengarang indah.

"Kau punya pacar? Mengapa Daddy tak tahu hal itu? Oke, Daddy akan menyelidikinya," sahut Aiden.

"Daaaddd ... Please!! Tinggalkan aku sendiri karena aku bisa mengurus hidupku sendiri di sini. Jika Daddy masih mengawasiku, aku akan pindah ke hutan pedalaman dan menjadi dokter bagi suka pedalaman," ucap Glow mengancam.

"Honey, bagi Daddy kau masih bayi kecil Daddy. Jadi Daddy akan selalu mengawasimu kecuali kau sudah menikah," sahut Aiden di seberang telepon.

"Dad!! Aku tak bercanda dengan apa yang kubilang tadi. Jika Daddy masih mengawasiku, maka aku akan pergi ke hutan dan menjadi pertapa tanpa menikah di sana," jawab Glow.

"Ya Tuhan, kau mengancam Daddy? Itu sangat jahat, Honey," sahut Aiden.

"Maka dari itu suruh anak buah Daddy pergi sekarang juga," jawab Glow dan menutup ponselnya secara sepihak.

Meskipun terlahir dari keluarga berpengaruh, tapi Glow tak pernah menggunakan hal itu untuk menguasai atau mengintimidasi siapa pun. Ia hanya ingin hidup biasa saja seperti wanita karir pada umumnya tanpa ada yang tahu siapa dirinya dan latar belakang keluarganya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***