Bab 11

11

Setelah memeriksa keadaan Blaze, Glow ke luar dari ruangan itu. Blaze akan segera dipindah ke kamar perawatan VVIP dan Glow akan pulang setelah semalaman berada di rumah sakit.

Menjelang agak siang Glow mengambil tas di ruangannya dan akan bersiap untuk pulang karena tubuhnya begitu lelah dan benar-benar ingin istirahat secepatnya.

Baru saja keluar dari ruangannya, sang asisten perawat tampak berjalan cepat menuju ke arahnya.

"Ada apa?" tanya Glow.

"Tuan Ruiz ingin pulang dan tak mau dirawat di kamar perawatan," sahut sang perawat.

"Oh God ... Mengapa dia selalu membuat masalah?" sahut Glow menghela nafasnya karena lelah menangani pasien paling menyebalkan itu.

"Apakah tak ada dokter lain yang bisa menanganinya?" tanya Glow.

"Dia hanya mau anda yang menanganinya," sahut sang perawat.

"Dia benar-benar terobsesi padaku sepertinya," ucap Glow kesal.

Sang perawat justru tersenyum melihat hal itu karena Glow bahkan tak pernah mengomel selama menjadi dokter di rumah sakit itu. Baru kali ini ada pasien yang membuatnya kesal dan rewel melebihi anak kecil.

Glow kemudian pergi ke ruangan di mana Blaze dirawat tadi karena pria itu belum dipindahkan dari sana. Langkahnya lebar dan cepat hingga akhirnya tiba di ruangan itu yang kini pintunya terbuka lebar.

Glow sedikit kaget karena teman-teman Blaze masuk ke dalam ruangan itu yang sebenarnya tak boleh masuk ke dalam ruangan itu.

"Bisakah kalian keluar? Bukankah sudah jelas kalian tak boleh masuk ke dalam ruangan ini?" ucap Glow tegas dan membuat sekitar sepuluh pria berbadan besar itu melihat ke arah Glow termasuk Blaze yang sebelumnya tampak mengobrol dengan teman-temannya itu.

"Aku yang menyuruh mereka masuk," sahut Blaze yang tampaknya sengaja memancing kekesalan Glow.

"Jika kau ingin bicara dengan temanmu, seharusnya kau mau dipindahkan ke kamar perawatan yang lebih luas. Tapi mengapa kau menolaknya?" tanya Glow.

"Rumahku lebih luas, jadi aku ingin pulang saja. Aku tak betah di sini," sahut Blaze dengan santainya.

"Kau tak bisa pulang karena kau baru melakukan operasi. Kami akan disalahkan jika ada sesuatu yang terjadi padamu akibat kebodohanmu itu," ucap Glow yang batas kesabarannya telah habis karena sudah lelah akibat tak tidur nyenyak semalam di mess.

Blaze diam dan hanya menatap wajah boneka yang memang tampak lelah itu.

"Blaze, dia menyebutmu bodoh. Nona, kau tak waras?" sahut Aron.

"Yang tak waras adalah temanmu itu," jawab Glow dengan berani.

Dan teman-teman Blaze tampak sedikit terkejut dengan ucapan Glow yang sangat mungkin membuat Blaze marah. Tapi mereka tak melihat kemarahan itu pada wajah Blaze.

Blaze justru tampak tersenyum tipis hingga hampir tak terlihat.

"Aku tetap akan pulang dan tak mau dirawat di sini, Dokter Ceroboh," ucap Blaze yang semakin memancing kekesalan Glow yang biasanya sangat tak mudah terpancing.

Lalu dari arah belakang Glow, Direktur rumah sakit datang dan memegang bahu Glow. Glow menoleh pada sang Professor dan pria paruh baya itu hanya memberikan tanda melalui matanya agar Glow diam saja.

Lalu pria itu mendekati Blaze dan tersenyum padanya.

"Anda akan pulang hari ini, Tuan Ruiz. Dokter Glow yang akan mengawasi langsung anda di mansion anda," ucap sang Direktur secara sepihak yang sama sekali tak diketahui oleh Glow.

"Tapi, Dokter__" protes Glow.

"Dia pasienmu sejak kau membawanya kemari dan mengoperasinya, Dokter Glow. Jadi kau yang harus menanganinya," jawab pria itu.

Glow terdiam dan tak bisa bicara apa pun lagi karena itu adalah kenyataannya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***