Siang harinya El dan Lea baru saja bangun dan kini tengah makan siang bersama.
Ziko yang mengantarkan makanan pesanan El, kini tampak menekuk wajahnya kala melihat dua orang di depannya tampak makan dengan lahap tanpa menawari dirinya.
"Hei nak, saat besar nanti jangan seperti papamu. Ia lupa segalanya saat mengenal perempuan," ucapnya pelan memberitahu baby Enzo.
"Jangan menggerutu, aku bisa mendengarmu," ucap El sembari memberikan potongan dagingnya pada Lea dan beranjak dari sofa untuk mencuci tangan.
Ziko langsung diam dan berpura-pura menimang baby Enzo.
"Maaf merepotkanmu," ucap Lea kala melihat Ziko tampak menimang baby Enzo.
Ziko dengan senyuman yang manis selebar 10 cm tampak mengangguk dengan mantap.
El yang melihat hal itu sontak langsung berdecak.
"Ckk, bukankah ia terlalu tua untuk jatuh cinta," oloknya dengan kesal sembari berjalan menghampiri Lea kembali untuk membukakan minumannya.
"Pukul 1 siang nanti kita meeting untuk proyek baru anda tuan," ucap Ziko mengingatkan agar El berhenti bucin.
El hanya diam tak menggubris dan sibuk membereskan bekas makanan Lea.
Ziko menggerutu dalam hatinya kala El diam tak menjawab.
"Jangan bilang jika ia akan melakukan pumping manual," dumelnya sembari menatap baby Enzo yang anteng di pangkuannya.
Uhuk Uhuk
Lea tersedak kala mendengar ucapan Ziko.
El dengan sigap langsung mengusap punggungnya sembari memelototi Ziko.
"Lihatlah papamu nak, ia memelototi paman layaknya anak kecil. Kenapa makin kesini sikap papamu makin ke sana," gumamnya lirih pada baby Enzo.
El tampak berjalan menghampiri Ziko.
"Sini putraku," pintanya membuat Ziko langsung memberikannya pada El.
"Udah tunggu di luar!" Usirnya pada Ziko.
Ziko sedikit melebarkan matanya kala El mengusirnya.
"Kenapa?" El menghela nafas gusar.
"Lalu apa kau akan di sini dan melihat Lea menyusui putraku?" tekan El dengan kesal.
"Lalu anda sendiri bagaimana? Apa anda akan melakukan pumping manual disaat ada alat pumping?" skak Ziko membuat El menatapnya dengan garang.
"Sepertinya kau sudah bosan bekerja denganku. Aku tidak memiliki jaminan sosial untukmu. Kau ingin menggadaikan organmu sebagai jaminannya?" Ziko menelan ludahnya dengan berat.
Ia langsung membawa tas peralatan baby Enzo dan segera beranjak dari sofa.
"Kenapa dulu aku bisa bekerja dengan psikopat sepertinya," gumamnya heran dengan dirinya sendiri.
El yang mendengar hal itu hanya bisa tersenyum.
Ia lalu mengunci pintunya dan tak lupa menutup gordennya.
Ziko yang berdiri di depan pintu kini menganga tak percaya.
"Ia bahkan mengunci dan menutup gordennya," gumam Ziko tak percaya dengan hal itu.
Ziko lalu dengan malas duduk di ruang tunggu.
"Bagaimana jika aku menekan tombol kebakaran? Apa ia akan berhenti melakukan pumping manualnya?" gumam Ziko membayangkan melakukan hal konyol yang mungkin akan mengantarkan dirinya lebih cepat pada Tuhan.
Ziko langsung menggelengkan kepalanya.
"Tidak. Itu adalah cara paling cepat untuk mengantarkanku bertemu dengan Tuhan," gumamnya yang mengurungkan niat jahilnya.
Sedangkan di dalam ruangan Lea sudah mulai curiga dengan El yang mengunci pintunya.
"Kenapa dikunci?" tanya Lea sembari menerima baby Enzo ke dalam bopongannya.
"Lalu apa kamu akan membiarkan Ziko melihatnya?" Lea memicingkan matanya dengan galak pada El.
El terkekeh lalu duduk di atas meja tepat di depan Lea.
"Kau sendiri, apa yang kau lakukan di sini? Tunggu di luar sana," usirnya pada El.
El tersenyum tipis sembari memajukan tubuhnya.
"Lalu bagaimana caramu menyusui putraku? Ziko tidak membawa alat pumpingnya," bohongnya pada Lea.
Lea terlihat gelisah dan pipinya sudah merona merah membuat El tersenyum tipis.
"Bisa tolong minta Ziko untuk membelikannya? Alat pumping banyak dijual di minimarket," pintanya pada El.
Tak lama baby Enzo menangis membuat Lea langsung menimangnya.
"Kurasa ia sangat lapar," gumam El yang mencoba mendramatisir.
"Apalagi, cepat suruh Ziko membeli alat pumpingnya," suruh Lea pada El.
El setengah berdiri, lalu menutup kedua mata baby Enzo dan segera ******* bibir manis Lea.
Lea hendak mendorong dada bidang El namun El dengan cepat menangkap tangannya.
El mendorong perlahan Lea untuk bersandar di sofa tanpa melepas lumatannya.
Bukan El Zibrano Alemannus namanya jika tidak ahli dibidang hal dewasa.
Ia membuka kancing baju Lea dengan tangan kirinya selagi tangan kanannya menutup kedua mata putranya.
"Akhhh hmpph," desah Lea yang langsung melepas ******* El kala merasakan squisy diremas begitu kuat.
El seakan tak membiarkan bibir Lea lepas begitu saja dan kembali memangutnya selagi tangannya asik memberikan rangsangan.
Lea meremas kuat kemeja El kala squisynya diremas dan dipilin dengan sentuhan yang begitu sensual.
"Akhhh hentika ahhh," desah Lea tak tertahan kala El menghisap kuat squisynya.
Lea meremas kuat rambut belakang El membuat diri El seakan mendapatkan dorongan untuk melakukan hal itu.
"Enghh hmph akhh hentikan," ucap Lea sembari mendongakkan kepalanya tak kuasa menahan rasa geli dan nikmat tersebut.
"Cepat minumkan," ucap El membuat kesadaran Lea seketika langsung kembali.
Dengan cepat Lea langsung menyusui baby Enzo membuat El yang melihat hal itu hanya bisa menahan tawanya.
Lea melirik galak El kala ia tak kunjung pergi.
"Kenapa masih di sini? Cepat pergi," usirnya dengan begitu garang.
El malah kembali duduk di atas meja sembari menatap putranya yang menyusu pada Lea.
"Aku ingin melihat sumber kekuatan putraku," jawab El dengan begitu gamblangnya membuat Lea tak lagi bisa menahan emosinya.
Bugh
"Yaaa! Apa kau sungguh seorang pedofil, kau sungguh mesum sekali," olok Lea dengan kesal membuat El malah tertawa.
"Mesum sama calon istri sendiri kan enggak papa," jawabnya dengan santai tapi tidak dengan eskpresi Lea.
"Siapa yang kau maksud calon istri. Sekalipun dicetakkan uang olehmu, aku tak akan sudi," tolaknya terus terang yang mana hal itu malah mengundang gelak tawa dari El.
Lea yang melihat El malah tertawa kini ingin sekali rasanya memanggang hidup-hidup pria mesum di depannya tersebut.
Sayang sekali ia sedang menyusui baby Enzo.
El melihat jam tangannya di mana ia harus pergi ke kantor.
"Aku harus ke kantor. Maaf merepotkanmu, sepertinya aku harus meninggalkan baby Enzo padamu lagi," ucapnya sembari meraih jas dan kunci mobilnya.
Lea hanya diam tak menjawab dan asyik menatap baby Enzo.
"Lea," panggilnya sembari beranjak dari atas meja.
Lea mendongak dan bersamaan dengan itu kecupan manis ia dapatkan secara tiba-tiba dari El.
Cup
"Aku pergi dulu," pamitnya melenggang pergi begitu saja setelah melakukan hal yang berdosa bagi Lea.
Lea langsung mengusap kasar bibirnya bekas kecupan El.
"Kenapa aku bisa bertemu pria mesum sepertinya. Ini sungguh mimpi buruk bagiku," gumamnya menggerutu.
El keluar dari ruangan dan melihat Ziko tampak duduk dengan malas di ruang tunggu.
"Apa sudah kenyang?" tanya Ziko.
"Siapa?" tanya El bingung sembari mengancingkan jasnya.
"Tentu baby Enzo siapa lagi. Apa kau juga ikut menyusu? Dasar pria aneh," jawab Ziko dengan sekenanya sembari menyampirkan tas selempang yang berisi peralatan baby Enzo dan beranjak dari kursi besi itu.
El hanya tersenyum tipis kala mendengar ucapan Ziko.
"Ayo cepat pergi, kita harus melakukan rapat besar," ajaknya pada Ziko membuat Ziko menaikkan sebelah alisnya.
Rapat besar? Rapat apa?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Anna Rima
ternyata zika absurd jg😂😂Lea lebih baik mengalah lah ma El setidaknya hanya El yg bisa membantu mu keluar dr kesulitan dan bisa mulai balas dendam dengan merebut aset ortu LG dr paman mu....tanpa kekuasaan dan uang km ga ada apa" ny
2023-07-01
1
Carlina Carlina
🤦🤦🤦😂😂😂😂🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2023-05-16
0
Mel_San12
rapat planing untuk persiapan melamar Lea untuk menjadi mamah baru nya baby Enzo lah uncle, ah masa gitu aja gak paham sih🙄😀🤣
2023-05-11
2