Part 7

°°°

Sedangkan di rumah lain ada Tera yang terlihat begitu kesal kala mendapatkan kabar dari pengawalnya jika Lea lepas dan membuat mereka babak belur.

"Kurang ajar banget tuh anak, mentang-mentang jago bela diri," dumelnya sembari memotong dengan kasar steaknya.

"Udahlah sayang, beri dia jeda. Kapan-kapan lagi beri dia pelajaran yang setimpal, lagian dia juga udah enggak punya apa-apa. Dia kini seorang diri yang mana tengah menunggu kematian papanya," ujar Graham dengan santai di mana ia tak merasakan kecemasan atau ketakutan kala saudaranya sakit.

Tera tersenyum miring kala mendengar ucapan papanya.

"Benar juga. Dia kini sudah seorang diri, pasti teman-temannya juga bakalan pergi satu persatu setelah tahu dia bangkrut," tebaknya sembari diiringi dengan tawa meledeknya.

Graham ikut tertawa sembari memotong steaknya.

"Kamu bisa memindahkan semua barang-barangmu ke sana sayang. Kini semua mobil serta fasilitas yang lainnya, milik kamu," beritahu Graham pada Tera.

Tera terlihat begitu berbinar dan senang kala mendengar hal itu.

"Serius pa?" Graham hanya mengangguk pelan sembari menyuapkan potongan dagingnya.

Tera terlihat begitu senang ia langsung meraih ponselnya.

"Aku akan mengundang teman-temanku untuk datang ke rumah baruku," gumamnya sembari beranjak dari kursi dan pergi ke kamar untuk menelpon teman- temannya.

Graham yang melihat putrinya tampak bahagia kini juga ikut bahagia.

•••

Pukul 1 siang Tera dan teman-temannya telah tiba di rumah Lea.

Terlihat Tera begitu happy sekali dengan wajah yang berbinar dan senyum yang terus mengembang di bibirnya.

Mereka ada sekitar 10 orang, ya Tera mengundang teman-temannya datang ke rumah baru Lea yang mana sekarang menjadi miliknya untuk melakukan party kecil-kecilan.

"Wah Tera, rumahmu besar banget."

"Sumpah ini istana banget sihh rumah Lo."

"Pantesan Lo enggak pernah kasih izin kita waktu mau ke rumah Lo, ternyata Lo enggak mau nunjukin istana sebagus ini? Wah parah sih Lo."

Kira- kira itulah ucapan kagum teman-teman Tera kala mereka menginjakkan kaki di rumah Lea.

Tera hanya bisa tersenyum dan merasa jika dirinya kini telah menjadi seorang princess yang selama ini Lea rasakan.

Rasanya begitu mendebarkan dan merasa dikelilingi banyak orang karena banyaknya harta.

Mereka langsung duduk di ruang tengah di mana itu sangat luas sekali.

Tera tersenyum lebar kala teman-temannya tampak foto-foto dan bersenang-senang.

Sesekali Tera melihat jam tangannya dan menunggu kedatangan pengawalnya yang ia utus untuk membeli beberapa minuman dan makanan.

Ya karena pestanya dadakan alhasil Tera mengutus mereka untuk membeli makanan di restauran saja.

Tera tampak tersenyum lebar kala mendengar suara mobil.

"Itu pasti mereka," gumamnya yang mana ia tak sabar mendapatkan pujian karena membeli banyak makanan dari restauran mahal.

Tera menatap ambang pintu dengan perasaan yang berdebar.

Hingga senyum yang sejak tadi terus mengembang seketika langsung berubah masam kala melihat siapa yang datang.

"Lea," gumamnya kaget dengan tatapan tajamnya.

Lea melepas kacamata hitamnya dan melihat ruang tengahnya.

"Siapa kalian? Kenapa berada di rumahku?" sontak mereka semua langsung menatap ke sumber suara.

Mereka tampak bingung sembari menatap Tera dan Lea secara bergantian.

"Dia siapa Ra?" tanya salah satu dari mereka.

Tera tersenyum miring di mana ia mempunyai kesempatan untuk mempermalukan Lea.

"Biasa. Pembantu rumah," jawab Tera sembari beranjak dari sofa dan mendekati Lea.

"Sepertinya kau lupa diri. Apa kau tidak bisa menerima jika keluargamu bangkrut maka dari itu kamu berlagak arogan dan sombong seperti dulu?" tanya Tera sembari menatap penampilan Lea dari atas hingga bawah di mana Tera sangat-sangat penasaran bagaimana Lea bisa mendapatkan dress keluaran terbaru dari Dior sementara ia tak punya uang sepeserpun.

Lea menghela napas lalu memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya.

"Kalian teman-temannya?" Mereka mengangguk dengan tatapan yang sinis dan tak suka pada Lea.

"Tolong keluar. Aku tak ingin rumahku dikotori oleh orang-orang seperti kalian," usirnya dengan suara dingin.

Mereka terlihat kesal, marah dan tak suka kala mendengar ucapan Lea.

"Tera dia siapa sih? Usir ajalah dari rumah Lo, ganggu orang aja," ketusnya dengan kesal.

Tera hanya tersenyum miring dan menatap Lea seakan tengah meledek.

Lea menghembuskan napas panjangnya.

"Sepertinya aku sudah keterlaluan karena memberimu panggung. Karena itu kau sedikit kurang aja ketika aku tidak berada di rumah. Bagaimana bisa aku memberikan kesempatan pada gelandangan sepertimu untuk tinggal di istanaku," olok Lea dengan berani di akhir kalimatnya.

Tera yang mendengar kata gelandangan kini sangat ingin sekali menampar Lea, belum sempat Tera mengayunkan tangannya Lea kembali buka suara.

"Pengawal cepat masuk!" teriak Lea membuat Tera dan teman-temannya menatap pada ambang pintu dengan rasa penasarannya.

Terlihat Ziko dan anak buah lainnya berbondong-bondong masuk ke dalam rumah sembari membawa paper bag dan box Dior yang tadi El kirimkan untuk Lea.

"Cepat bawa ke dalam kamar. Setelah itu sterilkan ruangan tengah, aku akan pergi lebih dulu untuk mencari udara segar," perintahnya pada Ziko dan berbalik keluar.

"LEA!" teriak Tera yang mana kini emosinya sudah tak bisa ia bendung lagi.

Lea berhenti lalu berbalik menatap Tera.

"Kau pikir kami percaya dengan dramamu ini? Sekarang ini rumahku, apa kau tahu?" bentaknya dengan keras pada Lea.

Lea menghela napas gusar dan mendekati Tera.

Lea lalu memberikan isyarat pada Ziko untuk meletakkan semua paper bag dan box Dior itu di atas meja tepat di depan teman-teman Tera.

"Wah lihatlah, ini sungguh barang-barang Dior yang biasa kita lihat di toko."

"Apa ia sungguh pemilik rumah ini?"

"Siapa tahu dalamnya zonk. Aku sangat percaya Tera."

Lalu salah satu dari mereka mencoba untuk membuka box Dior tersebut.

Mereka menganga tak percaya kala melihat isinya yang mana itu bertepatan dengan perhiasan.

"Lalu buktikan jika kau pemilik rumah ini?" bentaknya pada Lea yang mana Tera sudah merasa jika kini ia telah mengalahkan Lea karena sertifikat rumah Lea berada di tangan papanya.

Lea lagi-lagi menghela napas panjang lalu menatap Ziko.

"Tolong ambilkan sertifikat rumahnya di kamarku!" perintah Lea pada Ziko di mana ia terlihat seperti seorang tuan rumah sungguhan meski ini hanya sekedar drama untuk memberikan pelajaran pada Tera.

Ziko langsung pergi ke lantai atas untuk mengambilnya.

Tak lama Ziko kembali dengan berkas di tangannya.

Ziko segera menunjukkan sertifikat rumah itu pada teman-teman Tera.

"Tera, ini rumah dia?"

"Apa kau sengaja mengaku- aku untuk bisa memamerkannya pada kami?"

Tera yang mendengar hal itu sontak langsung marah dan merebut berkas di tangan Ziko.

Tatapan Tera semakin tajam kala membaca pemilik sertifikat itu.

"Tidak mungkin," gumam Tera tak percaya.

"Kalian bisa melihat foto keluarga itu?" tunjuk Lea pada foto keluarganya yang sengaja ia gantung sedikit tinggi secara mendadak tadi.

Tera dan teman-temannya sontak langsung melihat arah tunjuk Lea.

Tera melebarkan kedua matanya dan merutuki akan kebodohannya.

Bagaimana bisa ia tidak menyadari benda sialan itu?

Lea tersenyum kala benda berharga itu bisa ia dapatkan kemarin malam sebelum Tera mengetahuinya.

Teman-teman Tera terlihat sangat kesal sekali dan merasa ditipu olehnya.

"Jika kalian masih tidak percaya denganku, kalian bisa datang ke perumahan Tronto yang khusus para pembisnis, disanalah rumah dia," ucap Lea yang memberitahu alamat rumah Tera.

Tera yang mendengar hal itu melotot tak percaya.

"Kau," tekannya sembari mengayunkan tangannya hendak menampar Lea namun dengan cekatan Lea menangkap tangannya.

"Setidaknya tahu dirilah, aku sudah begitu sabar memberimu kesempatan beberapa kali dan membiarkan kamu selalu mengajak teman-temanmu datang kemari untuk pesta ketika aku tidak ada, tapi apa? Kamu lupa diri dan malah bersikap kurang ajar," ucap Lea dengan pelan namun begitu menusuk pada hulu hati Tera.

Lea menghempaskan tangan Tera lalu melenggang pergi keluar dari rumahnya.

Tera benar-benar tak bisa berkata apapun selain mengumpat dalam hati.

"Tahu gitu kita tadi enggak dateng kesini."

"Lain kali kalau mau pamer rumah sendiri, jangan rumah orang lain."

"Dasar penipu."

Olok mereka sembari keluar satu persatu.

"Teman-teman tunggu," teriak Tera sembari menyusul mereka.

Tera yang melihat Lea bersandar di mobil ferari warna putih seperti incarannya, kini menganga tak percaya.

Dari mana ia dapat mobil ferari keluaran terbaru itu?

"Lain kali jangan mudah percaya dengan ucapannya. Ia sudah sering menipu teman-temannya dengan hal yang sama seperti ini," ucap Lea memberitahu mereka semua.

Mereka yang terperangah dengan betapa kerennya Lea saat ini, kagum dengan mobil ferari putih itu, dan banyaknya mobil Lamborghini yang khusus dinaiki para pengawal hanya bisa diam tak buka suara dengan pesan Lea.

Tera yang melihat hal itu hanya bisa mengepalkan tangannya erat menahan amarahnya sebisa mungkin.

Sedangkan di kantor tepatnya di ruangan, ada El dan teman-temannya tengah bersorak girang kala menonton aksi keren Lea.

Ya mereka kini sedang melihat aksi Lea yang memberikan pelajaran pada sepupunya melalui rekaman dari bolpoin Ziko lewat laptop El.

Prok prok

"Ooooeyyyy kenapa dia bisa cantik banget," teriak Sarvel dengan ciri khas bahasa Thailandnya.

"Sumpah dia keren banget bangsat," sorak Glen kala melihat betapa kerennya Lea saat memberikan pelajaran pada sepupunya.

"Sumpah damagenya enggak ngotak banget waktu dia sender di mobil," kini giliran Sarvel yang bersorak.

Sedangkan Alvino hanya tersenyum dan berteriak dalam hati kala melihat betapa kerennya wanitanya El.

Sedangkan El sendiri yang berdiri di belakang mereka bertiga tak hentinya tersenyum hingga giginya kering kerontang.

"That my girl's," ucap El dengan bangga.

•••

El sengaja pulang cepat kala melihat Lea yang mengajak Ziko ke restauran untuk makan bersama sebagai bentuk terima kasihnya atas kerja sama tadi.

Siapa yang tahu jika ada untungnya El membekali Ziko dengan bolpoin yang ia selipi kamera kecil.

Jika tidak, mungkin El tidak akan tahu jika Ziko kini sedang makan malam dengan Lea.

Pukul 7 El telah sampai di restauran tempat mereka berdua makan.

Dengan emosi yang menggebu-gebu El masuk ke dalam restauran dan menelisik setiap meja untuk menemukan Lea dan Ziko.

Nah ketemu.

El langsung menghampiri mereka berdua yang masih asyik makan.

Bahkan jika dilihat, mereka seperti sepasang suami istri.

Bagaimana tidak, lihatlah Lea yang menggendong baby Enzo selagi ia makan lalu Ziko duduk di depannya.

Orang lain mengira mereka pasti sepasang suami istri.

"Oh kalian makan di sini," ucap El dengan tiba-tiba sembari menepuk pundak Ziko.

Lea mendongak dan tampak terkejut akan kedatangan El.

Sedangkan Ziko kini berusaha sekeras mungkin untuk mengunyah makanannya dengan baik selagi ia merapalkan doa dalam hatinya untuk keselamatan dirinya sendiri.

"Kenapa?" tanya Lea dengan santai sembari menyuapkan saladnya.

El meremas pundak Ziko di mana itu membuat Ziko menelan dengan susah payah makanannya.

El melihat putranya yang terlelap di bopongan Lea.

"Ayo pulang!" ajak El sembari mengambil tas selempang Lea dan memakainya.

Lea berdecak dan segera mengakhiri makannya dengan minum segelas air putih.

Ziko yang merasakan udara dingin di sekitarnya kini berusaha untuk tetap kuat meski tulangnya terasa ditusuk oleh belati karena tatapan tajam El.

Lea beranjak dari kursinya dengan sangat perlahan.

El yang salfok dengan penampilan sederhana namun keren pada Lea, sempat tertegun beberapa detik hingga Lea buka suara.

"Dia sudah kenyang dan kemungkinan tidak akan terbangun di tengah malam. Aku harus menjaga papa di rumah sakit. Kalian pulanglah," ucap Lea sembari memberikan baby Enzo pada El.

"Enggak. Kau pulang denganku," tolaknya dengan tegas tak terbantahkan.

Lea menaikkan sebelah alisnya pada El.

"Aku sudah meminta anak buahku untuk berjaga di ruangan papamu. Lagian papamu ada di rumah sakitku, keamanan dan kenyamanannya tentu terjamin," jelasnya pada Lea.

Lea tersenyum miring sembari membenarkan sekilas topinya.

"Enggak. Aku rindu papa, aku ingin menjaganya malam ini. Lagian aku juga sudah pumping tadi untuk besok pagi, ya kan Zik?" El yang terkejut sontak langsung menatap Ziko.

Glek

Potongan wortel yang baru Ziko masukkan ke dalam mulut dengan spontan langsung tertelan karena tatapan tajam El.

"I-iya," jawab Ziko dengan gemetar.

"Jadi kamu lihat dia waktu pumping? Berarti kamu lihat pay hmpph," Lea langsung membungkam mulut El kala mulut frontal itu tak bisa menahan ucapannya.

"Apa yang kau katakan, hah? Apa kau berniat mempermalukanku?" ucap Lea penuh penekanan dan memelototi El.

El merengkuh pinggang ramping Lea hingga mendekat padanya.

"Bukankah sudah kubilang, jangan menyusuinya tanpa aku. Kenapa repot- repot membeli pumping jika kita bisa melakukan pumping secara manual dengan bantuanku," bisik El pada Lea.

Uhuk Uhuk

Sontak keduanya dikejutkan dengan Ziko yang tersedak.

El berdecak pelan kala ia lupa jika di sana masih ada Ziko.

Setelah minum segelas air Ziko langsung meraih tas kecil yang berisi ASI Lea dan segera beranjak dari kursinya.

"Lebih baik tuan muda sama saya aja tuan," pintanya pada El.

El dengan senang hati memberikannya pada Ziko.

"Terus itu apa yang kau bawa?" introgasi El pada tas yang dibawa Ziko.

"ASI," jawabnya dengan wajah yang terlihat polos.

El memicingkan matanya lalu merebut tas kecil itu.

Terdapat 2 kantong ASI di mana itu terlihat benar-benar segar sekali.

"Kau bahkan sudah melihat ASInya?" titahnya dengan kesal dan jengkel pada Ziko.

Ziko menelan salivanya dan menatap takut El.

"Bukan begitu, nona yang memberikannya pada saya untuk diminumkan pada tuan muda saat pagi hari, lalu apa saya harus menutup mata saat menyusukannya pada tuan muda? Kenapa harus marah jika anda sendiri sudah pernah melakukan pumping manual," dumel Ziko pelan di akhir kalimatnya.

Lea yang mendengar hal itu sontak langsung memalingkan muka malu dan ingin sekali pergi di hadapan mereka semua saat ini.

El yang tak bisa menahan amarahnya kala ada orang selain dirinya melihat ASI Lea, sontak langsung mengangkat tubuh Lea layaknya karung beras.

"Turunkan aku!" marah Lea sembari memukuli punggung kekar El.

"Karena kamu sudah melihat sesuatu yang tidak seharusnya kamu lihat, aku harus menghukummu besok pagi. Jangan antar baby Enzo ke kamar, tidurkan di kamarmu saja, aku ingin melakukan pumping manual untuk kuminum sendiri," ucap El dengan frontal tanpa memedulikan tatapan orang-orang di sekitarnya.

Lea yang mendengar hal itu kini menutupi wajahnya dengan topi dan ingin sekali cepat keluar dari restauran.

Ziko yang mendengar hal itu kini tampak syok dan tak bisa mengatakan apapun.

El langsung pergi begitu saja membawa Lea pulang ke rumahnya untuk memberinya hukuman.

Ziko yang melihat sekitarnya di mana tatapan mereka semua kini tertuju padanya sontak buka suara.

"Aku tahu isi pikiran kita sama, tapi abaikan ucapan orang gila itu barusan," ucapnya pada mereka semua.

Bukannya kesal atau bagaimana, mereka semua sontak langsung tergelak dengan ucapan Ziko.

Ziko segera pergi dari sana untuk menghilangkan rasa malunya saat ini.

Terpopuler

Comments

Ita Listiana

Ita Listiana

🤣🤣🤣

2025-01-17

1

hahahhahaha betul tuuu mantap boskkuuuuuuu🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2023-07-08

1

Ade Bunda86

Ade Bunda86

parah nih El ....GK inget tempat ...asbun aj

2023-07-05

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Part 104
105 Part 105
106 Part 106
107 Part 107
108 Part 108
109 Part 109
110 Part 110
111 Part 111
112 Part 112
113 Part 113
114 Part 114
115 Part 115
116 Part 116
117 Part 117
118 Part 118
119 Part 119
120 Part 120
121 Part 121
122 Part 122
123 Part 123
124 Part 124
125 Part 125
126 Part 126
127 Part 127
128 Part 128
129 Part 129
130 Part 130
131 Part 131
132 Part 132
133 Part 133
134 Part 134
135 Part 135
136 Part 136. Hadiah Terindah
Episodes

Updated 136 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 103
104
Part 104
105
Part 105
106
Part 106
107
Part 107
108
Part 108
109
Part 109
110
Part 110
111
Part 111
112
Part 112
113
Part 113
114
Part 114
115
Part 115
116
Part 116
117
Part 117
118
Part 118
119
Part 119
120
Part 120
121
Part 121
122
Part 122
123
Part 123
124
Part 124
125
Part 125
126
Part 126
127
Part 127
128
Part 128
129
Part 129
130
Part 130
131
Part 131
132
Part 132
133
Part 133
134
Part 134
135
Part 135
136
Part 136. Hadiah Terindah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!