°°°
Apartemen Glen
Sarvel dan Alvino kini sedang menatap Glen dan Flo secara bersamaan.
"Apa kalian hanya akan saling diam satu sama lain tanpa mengatakan apapun?" tanya Alvino dengan suara dinginnya.
Flo yang lelah dengan mereka hanya perkara ciuman tadi kini menghela napas gusar.
"Apaan sih kalian lebay banget, orang cuma nyapa doang," ketus Flo dengan kesal.
Ketiganya dibuat terkejut dengan jawaban Flo.
"Apa? Nyapa doang? Terus kalau gitu kenapa kau tidak sekalian cium mereka berdua? Kau bahkan masih sempat menanyakan apakah aku sudah menikah atau belum," protes Glen yang kesal dengan jawaban Flo.
Flo lagi-lagi menghela napas gusar.
"Papa mau jodohin aku lagi," jawabnya dengan lesu membuat mereka bertiga tampak membulatkan kedua matanya terkejut dengan ucapan Flo barusan.
"Bentar- bentar, ku ingin dijodohkan lagi? Lalu perjodohan 5 tahun yang lalu bagaimana?" tanya Glen yang mana ia mengira jika Flo sudah menikah dan mempunyai anak, tapi ini malah dijodohkan lagi.
Flo tersenyum manis membuat mereka bertiga merasa merinding melihatnya.
"Aku pura- pura gila, terus tuh cowok enggak mau deh akhirnya," jawabnya sembari menahan tawanya kala mengingat perjodohan 5 tahun lalu yang penuh dengan drama.
Sontak mereka bertiga tertawa terbahak-bahak membuat Flo langsung mencebikkan bibirnya.
"Kau memang sangat cocok berperan sebagai orang gila," ucap Glen dengan terus terang tanpa memperhatikan tatapan tajam Flo.
"Awwwww," teriak Glen kala Flo menark telinganya.
"Coba kau ulangi ucapanmu?" pintanya pada Glen.
Glen tersenyum sembari menampilkan gigi putihnya tanda ampun.
"Jangan bilang kau datang kemari karena kabur dari perjodohan lagi?" tebak Sarvel yang langsung diangguki oleh Flo.
"Di club kemarin ada calon mertuaku, karena itu aku menghampiri berandalan ini," ucapnya memberitahu alasannya kemarin tentang ciuman mendadak setelah 5 tahun tidak bertemu.
Glen sedikit terkejut dengan hal itu.
Ia kira, Flo masih mengingat perasaannya 5 tahun yang lalu dan ingin membalas cintanya yang bertepuk sebelah tangan.
Eh enggak tahunya cuma dijadiin tameng untuk memberikan kesan buruk pada calon mertuanya.
"YAAA!" teriak Flo kala Glen sibuk dengan pikirannya sendiri.
"Hmm?" tanya Glen dengan suara seraknya pada Flo.
Flo menelan ludahnya sendiri kala mendengar suara serak yang terdengar seksi tersebut.
Kenapa ia terlihat sangat tampan dan seksi kala bersikap lemah lembut, batin Flo dalam hati.
"Yeee malah dia yang bengong," dumel Glen sembari membuka kaleng birnya.
Flo langsung tersadar dari lamunannya.
"El mana?" tanyanya kala tidak melihat temannya tersebut.
"Sibuk bucin," jawab Alvino dengan singkat dan padat.
Byurrr
"Puji Tuhan Yesus Kristus," ucap Sarvel spontan kala lo menyemburkan birnya dan mengenai wajahnya.
"Serius? Sama siapa?" tanya Flo terkejut dan tak percaya.
"Sama perempuanlah, masak sama vampir," ketus Glen yang mana ia langsung mendapatkan pukulan bantal sofa dari Flo.
"Iya tahu sama perempuan, tapi siapa?" ketus Flo yang kesal dengan Glen.
"Ada deh pokoknya, dia cantik pakai banget, keren pakai pol, terus seksi pakai hot," jawab Glen dengan sangat antusias membuat Flo menjadi sangat penasaran dan ingin bertemu.
"Masak sih, jadi penasaran. Perasaan tuh duda dingin banget kalau sama cewek," gumam Flo sembari meminum birnya.
Mereka tampak asyik mengobrol dan makan bersama membuat waktu tak terasa berjalan begitu cepat sekali.
"Udah pukul 1, kau tinggal di mana, ayo kuantar," ketus Glen sembari melemparkan jaket hitamnya pada Flo dan menyambar kunci mobilnya.
Flo menelan kentang gorengnya lalu menatap mereka bertiga secara bergantian.
"Di sini," jawabnya dengan wajah yang santai dan polos.
Glen tampak menaikkan sebelah alisnya.
Flo menyudahi makannya lalu beranjak berdiri menatap Glen.
"Kau mengencani seseorang?" tanya Flo untuk kedua kalinya setelah tadi menanyakan tentang menikah.
Glen dengan ragu menggelengkan kepalanya sembari melirik kedua sahabatnya.
"Saat tidur apa kau mendengkur atau menggertakkan gigi?" Glen menggelengkan kepalanya.
"Sungguh?" Glen mengangguk.
"Bagaimana jika kita menikah?" tanya Flo dengan begitu gamblang dan santainya mengucapkan hal keramat tersebut.
uhuk uhuk
Sarvel dan Alvino seketika langsung terbatuk.
"Apa sekarang lagi zamannya perempuan melamar pria?" gumam Sarvel membuat Flo menatap dingin Sarvel.
"Kurasa hanya kita berdua yang selamat dari zaman lamar melamar ini," ucap Alvino yang sedikit berbisik agar tidak terdengar oleh Flo.
"Bukan selamat, kita lebih ke tidak laku," jawab Sarvel yang tak ingin menutupi fakta tersebut.
Alvino berdecak kala ucapan Sarvel terdengar menyindir dirinya.
Glen yang baru tersadar dari lamunannya sontak langsung menatap Flo dengan sedikit gugup.
"Yaaa! Lupakan saja ucapanku 5 tahun lalu itu, aku tidak begitu serius saat mengatakannya," bantah Glen membuat Flo hanya diam dan mengamati wajah tampan Glen.
"Baik. Kalau begitu aku akan menikah dengan orang lain saja, toh masih banyak pria yang mau menikah denganku," ucap Flo dengan begitu entengnya membuat Sarvel dan Alvino yang kini sebagai penonton hanya bisa menganga tak prcaya dengan ucapan Flo.
Glen menautkan alisnya tanda marh.
"YAAA!" teriaknya membuat Flo terkejut.
"Kenapa kau malah menikah dengan orang lain? Apa kau kira menikah adalah permainan yang mana kau bisa memilih suami seperti memilih menu McDonald's ? Bagaimana bisa kau melakukan itu," marahnya pada Flo.
Dugh
"Awww," ringis Glen kala Flo menendang tulang keringnya.
"Kenapa kau selalu berteriak ketika berbicara padaku," ketus Flo yang juga kesal dengan Glen.
"Bukankah seharusnya kita pergi?" bisik Sarvel yang diangguki oleh Alvino.
"Ini pertengkaran calon rumah tangga, jika kita terlambat pergi, kita akan mendapat imbasnya," ucap Alvino yang kini diangguki setuju oleh Sarvel.
Sontak keduanya beranjak dari sofa secara diam- diam selagi mereka tengah berdebat.
"Tahu gitu aku tidak datang kemari tadi," gumam Flo yang menenggak habis bir dingin milik Glen lalu melemparkan kalengnya begitu saja dan membuka bir yang baru.
Tung
Suara yang amat sangat nyaring sekali.
Kaleng bir itu mengenai kepala belakang Sarvel.
"Apa kubilang, kena imbasnya kan gegara telat pergi," ucap Avino yang bergegas mendorong Sarvel untuk cepat keluar dari apartemen Glen.
Glen menatap Flo yang terlihat menikmati bir dinginnya.
Ia menghembuskan napas berat lalu melemparkan kunci mobilnya ke atas meja.
"Tetap di sini dan jangan pergi keluar, apalagi berniat menikah dengan pria lain. Aku tidak akan segan memotong kakimu nanti," ketusnya lalu melenggang pergi begitu saja masuk ke dalam kamarnya.
Flo yang mendengar hal itu kini tak bisa menahan senyumnya.
Ia kembali menenggak bir dingin itu untuk menghilangkan rasa gugup dan hati yang berdebar begitu cepat sekali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Mel_San12
visual nya 3 berandalan ini dong kak buat makin kocak😁🤭🤭
2023-05-11
1
Mel_San12
nah lho Glen udah ada calon nya, El si mafia bucin juga udah ada, tinggal si 2 sableng ini lagi nih yang belum nemu😅
2023-05-11
1