Rumah Sakit Zibrano
Ada El yang kini tengah merokok di balkon sembari menunggu Lea terlelap.
Tadinya ia ingin melancarkan aksinya untuk memberi hukuman pada Lea, tapi sepertinya Lea sedang tidak baik- baik saja.
Alhasil El lebih memilih untuk membiarkan wanitanya meluangkan waktunya dengan papanya lebih dulu.
Jangan kalian kira El akan membirkan Lea begitu saja tanpa memberinya hukuman, tentu hukuman yang ia buat sendiri itu dengan keuntungan yang besar harus tetap dilakukan meski tertunda waktunya.
Baginya hukuman tetaplah hukuman, apalagi wanitanya secantik Lea, El tak akan memberikan kelonggaran untuk hukumannya.
El mematikan putung rokoknya lalu menghembuskan napas panjang.
"Mungkin ia sudah tertidur," gumamnya kala melihat jam tangannya sudah menunjukkan pukul 2 dini hari.
El masuk ke dalam untuk melihat Lea.
Dan benar saja seperti dugaannya, Lea terlelap di samping brankar papanya dengan posisi duduk.
El tersenyum tipis dan menghampirinya.
"Bagaimana bisa ada wanita secantik dia," gumamnya kala melihat Lea terlelap begitu pulas.
"Om sangat jago dalam membuatnya dulu," pujinya sembari menatap Cornelio yang belum sadarkan diri sejak kemarin.
El tersenyum sendiri dengan ucapannya barusan.
Perlahan ia mengangkat tubuh Lea untuk dipindahkan ke brankar yang disediakan untuk keluarga pasien ketika sedang menginap.
Namun El hanya berdiri di samping brankar tanpa berniat membaringkan Lea di sana.
"Kenapa harus dibrankar jika bisa di sofa," gumamnya kala segala rencana mesumnya telah ia atur sedemikian rupa.
El lalu berpindah ke sofa untuk membaringkan Lea di sana saja.
Perlahan ia membaringkan Lea di sofa dan bersamaan dengan itu ia menggeliatkan tubuhnya.
Mata cantik itu terbuka dan bertemu dengan mata elang El.
Lea melebarkan kedua matanya membuat El langsung membungkam bibir manis itu dengan bibir seksinya.
Dan bodohnya Lea yang masih setengah sadar bukannya menolak malah mengalungkan tangannya pada leher El.
El yang mendapatkan respon baik dari Lea seketika langsung mode on.
Ia langsung menindih tubuh kecil itu dengan tubuh kekarnya.
Merasa ada yang salah dengan dirinya, Lea langsung mendorong dada bidang El.
"Kenapa sayang, bukankah kau juga menginginkannya?" tanya El menggoda Lea kala Lea tampak sadar dengan apa yang terjadi.
"Kau!" tekannya sembari menatap sinis El.
El tertawa kecil sembari mendekatkan wajahnya pada Lea.
"Kau lupa hukumanmu?" tanya El mengingatkan Lea.
Lea menelan salivanya sembari menahan dada bidang El.
"Minggir, aku ingin tidur," ketusnya sembari berusaha mendorong tubuh El namun begitu kuat sekali.
"Maka tidurlah di sini," ucap El dengan begitu gamblangnya.
Lea mendelik kesal dan mencubit dada bidang kekar El.
"Mana bisa aku tidur dengan orang mesum sepertimu," ucapnya dengan kesal dan menggebu-gebu.
El hanya tertawa kecil dan memegang tangan Lea agar ia bisa lebih dekat dengan wajahnya.
"Kau sudah selesai bukan datang bulannya?" tebak El dengan tepat sasaran.
Lea hanya diam tak menjawab membuat senyum smirk El tampak terbit di bibirnya.
"Tidurlah di sini sebelum aku menghujammu sampai kesulitan berjalan esok pagi," ancamnya pada Lea diiringi dengan senyum devilnya.
"Andai aku punya pintu kemana saja milik Doraemon aku akan pergi jauh darimu," ketus Lea yang mana hal itu membuat El tertawa cekikikan.
"Kalau begitu aku akan order mesin penghenti waktu milik Doraemon untuk menghentikan aksimu," balasnya sembari cekikikan membuat Lea mendengus sebal.
"Argh dasar bangsat," umpat Lea yang lupa dengan peraturan El.
El menaikkan sebelah alisnya dengan senyum yang mengembang.
Lea yang tersadar dengan ucapannya barusan sontak langsung mendorong dada bidang El dan membelakanginya.
El yang sudah tergeletak di lantai kini hanya bisa tertawa cekikikan.
Dengan cepat ia kembali naik ke sofa dan memeluk Lea dari belakang.
"Kau tidak lupa kan dengan hukuman atas kesalahan kamu barusan?" tanya El tepat di belakang tengkuk Lea.
Lea yang mendengar hal itu kini hanya berpura-pura tidur sembari waspada.
El yang tidak lagi mendengar suara Lea hanya tersenyum dan memeluk erat tubuh wanitanya di mana wajahnya saat ini berada di tengkuk belakang Lea.
Tapi sayang sekali bagi El jika tidak menyentuh tubuh Lea, seakan seperti kerugian besar baginya.
Perlahan tangan kekar itu sudah menyelusup ke dalam kaos Lea dan berhasil meraba perut ratanya.
"Berhenti di sana atau aku akan memotong tanganmu di ruang operasi," ancam Lea tanpa menoleh ke belakang.
El yang mendengar ancaman itu bukannya takut malah tertawa pelan sembari mengecupi tengkuk belakang Lea.
Lea yang tak lagi tahan sontak bergegas berbalik untuk saling berhadapan dengan El.
El yang melihat hal itu kini tak bisa menahan senyumnya di mana jarak wajah mereka tak hanya dekat namun hampir menempel.
"Kenapa hmm?" tanyanya sembari menahan senyumnya kala melihat wajah merah padam Lea.
Lea mendengus sebal dan sedikit menunduk untuk segera tidur sebelum El menghujamnya di sana.
El yang melihat hal itu tampak tersenyum dan memeluk erat Lea.
Cup
El mencium lama puncak kepala Lea.
"Kapan aku bisa menghajarmu di atas ranjang," gumam El sembari ikut memejamkan matanya dengan Lea di pelukannya.
Lea yang mendengar hal itu sontak langsung menggigit dada bidang El.
"Arghh," teriak El yang langsung diiringi dengan tawa.
Bukannya merasa sakit El malah merasa geli dengan gigitan Lea.
"Gigitanmu saja terasa menggelikan bagaimana dengan...arghh," teriak El kala Lea memukul punggungnya.
El lagi-lagi tertawa kala Lea seakan tahu dengan apa yang hendak ia ucapkan.
"Selama 23 tahun aku hidup, belum pernah mama dan papa memukuliku. Tapi belum genap satu Minggu denganmu, tubuhku sudah babak belur. Bagaimana saat kita sudah menikah nanti," gumam El sembari menciumi aroma rambut Lea yang membuatnya begitu candu.
"Maka dari itu jangan menikah denganku atau kau bisa kehilangan wajah yang kau anggap tampan itu," seru Lea membuat El merasa geram dan gemas secara bersamaan dengan ucapan Lea barusan.
"Enak aja kalau bilang. Susah tahu dapetinnya, tiap hari harus terima pukulan darimu," ucap El sembari memeluk erat Lea.
Lea yang mendengar hal itu entah kenapa pipinya terasa begitu panas.
Dengan cepat Lea menepis pikiran itu dan berusaha menormalkan detak jantungnya.
Lea mencoba mengabaikan ucapan El dan memilih untuk tidur.
El yang juga sudah lelah kini ikut memejamkan matanya di mana ia dengan setianya memeluk Lea.
Padahal selama menikah dulu dengan Fera, jangankan memeluk, dipeluk Fera aja El merasa risih.
Tapi kenapa ia begitu lengket dengan Lea.
Mungkin karena ia sudah lama menduda dan menemukan wanita yang sesuai dengan idealnya.
•••
Pukul 7 pagi Ziko dengan baby Enzo di gendongannya tiba di rumah sakit.
Karena Ziko tidak bisa menemukan kantong ASI yang kemarin Lea simpan, dengan terpaksa Ziko mengantarkan baby Enzo ke rumah sakit agar Lea menyusuinya.
Kini Ziko telah sampai di depan ruangan tempat papanya Lea dirawat.
"Kenapa pintu dan jendelanya tertutup rapat oleh gorden?" gumam Ziko heran.
Ziko membuka perlahan pintunya.
Pemandangan yang sangat-sangat tidak ingin Ziko lihat.
Ziko melihat kanan kiri lalu kembali melihat mereka berdua.
"Dari sekian banyak orang di rumah sakit, apa harus aku yang melihat pemandangan ini?" gumamnya yang sedikit kesal kala ia hanya bisa melihat kebucinan tuannya.
Ziko menatap baby Enzo dengan helaan nafas gusarnya.
"Sepertinya kau harus minum kopi saja nak dengan paman, papamu sedang mencarikan mama baru untukmu," ucapnya sembari menutup kembali pintunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
🍁ˢ⍣⃟ₛ Angela❣️
Nikahin aja lah lea nya dan bantu merebut semua harta Lea yang sekarang di kuasai Tere 👍👍👍
2023-07-17
1
Tiwik Firdaus
kenapa ngak cepwt2 dinikahi aja lea el kalau kamu mencintainya dan menginginkan bercinta belum nikaj masak kamu rusak dulu
2023-07-02
0
Anna Rima
baby enzo d besarkan dengan lingkungan para cowok yg absurd somplak😂😂😂
2023-07-01
0