Dengan langkah berat ia akhirnya berjalan menuju tempat yang telah tertulis dalam surat, walaupun persiapan telah ia lakukan dengan sangat baik, karena tidak menduga kalau mereka akan melakukan seperti ini, semua persiapan itu menjadi sia-sia.
Sehingga dengan langkah berat, aji terus berusaha tegar dan mempersiapkan diri secara mental untuk menghadapi para penjahat yang ada di sana.
Tempat mereka bertemu akan berada di sebuah gedung kosong, tempat ini memang berada di pinggiran kota dan memiliki jarak yang cukup jauh dari polsek setempat.
Area mereka saat ini memang berada, di kawasan rawan kejahatan, karena di daerah tersebut memang terkenal dengan sebagai area dimana para penjahat bersembunyi dari kejaran polisi.
“Aku harap masih bisa keluar dari tempat dalam keadaan hidup-hidup,” gumamnya sebelum ia masuk dalam gedung yang terlihat sangat suram.
Baru beberapa langkah ia memasuki area gedung sebuah pukulan dari balok kayu sudah menargetkannya, “Wow, sepertinya tidak ada basa-basi seperti apa yang ada dalam film-film.” Balas Aji sambil sedikit menghindar.
Aji saat itu sepertinya tidak diberikan kesempatan untuk tersenyum, karena setelah ia mengucapkan hal itu ia baru sadar, kalau tempat itu sudah dikepung oleh puluhan orang yang masing masing dari mereka terlihat memegang sebuah balok kayu.
Orang-orang ini terlihat tidak berniat untuk melakukan basa-basi ringan kepada Aji mereka langsung bergantian untuk menyerang aji, sehingga saat itu, aji sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk melawan.
Ia hanya terus berusaha bertahan menggunakan tangannya untuk melindungi kepalanya untuk tidak terkena pukulan dari mereka.
Para preman yang ada disana terus bergantian untuk memberikan hantaman kepada Aji, sampai pemimpin mereka puas, dan aji sepertinya sudah tidak tahan lagi, dengan keadaan setengah sadar aji masih berusaha bertahan.
“Jangan sentuh adikku!!” ujarnya terdengar sangat lemah.
“Ini hanya permulaan, sebaiknya kau pindah, sebelum aku benar-benar menargetkan adik-adikmu seperti saat ini,” balas seseorang yang sempat memberikan perintah untuk menghentikan pemukulan terhadap Aji.
Apa yang mereka lakukan saat ini hanya sebuah peringatan, dan itu akan semakin besar jika Aji tidak segera menuruti permintaan mereka untuk segera pindah dari tempat itu.
Setelah mengatakan apa yang ingin disampaikan orang tersebut segera memerintahkan anak buahnya untuk meninggalkan Aji yang masih tergeletak di sana.
Walaupun hampir pingsan, karena berhasil bertahan, aji pada bahkan untuk berjalan saja ia terlihat sangat kesusahan.
Dengan sedikit sempoyongan aji terus berjalan untuk kembali ke panti, walaupun banyak orang yang melihat keadaannya tidak ada yang berani untuk menolong karena kejadian seperti ini sudah sangat sering terjadi di tempat ini.
Dan menurut mereka yang sudah sering melihat seperti ini, menolong mereka hanya akan membuat keadaan semakin sulit untuk orang yang ditolong sehingga cara terbaik saat melihat orang seperti Aji adalah membiarkannya dan berdoa orang itu selamat sampai tujuan.
Karena Aji yang sepertinya sempat tertidur setelah mendapatkan pukulan, membuat saat ia pulang hari mulai gelap, jalan-jalan sekitar terlihat sangat ramai, baik itu anak sekolah yang baru pulang atau para pekerja kantor yang buru-buru ingin pulang kerumah.
“setidaknya aku harap aku memiliki waktu untuk menghilangkan penat dengan bermain game,” gumam aji melihat orang orang yang ada disekitarnya sibuk melihat Hp mereka.
Dulu saat keadaan tidak seperti sekarang dimana ia harus full waktu untuk mengurus berbagai keperluan Aji seringkali menghabiskan waktu penaknya dengan bermain game, tapi sekarang bahkan untuk menghabiskan waktu seperti itu ia tidak lagi memiliki waktu.
Saat ini semuanya telah berubah sangat banyak, berbagai hal telah ia lalui, bahkan sekarang ia masih harus bertahan di kerasnya kehidupan kota bagaikan bertahan dalam hutan belantara.
Di sepanjang perjalanan ia bahkan harus terus berusaha waspada, ia sendiri bahkan tidak tahu bagaimana kebiasan ini di mulai, yang ia tahu ia miliki kebiasan baru di mana saat ia berada dalam keramaian ia akan terus berada dalam keadaan waspada, seolah-olah ia akan berada dalam bahaya.
Hal ini jugalah yang membuatnya seringkali lebih sensitif dari orang-orang yang ada di sekitar, yang sekarang cenderung acuh tak acuh dalam lingkungan sekitarnya.
Sehingga walaupun saat ini ia sedang jalan sekaligus memikirkan apa yang harus dia lakukan kedepannya, ia adalah orang yang pertama sadar saat ada seorang anak yang sedang lepas dari pengawasan seseorang yang terlihat mengejar sebuah Balon, dengan keadaan lalu lintas saat itu sedang sangat padat.
“sial,” ujarnya dengan reflex ia berlari dengan cepat untuk berusaha menyelamatkan anak itu.
Aji saat itu tidak berusaha menjadi seorang pahlawan, ia hanya berusaha untuk menjadi diri sendiri, ia takut menyesal, karena kalau dilihat dari belakang anak itu terlihat memiliki postur yang sama dengan apa yang adik-adiknya di panti.
Ia takut kalau anak itu adalah adiknya, apalagi terlihat anak itu tidak berada dalam pengawasan orang tua, beruntung walaupun dengan keadaan susah payah Aji masih berhasil untuk menyelamatkan anak tersebut.
Walaupun sebenarnya ia tidak sepenuhnya menyelamatkannya, ia hanya berhasil menjadi tamen dari anak itu, sehingga orang yang mendapatkan luka paling para adalah Aji, mobil itu adalah sebuah mobil sedang yang tidak memiliki kecepatan yang terlalu tinggi.
Tapi dengan kecepatannya yang sekarang sudah cukup membuat seseorang pria dewasa terlempar cukup jauh, semua orang yang ada disana terlihat kaget dengan perubahan situasi yang seperti ini.
Yang membuat orang semakin terkejut setelah aji terlempar karena terkena dampak dari tabrakan, dengan cepat ia berdiri untuk mengecek keadaan dari anak yang berada dalam pelukannya.
“Kau tidak apa-apakan,” ucapanya terdengar sangat lembut.
Disini ia juga melihat kalau anak yang ia selamatkan bukan berasal dari panti tempat ia berasal, sehingga setelah ia mengecek keadaan anak tersebut Aji melepaskannya dan berusaha berdiri, dan meninggalkan tempat itu.
Namun baru beberapa langkah ia sudah tidak tahan lagi akhirnya pingsan, sebelum ia pingsan ia terlihat oleng, karena berusaha menjaga kesadarannya untuk tetap ada, tapi mau bagaimanapun ia bertahan ia tetaplah seorang manusia biasa.
Sehingga ia akhirnya tumbang dan orang-orang disekitar segera berusaha untuk menolongnya, beberapa orang juga menahan sangat orang tua dari anak yang Aji selamatkan karena mereka takut kalau orang tua itu kabur tampah memberikan pertolongan kepada Aji.
Mereka baru melepaskannya saat orang tersebut berjanji untuk bertanggung jawab sepenuhnya kepada Aji, masyarakat yang ada di sekitar percaya dengan mudah karena orang tersebut memberikan tanda pengenalnya yang ternyata merupakan orang yang cukup terkenal.
Dengan kemampuan yang orang itu miliki semua yang ada di sana dapat ditangani secepat mungkin dan pada akhirnya kejadian ini tidak berakhir di kantor polisi dan semuanya diselesaikan dengan cara kekeluargaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Edi Porwanto
top
2023-06-22
0