Bab 15. Kambuh

Hari itu Gavin dan Aina benar-benar menikmati waktu mereka berdua. Bahkan senyum sama sekali tak tertanggal dari bibir masing-masing.

Namun, saat di perjalanan pulang, Aina mendapat sebuah panggilan. Dan ternyata itu dari Dina.

"Siapa?" tanya Gavin penasaran, berpikir bahwa orang yang menelpon kekasihnya adalah Erzan.

"Ibu, Gav. Aku angkat yah," balas Aina, lalu tanpa menunggu jawaban Gavin dia segera menerima panggilan dari Dina.

Terdengar helaan nafas dari ujung sana. Namun, tiba-tiba disusul oleh isak tangis kecil yang membuat perasaan Aina mendadak kalut.

"Bu, ada apa?" tanya Aina dengan raut cemas. Dia tidak bisa menerka-nerka, karena hal itu hanya akan membuat perasaannya semakin tak karuan.

"Ayah masuk rumah sakit, Na. Tiba-tiba penyakit ayah kambuh," jawab Dina apa adanya. Kini Bagaskara sedang ada dalam ruang pemeriksaan, sementara Dina menunggu dengan rasa takut sekaligus cemas yang menggunung.

Semula dia hanya bisa mondar-mandir, tetapi dia teringat dengan anaknya yang sampai saat ini belum pernah dia temui lagi. Ya, sebab Erzan melarang Aina pulang.

Akhirnya Dina duduk di kursi tunggu, lalu menghubungi Aina.

Kabar itu memang sudah tidak asing bagi Aina, tetapi dia akan selalu memberikan reaksi yang sama. Kedua alis Aina bertautan.

"Apa? Kambuh? Di mana ayah dirawat, Bu?"

Mata Aina langsung berubah berkaca-kaca. Sebab dia sangat merindukan keluarganya. Mumpung dia sedang di luar, dia berencana untuk menggunakan kesempatan untuk menjenguk Bagaskara.

"Di rumah sakit Puri Medika, Na. Memangnya kamu bisa datang?" tanya Dina dengan ragu. Karena dia tahu, suami Aina yang tidak bisa dibantah.

Aina menganggukkan kepala, seolah Dina melihat gerakan refleknya, lalu melirik ke arah Gavin yang sedang menyetir. Pemuda itu tak dapat memberikan respon, karena belum paham dengan pembicaraan Aina di telepon.

"Aku akan datang, Bu. Tunggu aku di sana," ucap Aina dengan yakin. Kemudian panggilan itu pun terputus, membawa secercah harapan kepada satu keluarga kecil itu untuk bisa berkumpul dengan utuh.

"Apa yang kalian bicarakan, Na?" tanya Gavin saat melihat Aina memasukkan ponsel ke dalam tas jinjing miliknya.

Aina lebih dulu mengusap sudut matanya yang basah. Karena sumpah demi apapun, dia takut terjadi sesuatu pada Bagaskara. Sosok cinta pertamanya yang kini tengah terbaring lemah di ranjang rumah sakit.

"Penyakit Ayah kambuh, Gav. Aku ingin menjenguknya barang sebentar, bisakah kamu menemaniku? Aku benar-benar merindukan mereka" ujar Aina dengan tatapan memohon.

Sementara Gavin terkejut bukan main. Dia jelas tahu bahwa selama ini Aina bagai dipenjara. Tidak mampu ke mana-mana.

"Tentu saja, di mana alamat rumah sakitnya. Kita ke sana sekarang," balas Gavin, Aina langsung menyebutkan alamat yang sempat Dina berikan.

Dan kendaraan roda empat itu terus membelah jalan raya. Dengan kecepatan yang cukup tinggi, karena mereka ingin cepat sampai.

*

*

*

Begitu mereka sampai di rumah sakit Puri Medika, Aina langsung berlari ke arah ruangan Bagaskara. Kata Dina, pria paruh baya itu sudah dipindahkan ke ruang perawatan. Akan tetapi belum bisa dijenguk.

"Ibu!" panggil Aina dengan bibir bergetar.

Mendengar namanya dipanggil, Dina langsung mengangkat kepalanya. Dan tepat pada saat itu, Aina menghambur memeluk tubuh Dina sambil menangis. Mereka sama-sama menguapkan rindu dan kesedihan di hati masing-masing.

"Bagaimana keadaan Ayah, Bu?" tanya Aina setelah puas memeluk ibunya.

"Kata dokter ayah sudah melewati masa kritis, Na. Tapi dia belum bisa dijenguk. Mungkin perlu beberapa pemeriksaan lagi," jawab Dina, sesuai dengan apa yang diucapkan oleh Dokter Derrick, orang yang menangani Bagaskara.

Tangis Aina semakin pecah setelah mendengar penjelasan Dina mengenai kondisi ayahnya. Lantas dia bangkit, lalu melangkah ke arah pintu ruangan Bagaskara.

Dari sana dia bisa melihat pria paruh baya itu tengah terbujur lemah dengan berbagai alat medis yang menancap di beberapa anggota tubuhnya.

"Ayah, ayah harus cepat sembuh, ayah tidak boleh lama-lama di sini," ratap Aina, sementara di sampingnya Dina pun tak kalah sedihnya.

Mereka sampai melupakan sosok yang ada di belakang. Yaitu Gavin, yang senantiasa mengekor pada Aina.

Melihat Aina yang terpuruk, membuat Gavin semakin merasa iba. Andai dari awal Erzan tidak pernah menikahi Aina, mungkin tidak akan seperti ini jadinya.

"Na, ngomong-ngomong itu siapa?" tanya Dina, saat menyadari keberadaan Gavin.

Aina sedikit terperangah, dengan mata yang membola, dia menoleh ke belakang dan mendapati Gavin yang berdiri seperti orang kebingungan.

Astaga, bisa-bisanya aku melupakan dia.

"Dia—"

"Gavin, Bu. Aku putra Daddy Erzan," potong Gavin seraya menyalimi tangan Dina.

Dan tentunya hal tersebut membuat Dina melongo.

"Jadi, kamu anak tiri Aina?" tanya Dina dengan tatapan tak percaya. Sebab dibandingkan Erzan, Gavin lebih cocok menjadi pasangan Aina.

Dengan terpaksa Gavin pun mengangguk, berbeda dengan tatapan Aina yang entahlah.

Terpopuler

Comments

IbuNaGara

IbuNaGara

pacar ku ank tiriku🤭

2024-04-03

0

Carolina Amul

Carolina Amul

eh ada ada ayang dokteru De🥰

2024-01-26

1

Alexandra Juliana

Alexandra Juliana

Tuuhh kan dokter Derrick yg menangani ayah Aina..Salah satu anak kembar Phyton yg jadi dokter

2024-01-16

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Menjadi Tumbal
2 Bab 2. Rumah Utama
3 Bab 3. Mendapati Kenyataan
4 Bab 4. Gavin Robinson
5 Bab 5. Penolakan
6 Bab 6. Alasan
7 Bab 7. Tidak Pantas
8 Bab 8. Kepercayaan Yang Terkoyak
9 Bab 9. Runtuh
10 Bab 10. Terasa Sangat Rumit
11 Bab 11. Canggung
12 Bab 12. Tidur Bersama
13 Bab 13. Ruang Kerja Erzan
14 Bab 14. Couple
15 Bab 15. Kambuh
16 Bab 16. Baru Sadar
17 Bab 17. Perubahan
18 Bab 18. Tidak Adil
19 Bab 19. Jadikan Aku Milikmu
20 Bab 20. Surat Perjanjian
21 Bab 21. Tidak Akan Mengalah
22 Bab 22. Beri Aku Waktu
23 Bab 23. Curiga
24 Bab 24. Hubungan Terlarang
25 Bab 25. Kejanggalan
26 Bab 26. Ujian Baru
27 Bab 27. Penyebab Utama
28 Bab 28. Menjenguk Gavin
29 Bab 29. Nomor Tak Dikenal
30 Bab 30. Negoisasi
31 Bab 31. Bekerja Sama
32 Bab 32. Terlalu Meremehkan
33 Bab 33. Menerima Tawaran
34 Bab 34. Merindukanmu
35 Bab 35. Keadaan Berbalik
36 Bab 36. Berusaha Kabur
37 Bab 37. Kebenaran Pasti Akan Terungkap
38 Bab 38. Fakta Baru
39 Bab 39. Selesaikan Hubungan Ini
40 Bab 40. Tunggu Aku
41 Bab 41. Pindah
42 Bab 42. Aku Adalah Yang Pertama
43 Bab 43. Aku Mohon
44 Bab 44. Masih Tentang Aina
45 Bab 45. Mengaku Salah
46 Bab 46. Restu
47 Bab 47. Menjenguk Danesh
48 Bab 48. Pernikahan
49 Bab 49. Bahagianya Ada Padamu
50 Bab 50. Touch Me Slowly
51 Bab 51. Semakin Berani
52 Bab 52. Di Luar
53 Bab 53. Berjanjilah Padaku
54 Bab 54. Sidang
55 Bab 55. Kembali Ke Rumah Utama
56 Bab 56. Memimpin Perusahaan
57 Bab 57. Guzelim Davira Robinson
58 Bab 58. Agenda Tiap Minggu
59 Bab 59. Aku Akan Buktikan
60 Bab 60. Membahas Adik
61 Bab 61. Menepati Ucapan
62 Bab 62. Permintaan Guzel
63 Bab 63. Bagaimana Menurutmu?
64 Bab 64. Siapa Pria Itu?
65 Bab 65. Pertengkaran Anak dan Ibu
66 Bab 66. Menyesal
67 Bab 67. Menahan Emosi
68 Bab 68. Keputusan
69 Bab 69. Makan Malam Keluarga
70 Bab 70. Takdir
71 New Novel
72 New Novel
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Bab 1. Menjadi Tumbal
2
Bab 2. Rumah Utama
3
Bab 3. Mendapati Kenyataan
4
Bab 4. Gavin Robinson
5
Bab 5. Penolakan
6
Bab 6. Alasan
7
Bab 7. Tidak Pantas
8
Bab 8. Kepercayaan Yang Terkoyak
9
Bab 9. Runtuh
10
Bab 10. Terasa Sangat Rumit
11
Bab 11. Canggung
12
Bab 12. Tidur Bersama
13
Bab 13. Ruang Kerja Erzan
14
Bab 14. Couple
15
Bab 15. Kambuh
16
Bab 16. Baru Sadar
17
Bab 17. Perubahan
18
Bab 18. Tidak Adil
19
Bab 19. Jadikan Aku Milikmu
20
Bab 20. Surat Perjanjian
21
Bab 21. Tidak Akan Mengalah
22
Bab 22. Beri Aku Waktu
23
Bab 23. Curiga
24
Bab 24. Hubungan Terlarang
25
Bab 25. Kejanggalan
26
Bab 26. Ujian Baru
27
Bab 27. Penyebab Utama
28
Bab 28. Menjenguk Gavin
29
Bab 29. Nomor Tak Dikenal
30
Bab 30. Negoisasi
31
Bab 31. Bekerja Sama
32
Bab 32. Terlalu Meremehkan
33
Bab 33. Menerima Tawaran
34
Bab 34. Merindukanmu
35
Bab 35. Keadaan Berbalik
36
Bab 36. Berusaha Kabur
37
Bab 37. Kebenaran Pasti Akan Terungkap
38
Bab 38. Fakta Baru
39
Bab 39. Selesaikan Hubungan Ini
40
Bab 40. Tunggu Aku
41
Bab 41. Pindah
42
Bab 42. Aku Adalah Yang Pertama
43
Bab 43. Aku Mohon
44
Bab 44. Masih Tentang Aina
45
Bab 45. Mengaku Salah
46
Bab 46. Restu
47
Bab 47. Menjenguk Danesh
48
Bab 48. Pernikahan
49
Bab 49. Bahagianya Ada Padamu
50
Bab 50. Touch Me Slowly
51
Bab 51. Semakin Berani
52
Bab 52. Di Luar
53
Bab 53. Berjanjilah Padaku
54
Bab 54. Sidang
55
Bab 55. Kembali Ke Rumah Utama
56
Bab 56. Memimpin Perusahaan
57
Bab 57. Guzelim Davira Robinson
58
Bab 58. Agenda Tiap Minggu
59
Bab 59. Aku Akan Buktikan
60
Bab 60. Membahas Adik
61
Bab 61. Menepati Ucapan
62
Bab 62. Permintaan Guzel
63
Bab 63. Bagaimana Menurutmu?
64
Bab 64. Siapa Pria Itu?
65
Bab 65. Pertengkaran Anak dan Ibu
66
Bab 66. Menyesal
67
Bab 67. Menahan Emosi
68
Bab 68. Keputusan
69
Bab 69. Makan Malam Keluarga
70
Bab 70. Takdir
71
New Novel
72
New Novel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!