Setelah makan malam selesai, Gavin langsung pamit untuk masuk ke dalam kamar. Dan Erzan tidak sedikit pun berniat untuk memperkenalkan Aina pada putranya, toh ia rasa tidak ada gunanya.
Baik Gavin dan Danesh memang jarang mencampuri urusan Erzan. Jadi, pria paruh baya itu yakin Gavin tidak akan keberatan dengan kehadiran Aina.
"Kalian semua masuk ke dalam kamar, biarkan dia yang membereskan semua ini. Supaya dia tidak menjadi pemalas!" Sebuah instruksi keluar dari mulut Erzan untuk semua pelayan.
Karena ia tidak ingin ada satu orang pun yang membantu Aina.
"Baik, Tuan," jawab para pelayan dengan kompak. Bahkan sedikit saja Naumi tidak bisa membantah.
Sama halnya dengan Aina yang senantiasa bergeming. Dia tidak keberatan sama sekali saat Erzan menganggapnya sebagai pembantu, malah ia merasa lebih baik, dari pada dia harus melayani Erzan di atas ranjang.
Sebelum meninggalkan meja makan, Erzan melayangkan tatapan tajam. Namun, Aina tidak memedulikan itu semua. Dia justru langsung bergerak untuk mengerjakan tugasnya.
Beberapa saat berlalu, Aina sedang mencuci piring. Akan tetapi tiba-tiba dia dikejutkan dengan sebuah tangan yang melingkar di perutnya.
Aina langsung reflek berjengit. Bahkan piring yang ada di tangannya hampir saja terlepas. Dia menoleh dan mendapati wajah Gavin yang sedang tersenyum.
Menyadari itu Aina langsung panik. Dia melirik ke sana ke mari takut ada yang melihat. Akan tetapi suasana benar-benar sepi, sebab semua orang sudah ada di kamar masing-masing.
"Gav, apa-apaan kamu? Lepas!" ucap Aina penuh penekanan, seraya mencoba untuk melepaskan tangan Gavin. Namun, kekuatan pemuda itu jauh lebih besar, hingga apa yang dilakukan oleh Aina terasa sia-sia.
Gavin menyeringai tipis.
"Aku sudah bilang, aku tidak akan menyerah, Aina. Dan kamu berhutang sebuah penjelasan padaku. Kenapa kamu diam saja saat diperlakukan seperti ini?"
"Itu semua bukan urusanmu, Gavin. Yang perlu kamu lakukan sekarang hanya hargai aku sebagai ibu tirimu!" Aina kembali meronta-ronta, sumpah demi apapun dia takut terpergok oleh seseorang.
"Tapi kenapa kamu tidak menghargai dirimu sendiri, Aina? Di sini sebenarnya kamu yang tidak waras, karena bertahan dengan sosok yang bahkan tidak bisa memberikan cinta untukmu!" balas Gavin, ingin menyadarkan Aina atas kekeliruannya.
Namun, mau seperti apapun, Aina tetap memiliki alasan yang lebih utama dari pada rasa cintanya terhadap Gavin.
Bahkan dia mulai membuat dinding tak kasat mata. Agar Gavin tak mampu menembus atau bahkan menghancurkan pendiriannya.
"Anggap saja seperti itu. Dan perlu kamu tahu aku tidak peduli dengan apa yang kamu ucapkan! Bagiku itu semua omong kosong," tegas Aina, tetapi bukannya marah Gavin justru mengendus-endus leher Aina, membuat tubuh gadis itu meremang.
"Dan aku akan tetap mencintaimu, Na," bisik Gavin dengan suara yang menggoda. Lalu detik selanjutnya, tanpa dipinta dia sudah melepaskan Aina.
Dia langsung mengambil alih pekerjaan gadis itu, karena tak ingin Aina kelelahan akibat perintah-perintah Erzan.
"Tidak perlu, Gav!" cegah Aina, tetapi Gavin tak mengindahkan ucapan ibu tirinya.
"Diam atau kamu ingin aku memelukmu seperti tadi?" ancam pemuda tampan itu, yang akhirnya membuat Aina bungkam.
Dari tempatnya berdiri Aina hanya bisa memerhatikan Gavin dengan tatapan yang sulit diartikan.
***
Karena terus-menerus mendapat penolakan dari Aina, pun dengan sikap Erzan yang terlihat semena-mena. Gavin menjadi penasaran apa alasan pernikahan itu terjadi.
Diam-diam pemuda itu mencari tahu, dia menemui Alex, asisten sang ayah, seseorang yang ikut merawatnya sejak masih kecil.
"Sebenarnya apa alasan Daddy menikah lagi? Uncle Alex tidak mungkin tidak tahu 'kan?" tanya Gavin dengan sorot mata yang dipenuhi tanda tanya.
"Bukankah Tuan Muda bisa menanyakannya sendiri pada Tuan Erzan?" jawab Alex dengan pertanyaan pula.
"Andai bisa aku tidak mungkin menemuimu, Uncle. Aku hanya ingin tahu, tidak bermaksud apa-apa."
Alex terlihat menghela nafas. Jika dibandingkan antara Gavin dan Danesh, pemuda satu ini memang lebih banyak bertanya tentang kehidupan Erzan di rumah utama.
"Dia menikah dengan Tuan Erzan karena masalah hutang piutang. Keluarganya tidak bisa membayar dan akhirnya Tuan Erzan meminta gadis itu sebagai bayarannya," jawab Alex apa adanya.
Mendengar itu, Gavin tentu terkejut. Namun, dia menutupinya, karena tak ingin Alex curiga. Dan karena sudah tahu alasan mengapa Aina bisa menikah dengan Erzan, membuat keyakinan Gavin untuk merebut gadis itu semakin besar.
***
Kira-kira keluarga apa ini cocoknya gaes? Bandot tua kah🤣🤣
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Pia Palinrungi
semangat vin rebut kembali cinta sejatimu, to bagusnya kamu ngomong sm ayahmu kalau aina adalah pacarmu
2024-01-10
1
himawatidewi satyawira
ayo vin, hapalin lagu maju tak gentar, kali ini pebinor disetujui ma tante neti...
2023-07-09
1
𝐀⃝🥀Adriya ᴿᵉᵉⁿ Hofi ᴹᵒʳᵉⁿᵒ
ya Gavin rebut kembali apa yang seharusnya menjadi milikmu karena sekarang sudah tau alasannya.
SEMANGAT Thor 🤗
2023-07-01
1