Bab 3. Mendapati Kenyataan

Pagi datang.

"Aina! Aina!" teriak Erzan dari lantai dua, dia ingin segala keperluannya Aina yang menyiapkan. Namun, sedari tadi memanggil nama gadis itu, Aina tak kunjung datang.

"Ke mana gadis kampungan itu? Aina!"

Suara bariton Erzan semakin menggelegar. Hingga terdengar oleh para asisten rumah tangga, termasuk Naumi.

Sontak saja wanita paruh baya itu segera naik, dan melihat Erzan yang mondar-mandir dengan tangan yang bertolak pinggang.

"Ke mana dia?!" tanya Erzan dengan nada menyentak saat Naumi sudah ada di hadapannya.

"Maaf, Tuan, Nona Aina belum keluar dari kamar. Sepertinya dia masih beristirahat," jawab Naumi apa adanya.

Saat ini Aina memang masih tertidur, mungkin karena terlalu lelah meladeni tamu undangan. Dia jadi tidur sangat pulas.

"Benar-benar kelewatan, dia pikir dia bisa seenaknya di rumah ini?" gumam Erzan dengan perasaan kesal. Lantas dia segera mengambil kunci cadangan dan menuruni anak tangga untuk sampai di kamar Aina.

Tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, Erzan langsung membuka pintu kamar Aina menggunakan kunci cadangan yang ada di tangannya.

Ceklek!

Api kemarahan Erzan semakin berkobar saat melihat tubuh Aina masih bergelung di bawah selimut. Dengan langkah lebar dia menghampiri Aina, dan langsung menarik kain tipis itu dengan kasar.

"Bangun!" bentak Erzan seraya menggebrak meja nakas, membuat Aina langsung membuka matanya lebar-lebar.

Kantuk di mata Aina seolah hilang, sementara jantung gadis itu berdebar lebih kencang.

"Tu—Tuan?" lirih Aina, lalu dengan cepat mendudukkan diri meskipun kepalanya jadi sedikit pusing.

"Berani sekali kamu bangun setelahku!?" cetus Erzan dengan mata yang menyalak tajam. Membuat Aina kesulitan untuk menelan ludah.

"Maafkan saya, Tuan, saya—"

"Aku tidak ingin mendengar alasan dari mulut kotormu. Lekas bersihkan wajahmu dan naik ke kamarku, siapkan barang-barangku karena aku akan pergi ke kantor!" sela Erzan dengan cepat. Lalu menarik tangan Aina agar segera bangkit dari ranjang.

Aina yang merasa terseret hampir saja kehilangan keseimbangan tubuhnya, andai dia tidak berpegangan pada punggung sofa, mungkin dia sudah jatuh ke lantai.

"Jangan membuatku menunggu, karena itu fatal bagimu!"

Brak!

Erzan keluar dari kamar Aina dan menutup pintu dengan keras. Menciptakan tanda tanya dan ketakutan tersendiri di hati Aina.

"Sebenarnya apa salahku? Kenapa dia selalu marah-marah tanpa sebab?" gumam Aina dengan perasaan sedih bercampur kesal.

Tak ingin membuat Erzan kembali marah, Aina segera membasuh wajahnya. Dia naik ke lantai dua dan mengetuk pintu kamar utama.

"Masuk!"

Ketika mendengar instruksi itu, Aina langsung membuka pintu, dan dia langsung disuguhi ruangan yang begitu mewah dan megah.

Namun, satu yang membuatnya tertegun, yaitu sebuah bingkai foto berukuran besar yang terpajang di dinding.

Gambar seorang wanita, yang Aina yakini bahwa itu adalah mantan istri Erzan.

"Jangan sentuh apapun, kecuali perlengkapan kerjaku!" kata Erzan dengan datar, dan Aina langsung mengangguk sebagai jawaban.

Setelah mengurus keperluan suaminya, Aina pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan. Dan tak berapa lama kemudian Erzan pun ikut turun, Aina berinisiatif untuk memberikan kopi pada pria paruh baya itu.

Namun, karena tidak berhati-hati, Aina menumpahkan kopi tersebut hingga mengenai sepatu mahal Erzan.

Pyar!

Erzan langsung dibuat mendelik, sementara Aina siap untuk menerima kemarahan suaminya.

"Bersihkan sepatuku dengan bajumu! Dasar gadis ceroboh!" sentak Erzan, entah sudah berapa kali dia membentak Aina, rasanya dia tidak pernah puas.

Aina mematung sesaat, dan akhirnya dia mendekati Erzan dengan bola matanya yang memanas.

"Lakukan dengan cepat, karena aku ada meeting!" sambung Erzan sedikit menendang lutut Aina. Sementara yang lain tidak ada yang berani membela gadis cantik itu.

Erzan tidak tahu, kalau sedari tadi aksinya telah disaksikan oleh salah satu putranya yang diam-diam pulang ke rumah utama.

Sejak subuh tadi Gavin sudah berada di sini, dan dia menyaksikan dengan jelas bagaimana Erzan memperlakukan Aina.

Setelah Erzan pamit berangkat ke kantor, Aina langsung membantu para asisten rumah tangga untuk membersihkan dapur. Baru setelah itu Aina izin untuk membersihkan diri.

Namun, baru saja Aina membuka pintu kamarnya, dia langsung didorong masuk dengan mulut yang dibekap.

Dia ingin berteriak tetapi tidak bisa, hingga yang bisa dia lakukan adalah meronta-ronta.

Namun, tiba-tiba tubuhnya dibalik, dan Aina langsung terbelalak lebar, ketika tahu sosok yang ada di hadapannya.

"Gav?" panggil Aina ketika tangan kekar itu sudah berpindah posisi. Sementara itu Gavin langsung mendorong tubuh Aina ke dinding dan mencium bibir gadis itu.

Bola mata Aina hampir saja keluar mendapati aksi gila Gavin. Dan dia tidak tahu kenapa pemuda ini bisa berada di rumah suaminya.

Ya, sebelumnya Aina dan Gavin adalah sepasang kekasih. Namun, karena Aina tidak diperbolehkan untuk berpacaran sebelum lulus kuliah, mereka menjalin kasih diam-diam.

Hingga suatu ketika Aina meminta putus, tanpa alasan yang jelas. Ya, tepatnya beberapa hari yang lalu. Dan sekarang Gavin tahu, apa yang membuat Aina menyerah pada hubungan mereka.

Karena kemarin dia mendapati kenyataan bahwa Aina telah menjadi ibu tirinya. Bayangan yang Aina lihat adalah bayangan tubuh Gavin yang saat itu datang ke pesta pernikahan ayahnya.

"Aku merindukanmu, Na," ucap Gavin dengan dada yang bergemuruh hebat.

***

Jangan lupa like, komennya gaes🙃🙃🙃

Terpopuler

Comments

IbuNaGara

IbuNaGara

waduhh ibu tiri ku mantan pacarku,,, nnt jadi selingkuhan ku

2024-04-03

0

Anonim

Anonim

wolha...pacar Aina anak tirinya ya...

2024-02-23

0

Alexandra Juliana

Alexandra Juliana

Aina : Kekasihku adalah anak tiriku...☺️

2024-01-16

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Menjadi Tumbal
2 Bab 2. Rumah Utama
3 Bab 3. Mendapati Kenyataan
4 Bab 4. Gavin Robinson
5 Bab 5. Penolakan
6 Bab 6. Alasan
7 Bab 7. Tidak Pantas
8 Bab 8. Kepercayaan Yang Terkoyak
9 Bab 9. Runtuh
10 Bab 10. Terasa Sangat Rumit
11 Bab 11. Canggung
12 Bab 12. Tidur Bersama
13 Bab 13. Ruang Kerja Erzan
14 Bab 14. Couple
15 Bab 15. Kambuh
16 Bab 16. Baru Sadar
17 Bab 17. Perubahan
18 Bab 18. Tidak Adil
19 Bab 19. Jadikan Aku Milikmu
20 Bab 20. Surat Perjanjian
21 Bab 21. Tidak Akan Mengalah
22 Bab 22. Beri Aku Waktu
23 Bab 23. Curiga
24 Bab 24. Hubungan Terlarang
25 Bab 25. Kejanggalan
26 Bab 26. Ujian Baru
27 Bab 27. Penyebab Utama
28 Bab 28. Menjenguk Gavin
29 Bab 29. Nomor Tak Dikenal
30 Bab 30. Negoisasi
31 Bab 31. Bekerja Sama
32 Bab 32. Terlalu Meremehkan
33 Bab 33. Menerima Tawaran
34 Bab 34. Merindukanmu
35 Bab 35. Keadaan Berbalik
36 Bab 36. Berusaha Kabur
37 Bab 37. Kebenaran Pasti Akan Terungkap
38 Bab 38. Fakta Baru
39 Bab 39. Selesaikan Hubungan Ini
40 Bab 40. Tunggu Aku
41 Bab 41. Pindah
42 Bab 42. Aku Adalah Yang Pertama
43 Bab 43. Aku Mohon
44 Bab 44. Masih Tentang Aina
45 Bab 45. Mengaku Salah
46 Bab 46. Restu
47 Bab 47. Menjenguk Danesh
48 Bab 48. Pernikahan
49 Bab 49. Bahagianya Ada Padamu
50 Bab 50. Touch Me Slowly
51 Bab 51. Semakin Berani
52 Bab 52. Di Luar
53 Bab 53. Berjanjilah Padaku
54 Bab 54. Sidang
55 Bab 55. Kembali Ke Rumah Utama
56 Bab 56. Memimpin Perusahaan
57 Bab 57. Guzelim Davira Robinson
58 Bab 58. Agenda Tiap Minggu
59 Bab 59. Aku Akan Buktikan
60 Bab 60. Membahas Adik
61 Bab 61. Menepati Ucapan
62 Bab 62. Permintaan Guzel
63 Bab 63. Bagaimana Menurutmu?
64 Bab 64. Siapa Pria Itu?
65 Bab 65. Pertengkaran Anak dan Ibu
66 Bab 66. Menyesal
67 Bab 67. Menahan Emosi
68 Bab 68. Keputusan
69 Bab 69. Makan Malam Keluarga
70 Bab 70. Takdir
71 New Novel
72 New Novel
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Bab 1. Menjadi Tumbal
2
Bab 2. Rumah Utama
3
Bab 3. Mendapati Kenyataan
4
Bab 4. Gavin Robinson
5
Bab 5. Penolakan
6
Bab 6. Alasan
7
Bab 7. Tidak Pantas
8
Bab 8. Kepercayaan Yang Terkoyak
9
Bab 9. Runtuh
10
Bab 10. Terasa Sangat Rumit
11
Bab 11. Canggung
12
Bab 12. Tidur Bersama
13
Bab 13. Ruang Kerja Erzan
14
Bab 14. Couple
15
Bab 15. Kambuh
16
Bab 16. Baru Sadar
17
Bab 17. Perubahan
18
Bab 18. Tidak Adil
19
Bab 19. Jadikan Aku Milikmu
20
Bab 20. Surat Perjanjian
21
Bab 21. Tidak Akan Mengalah
22
Bab 22. Beri Aku Waktu
23
Bab 23. Curiga
24
Bab 24. Hubungan Terlarang
25
Bab 25. Kejanggalan
26
Bab 26. Ujian Baru
27
Bab 27. Penyebab Utama
28
Bab 28. Menjenguk Gavin
29
Bab 29. Nomor Tak Dikenal
30
Bab 30. Negoisasi
31
Bab 31. Bekerja Sama
32
Bab 32. Terlalu Meremehkan
33
Bab 33. Menerima Tawaran
34
Bab 34. Merindukanmu
35
Bab 35. Keadaan Berbalik
36
Bab 36. Berusaha Kabur
37
Bab 37. Kebenaran Pasti Akan Terungkap
38
Bab 38. Fakta Baru
39
Bab 39. Selesaikan Hubungan Ini
40
Bab 40. Tunggu Aku
41
Bab 41. Pindah
42
Bab 42. Aku Adalah Yang Pertama
43
Bab 43. Aku Mohon
44
Bab 44. Masih Tentang Aina
45
Bab 45. Mengaku Salah
46
Bab 46. Restu
47
Bab 47. Menjenguk Danesh
48
Bab 48. Pernikahan
49
Bab 49. Bahagianya Ada Padamu
50
Bab 50. Touch Me Slowly
51
Bab 51. Semakin Berani
52
Bab 52. Di Luar
53
Bab 53. Berjanjilah Padaku
54
Bab 54. Sidang
55
Bab 55. Kembali Ke Rumah Utama
56
Bab 56. Memimpin Perusahaan
57
Bab 57. Guzelim Davira Robinson
58
Bab 58. Agenda Tiap Minggu
59
Bab 59. Aku Akan Buktikan
60
Bab 60. Membahas Adik
61
Bab 61. Menepati Ucapan
62
Bab 62. Permintaan Guzel
63
Bab 63. Bagaimana Menurutmu?
64
Bab 64. Siapa Pria Itu?
65
Bab 65. Pertengkaran Anak dan Ibu
66
Bab 66. Menyesal
67
Bab 67. Menahan Emosi
68
Bab 68. Keputusan
69
Bab 69. Makan Malam Keluarga
70
Bab 70. Takdir
71
New Novel
72
New Novel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!