Bab 2. Rumah Utama

Setelah pesta pernikahan itu selesai, Erzan berencana untuk membawa Aina ke rumah utama. Namun, sebelum itu Aina meminta pada Erzan untuk menemui kedua orang tuanya.

"Hanya lima menit, setelah itu kamu harus sudah ada di mobil. Aku tidak suka menunggu!" tegas Erzan dengan wajah datar. Lantas setelah itu dia kembali melanjutkan langkah menuju kendaraan roda empat miliknya.

Sementara Aina langsung berlari untuk menemui Dina dan Bagaskara, sebab dia tidak memiliki waktu banyak untuk sekedar mengobrol dengan kedua orang paruh baya itu.

Melihat kedatangan Aina yang tergopoh-gopoh, Dina pun langsung berinisiatif untuk mencegat langkah Aina. "Ada apa, Nak? Kenapa kamu terlihat terburu-buru seperti itu?"

Aina nampak tersenyum, dan tak terasa air matanya juga ikut mengalir. Namun, secepat kilat Aina menghapus cairan bening itu.

Karena ia tidak ingin membuat Dina dan Bagaskara kembali merasa sedih.

"Mulai malam ini aku akan tinggal di rumah Tuan Erzan, jadi ibu dan Ayah tidak perlu mencemaskan aku, karena aku akan baik-baik saja di sana," jawab Aina berusaha untuk tetap terlihat tegar. Meksipun dia tahu kedua orang tuanya merasa sangat bersalah padanya.

Tak mampu membendung sesak di dalam dadanya, Dina langsung memeluk tubuh Aina. Sementara Bagaskara hanya mampu mengusap-usap bahu putrinya.

"Sekali lagi maafkan kami, Aina. Karena kami benar-benar tidak berdaya, gara-gara kamu kamu harus menanggung ini semua," ujar Dina dengan air mata yang bercucuran.

"Sudahlah, Bu. Semuanya sudah terjadi, aku juga sedang berusaha untuk ikhlas. Jadi, ibu dan ayah cukup do'akan aku saja. Supaya aku menjadi istri yang baik untuk Tuan Erzan," balas Aina.

"Tapi, Aina—"

"Cepatlah naik!" teriak Erzan, memotong ucapan Dina. Karena dia merasa bosan menunggu Aina yang terlalu banyak basa-basi.

"Suamiku sudah menungguku, Bu. Aku harus pergi sekarang. Ibu dan ayah tolong jaga diri ya. Sekali lagi jangan khawatirkan aku," ujar Aina dengan mantap.

Dia melepaskan pelukan Dina, meskipun sebenarnya terasa berat. Lalu melangkahkan kaki ke arah mobil Erzan. Di balik punggung ringkih itu, tetes demi tetes air mata Aina jatuh.

Akan tetapi dia terus menghapusnya dengan cepat, karena dia tidak ingin Erzan tahu.

"Aku sudah memperingatimu, tapi kenapa tidak didengar? Dasar pembangkang!" cetus Erzan saat Aina sudah berhasil duduk di sampingnya.

"Maafkan aku, Tuan," balas Aina seraya menundukkan kepala. Akan tetapi Erzan tak mau mendengar apa yang keluar dari mulut istrinya.

Dia justru meminta supir untuk lekas membawanya ke rumah utama. Di sana dia hanya tinggal bersama para pekerjanya. Sebab dua putra Erzan memilih untuk tinggal di apartemen masing-masing.

Ya, Erzan adalah seorang duda yang memiliki dua anak. Putra pertamanya adalah seorang direktur, yang siap mengikuti jejaknya. Sementara putra bungsunya masih duduk di bangku kuliah.

Tiba di rumah mewah itu, Erzan langsung turun dan meminta pelayan untuk mengantar Aina ke kamar. "Antar dia dan tunjukkan di mana letak kamarnya!"

Setelah mengatakan itu, Erzan melangkah ke arah kamarnya sendiri yang ada di lantai dua. Karena ternyata dia tidak ingin satu kamar dengan istrinya.

Erzan telah menyiapkan satu kamar untuk Aina tepat di sebelah gudang. Dan dia juga tidak memberikan pelayan khusus, sebab Aina hanya akan dia jadikan pembantu berkedok istri.

Jadi, dia tidak perlu mengeluarkan uang setiap bulannya untuk membayar Aina.

"Perkenalkan, Nona, saya Naumi, saya kepala pelayan di sini. Mari biar saya antar Nona ke kamar," ucap Naumi memperkenalkan diri pada Aina.

Gadis cantik itu mengangguk sopan. "Saya Aina, Bi." Lalu mengikuti langkah Naumi untuk menyusuri rumah megah itu.

Semua barang yang ada di rumah ini nampak mahal. Membuat Aina benar-benar merasa kecil.

Hingga tak berapa lama kemudian, keduanya sampai di sebuah ruangan yang pintunya masih tertutup. Aina merasa heran, sebab dia malah dibawa ke tempat yang rasanya tidak mungkin kalau itu kamar Erzan.

"Ini kamar anda, Nona, di lemari juga sudah ada baju ganti dan perlengkapan mandi. Tapi kalau Nona merasa ada yang kurang, Nona tinggal tanyakan saja pada saya, saya ada di dapur," ujar Naumi dengan ramah.

"Terima kasih, Bi. Tapi ngomong-ngomong suami saya ada di dalam 'kan?" tanya Aina dengan sedikit ragu.

"Maaf, Nona, Tuan hanya menempati kamar utama yang ada di lantai dua," jawab Naumi dengan jujur. Membuat kening Aina langsung berkerut, apa maksudnya? Apakah mereka akan tidur secara terpisah.

"Oh, ya sudah kalau begitu saya masuk dulu ya, Bi. Saya sudah sangat gerah."

"Iya, Nona."

Sepeninggal Naumi, Aina langsung membuka pintu kamarnya. Dan seperti yang Naumi katakan, tidak ada Erzan di sana, membuat Aina bernafas dengan lega.

Dia segera masuk dan menghempaskan pantatnya di ranjang. Kamar ini nampak sederhana, dan dia masih belum paham kenapa Erzan melakukan ini semua padanya.

Hingga tiba-tiba kamar Aina kembali terbuka, menampilkan tubuh Erzan yang dibalut handuk kimono.

Aina yang sangat terkejut langsung menegakkan tubuhnya.

Erzan menyunggingkan senyum sinis. "Heuh, apa yang kamu pikirkan? Kamu pikir aku akan memperlakukanmu layaknya ratu?"

Pria itu mendekati Aina, lalu tanpa diduga Erzan mencengkram rahang Aina, hingga wajah gadis itu terangkat. "Jangan besar kepala kamu, perlu kamu ingat bahwa aku tidak akan menyentuh gadis kampung sepertimu!"

Deg!

Sepertinya kehidupan di neraka akan dilalui oleh Aina.

***

Jangan lupa dukungannya gaes😌😌😌

Terpopuler

Comments

IbuNaGara

IbuNaGara

waduhh galak benerr

2024-04-03

0

Alexandra Juliana

Alexandra Juliana

Sukurlah klo kau tdk akan menyentuh Aina, krn Aina juga g akan sudi disentuh oleh bandot tua...

2024-01-16

2

Alexandra Juliana

Alexandra Juliana

Semoga si Erzan cepet metong..jahara banget siihh..

2024-01-16

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Menjadi Tumbal
2 Bab 2. Rumah Utama
3 Bab 3. Mendapati Kenyataan
4 Bab 4. Gavin Robinson
5 Bab 5. Penolakan
6 Bab 6. Alasan
7 Bab 7. Tidak Pantas
8 Bab 8. Kepercayaan Yang Terkoyak
9 Bab 9. Runtuh
10 Bab 10. Terasa Sangat Rumit
11 Bab 11. Canggung
12 Bab 12. Tidur Bersama
13 Bab 13. Ruang Kerja Erzan
14 Bab 14. Couple
15 Bab 15. Kambuh
16 Bab 16. Baru Sadar
17 Bab 17. Perubahan
18 Bab 18. Tidak Adil
19 Bab 19. Jadikan Aku Milikmu
20 Bab 20. Surat Perjanjian
21 Bab 21. Tidak Akan Mengalah
22 Bab 22. Beri Aku Waktu
23 Bab 23. Curiga
24 Bab 24. Hubungan Terlarang
25 Bab 25. Kejanggalan
26 Bab 26. Ujian Baru
27 Bab 27. Penyebab Utama
28 Bab 28. Menjenguk Gavin
29 Bab 29. Nomor Tak Dikenal
30 Bab 30. Negoisasi
31 Bab 31. Bekerja Sama
32 Bab 32. Terlalu Meremehkan
33 Bab 33. Menerima Tawaran
34 Bab 34. Merindukanmu
35 Bab 35. Keadaan Berbalik
36 Bab 36. Berusaha Kabur
37 Bab 37. Kebenaran Pasti Akan Terungkap
38 Bab 38. Fakta Baru
39 Bab 39. Selesaikan Hubungan Ini
40 Bab 40. Tunggu Aku
41 Bab 41. Pindah
42 Bab 42. Aku Adalah Yang Pertama
43 Bab 43. Aku Mohon
44 Bab 44. Masih Tentang Aina
45 Bab 45. Mengaku Salah
46 Bab 46. Restu
47 Bab 47. Menjenguk Danesh
48 Bab 48. Pernikahan
49 Bab 49. Bahagianya Ada Padamu
50 Bab 50. Touch Me Slowly
51 Bab 51. Semakin Berani
52 Bab 52. Di Luar
53 Bab 53. Berjanjilah Padaku
54 Bab 54. Sidang
55 Bab 55. Kembali Ke Rumah Utama
56 Bab 56. Memimpin Perusahaan
57 Bab 57. Guzelim Davira Robinson
58 Bab 58. Agenda Tiap Minggu
59 Bab 59. Aku Akan Buktikan
60 Bab 60. Membahas Adik
61 Bab 61. Menepati Ucapan
62 Bab 62. Permintaan Guzel
63 Bab 63. Bagaimana Menurutmu?
64 Bab 64. Siapa Pria Itu?
65 Bab 65. Pertengkaran Anak dan Ibu
66 Bab 66. Menyesal
67 Bab 67. Menahan Emosi
68 Bab 68. Keputusan
69 Bab 69. Makan Malam Keluarga
70 Bab 70. Takdir
71 New Novel
72 New Novel
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Bab 1. Menjadi Tumbal
2
Bab 2. Rumah Utama
3
Bab 3. Mendapati Kenyataan
4
Bab 4. Gavin Robinson
5
Bab 5. Penolakan
6
Bab 6. Alasan
7
Bab 7. Tidak Pantas
8
Bab 8. Kepercayaan Yang Terkoyak
9
Bab 9. Runtuh
10
Bab 10. Terasa Sangat Rumit
11
Bab 11. Canggung
12
Bab 12. Tidur Bersama
13
Bab 13. Ruang Kerja Erzan
14
Bab 14. Couple
15
Bab 15. Kambuh
16
Bab 16. Baru Sadar
17
Bab 17. Perubahan
18
Bab 18. Tidak Adil
19
Bab 19. Jadikan Aku Milikmu
20
Bab 20. Surat Perjanjian
21
Bab 21. Tidak Akan Mengalah
22
Bab 22. Beri Aku Waktu
23
Bab 23. Curiga
24
Bab 24. Hubungan Terlarang
25
Bab 25. Kejanggalan
26
Bab 26. Ujian Baru
27
Bab 27. Penyebab Utama
28
Bab 28. Menjenguk Gavin
29
Bab 29. Nomor Tak Dikenal
30
Bab 30. Negoisasi
31
Bab 31. Bekerja Sama
32
Bab 32. Terlalu Meremehkan
33
Bab 33. Menerima Tawaran
34
Bab 34. Merindukanmu
35
Bab 35. Keadaan Berbalik
36
Bab 36. Berusaha Kabur
37
Bab 37. Kebenaran Pasti Akan Terungkap
38
Bab 38. Fakta Baru
39
Bab 39. Selesaikan Hubungan Ini
40
Bab 40. Tunggu Aku
41
Bab 41. Pindah
42
Bab 42. Aku Adalah Yang Pertama
43
Bab 43. Aku Mohon
44
Bab 44. Masih Tentang Aina
45
Bab 45. Mengaku Salah
46
Bab 46. Restu
47
Bab 47. Menjenguk Danesh
48
Bab 48. Pernikahan
49
Bab 49. Bahagianya Ada Padamu
50
Bab 50. Touch Me Slowly
51
Bab 51. Semakin Berani
52
Bab 52. Di Luar
53
Bab 53. Berjanjilah Padaku
54
Bab 54. Sidang
55
Bab 55. Kembali Ke Rumah Utama
56
Bab 56. Memimpin Perusahaan
57
Bab 57. Guzelim Davira Robinson
58
Bab 58. Agenda Tiap Minggu
59
Bab 59. Aku Akan Buktikan
60
Bab 60. Membahas Adik
61
Bab 61. Menepati Ucapan
62
Bab 62. Permintaan Guzel
63
Bab 63. Bagaimana Menurutmu?
64
Bab 64. Siapa Pria Itu?
65
Bab 65. Pertengkaran Anak dan Ibu
66
Bab 66. Menyesal
67
Bab 67. Menahan Emosi
68
Bab 68. Keputusan
69
Bab 69. Makan Malam Keluarga
70
Bab 70. Takdir
71
New Novel
72
New Novel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!