Bab 18. Tidak Adil

"Persiapkan dirimu. Aku akan meminta hakku malam ini," ucap Erzan masih membelakangi istri kecilnya.

Deg. Jantung Aina mencelos mendengar kalimat yang baru saja Erzan lontarkan? Sungguh dia tidak salah dengar? Pria ini ingin meminta hak, setelah semua perlakuan buruknya.

Tidak, rasanya sungguh tidak adil. Apalagi Aina tidak pernah rela dirinya dicumbu oleh pria lain. Yang dia inginkan hanya Gavin.

Suasana kamar itu nampak hening. Karena Aina sedang mengumpulkan keberaniannya untuk membalas ucapan Erzan.

"Bukankah anda pernah bilang, bahwa anda tidak akan menyentuh saya? Lalu apa maksudnya semua ini, Tuan?"

Mendengar itu Erzan sontak membalik tubuhnya hingga dia bisa melihat Aina yang nampak gugup. Gadis itu mundur satu langkah, takut sekali melihat tatapan Erzan.

Pria paruh baya itu menyunggingkan senyum tipis. "Aku berubah pikiran. Bukankah tidak salah jika aku menginginkannya?"

Glek!

Aina menelan ludahnya dengan kasar. Harus dengan cara apa dia menggagalkan keinginan Erzan? Sungguh, dia tak dapat membayangkan tubuhnya dinikmati oleh pria paruh baya ini, meskipun dia sangat sadar bahwa Erzan adalah suaminya sendiri.

"Aku sedang datang bulan," ujar Aina mencoba mengelabui suaminya. Padahal dia baru saja selesai datang bulan beberapa hari yang lalu. Itu artinya dia sedang dalam masa subur.

Senyum di bibir Erzan langsung luruh seketika. Dia mendekati Aina dan memegang bahu gadis itu dengan kuat. "Jangan bohong!" bentaknya.

Tubuh Aina kembali gemetar, tapi dia tidak boleh menyerah begitu saja.

"Aku tidak bohong, Tuan, aku memang sedang datang bulan. Jadi, anda tidak bisa menyentuh saya!" balas Aina dengan tegas. Namun, hal tersebut justru memicu rasa penasaran Erzan.

Pria itu semakin merasa tertantang.

"Seperti itu ya? Kalau begitu aku akan membuktikannya sendiri, benar atau tidaknya!"

Erzan langsung melempar tubuh Aina ke atas ranjang. Kini dia hanya menggunakan handuk kimono yang mudah sekali untuk dilepas, satu kali dia menarik ikatan yang ada di perutnya, maka Aina bisa langsung melihat seluruh tubuhnya yang masih cukup kekar.

Saat Erzan hendak mencium bibir Aina, gadis itu langsung menampar wajah Erzan dengan keras. Membuat pria itu mendelikkan matanya.

"Berani sekali kamu menolakku, Jallang!" bentak Erzan tepat di depan wajah Aina.

Plak!

Erzan berganti menampar pipi Aina dengan keras. Hingga cap tangannya membekas. Lalu setelah itu, Erzan mencengkram kuat rahang Aina.

"Andai kamu berani macam-macam, maka kedua orang tuamu yang menjadi taruhannya!" ancam Erzan, sementara Aina sudah menangis, karena diperlakukan begitu kasar.

Bagaimana dia bisa ikhlas dan rela, jika Erzan tak pernah sedikit pun bersikap lembut padanya. Jangan salahkan dia kalau akhirnya dia memilih jalan yang salah. Karena bersama Erzan ia hanya mendapatkan luka.

Aina semakin mengeluarkan cairan bening dari matanya saat Erzan tiba-tiba melemparkan handuk kimono itu ke sembarang arah.

Gadis itu mencengkram kuat sprei sambil menggeser tubuhnya.

Tatapan Erzan bak mata elang yang sedang melihat mangsanya. Lalu secepat kilat dia menyerang bibir Aina, membuat gadis itu terbungkam.

Tangan langsing Aina sontak memukul-mukul punggung Erzan. Sementara ciuman itu semakin menuntut balasan.

Aina benar-benar merasa jijik, karena ia tahu Erzan hanya akan menjadikannya budak nafsuu.

"Auch!" Erzan menghentikan serangannya saat Aina tiba-tiba menggigit bibirnya dengan keras.

Kedua pasang itu kembali menyalak tajam, sementara Aina menggunakan kesempatan itu untuk segera bangkit.

"Anda tidak akan bisa mendapatkan sebuah hak, kalau anda tidak menunaikan kewajiban!" ucap Aina dengan menggebu-gebu. Dia tidak tahu apa yang akan Erzan lakukan setelah mendengar kalimat itu darinya.

"Kurang ajar! Sudah semakin berani kamu sekarang."

Erzan menarik tangan Aina lalu melemparkannya ke tembok, membuat dahi Aina terbentur. Namun, semua rasa sakit di tubuh Aina terkalahkan oleh rasa ingin lepas dari suaminya, sehingga dia bersusah payah untuk menahan semuanya.

Erzan mengunci pergelangan tangan Aina. Dia kembali mencumbu gadis itu, karena hasratnya sudah naik ke puncak ubun-ubun.

Namun, tatapan mata Erzan tiba-tiba melihat ke arah foto Margin. Membuatnya kembali teringat dengan perselingkuhan mantan istrinya tersebut.

Semakin Erzan ingat, dia semakin bertambah kesal. Hingga gairah dalam dirinya berubah menjadi api amarah.

Padahal sebelumnya dia selalu baik-baik saja saat bercinta dengan para wanita panggilannya, apakah semua ini karena dia melakukannya di kamar utama?

Hingga dengan cepat, Erzan menarik dirinya dari tubuh Aina, lalu kembali mendorong gadis itu. "Pergi dari kamarku! Pergi sialan!"

Aina sampai terperangah mendengar perintah Erzan. Kenapa pria itu malah mengusirnya? Namun, karena tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, Aina segera bangkit dan keluar dari sana.

Dia berlari tunggang langgang, membawa kakinya masuk ke dalam kamar.

Dan tak berapa lama dari itu, Gavin memasuki kamar Aina secara diam-diam. Dia mengernyitkan dahi saat melihat Aina sedang duduk di lantai sambil menangis.

"Sayang, kamu kenapa?" tanya Gavin sambil duduk di hadapan Aina.

Melihat siapa yang datang, Aina langsung menghambur memeluk tubuh Gavin. Dia ingin mengubur semua rasa takut atas apa yang baru saja terjadi.

"Na?" panggil Gavin.

"Gav, aku ingin melakukannya denganmu. Ayo kita bercinta malam ini," ujar Aina sambil terisak-isak.

Sementara Gavin yang mendengar itu nampak sangat terperangah. Sebab rasanya tak mungkin jika tiba-tiba Aina mengajaknya bercinta.

***

Bagaimana gaes, menurut kalian Aina harus kasih hak sama Erzan? Atau lanjutin cinta terlarang sama Gavin? 🙈🙈🙈

Terpopuler

Comments

IbuNaGara

IbuNaGara

😲😲😲😲

2024-04-03

0

Alexandra Juliana

Alexandra Juliana

Aina mengajak Gavin bercinta krn dia mau klo Gavin org pertama yg menyentuhnya, dia g rela Erzan mengambil keperawanannya..

2024-01-16

1

Pia Palinrungi

Pia Palinrungi

biar aja erzan sam wanita jqlqng yg biasa beraama drpd harus sm aina

2024-01-13

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Menjadi Tumbal
2 Bab 2. Rumah Utama
3 Bab 3. Mendapati Kenyataan
4 Bab 4. Gavin Robinson
5 Bab 5. Penolakan
6 Bab 6. Alasan
7 Bab 7. Tidak Pantas
8 Bab 8. Kepercayaan Yang Terkoyak
9 Bab 9. Runtuh
10 Bab 10. Terasa Sangat Rumit
11 Bab 11. Canggung
12 Bab 12. Tidur Bersama
13 Bab 13. Ruang Kerja Erzan
14 Bab 14. Couple
15 Bab 15. Kambuh
16 Bab 16. Baru Sadar
17 Bab 17. Perubahan
18 Bab 18. Tidak Adil
19 Bab 19. Jadikan Aku Milikmu
20 Bab 20. Surat Perjanjian
21 Bab 21. Tidak Akan Mengalah
22 Bab 22. Beri Aku Waktu
23 Bab 23. Curiga
24 Bab 24. Hubungan Terlarang
25 Bab 25. Kejanggalan
26 Bab 26. Ujian Baru
27 Bab 27. Penyebab Utama
28 Bab 28. Menjenguk Gavin
29 Bab 29. Nomor Tak Dikenal
30 Bab 30. Negoisasi
31 Bab 31. Bekerja Sama
32 Bab 32. Terlalu Meremehkan
33 Bab 33. Menerima Tawaran
34 Bab 34. Merindukanmu
35 Bab 35. Keadaan Berbalik
36 Bab 36. Berusaha Kabur
37 Bab 37. Kebenaran Pasti Akan Terungkap
38 Bab 38. Fakta Baru
39 Bab 39. Selesaikan Hubungan Ini
40 Bab 40. Tunggu Aku
41 Bab 41. Pindah
42 Bab 42. Aku Adalah Yang Pertama
43 Bab 43. Aku Mohon
44 Bab 44. Masih Tentang Aina
45 Bab 45. Mengaku Salah
46 Bab 46. Restu
47 Bab 47. Menjenguk Danesh
48 Bab 48. Pernikahan
49 Bab 49. Bahagianya Ada Padamu
50 Bab 50. Touch Me Slowly
51 Bab 51. Semakin Berani
52 Bab 52. Di Luar
53 Bab 53. Berjanjilah Padaku
54 Bab 54. Sidang
55 Bab 55. Kembali Ke Rumah Utama
56 Bab 56. Memimpin Perusahaan
57 Bab 57. Guzelim Davira Robinson
58 Bab 58. Agenda Tiap Minggu
59 Bab 59. Aku Akan Buktikan
60 Bab 60. Membahas Adik
61 Bab 61. Menepati Ucapan
62 Bab 62. Permintaan Guzel
63 Bab 63. Bagaimana Menurutmu?
64 Bab 64. Siapa Pria Itu?
65 Bab 65. Pertengkaran Anak dan Ibu
66 Bab 66. Menyesal
67 Bab 67. Menahan Emosi
68 Bab 68. Keputusan
69 Bab 69. Makan Malam Keluarga
70 Bab 70. Takdir
71 New Novel
72 New Novel
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Bab 1. Menjadi Tumbal
2
Bab 2. Rumah Utama
3
Bab 3. Mendapati Kenyataan
4
Bab 4. Gavin Robinson
5
Bab 5. Penolakan
6
Bab 6. Alasan
7
Bab 7. Tidak Pantas
8
Bab 8. Kepercayaan Yang Terkoyak
9
Bab 9. Runtuh
10
Bab 10. Terasa Sangat Rumit
11
Bab 11. Canggung
12
Bab 12. Tidur Bersama
13
Bab 13. Ruang Kerja Erzan
14
Bab 14. Couple
15
Bab 15. Kambuh
16
Bab 16. Baru Sadar
17
Bab 17. Perubahan
18
Bab 18. Tidak Adil
19
Bab 19. Jadikan Aku Milikmu
20
Bab 20. Surat Perjanjian
21
Bab 21. Tidak Akan Mengalah
22
Bab 22. Beri Aku Waktu
23
Bab 23. Curiga
24
Bab 24. Hubungan Terlarang
25
Bab 25. Kejanggalan
26
Bab 26. Ujian Baru
27
Bab 27. Penyebab Utama
28
Bab 28. Menjenguk Gavin
29
Bab 29. Nomor Tak Dikenal
30
Bab 30. Negoisasi
31
Bab 31. Bekerja Sama
32
Bab 32. Terlalu Meremehkan
33
Bab 33. Menerima Tawaran
34
Bab 34. Merindukanmu
35
Bab 35. Keadaan Berbalik
36
Bab 36. Berusaha Kabur
37
Bab 37. Kebenaran Pasti Akan Terungkap
38
Bab 38. Fakta Baru
39
Bab 39. Selesaikan Hubungan Ini
40
Bab 40. Tunggu Aku
41
Bab 41. Pindah
42
Bab 42. Aku Adalah Yang Pertama
43
Bab 43. Aku Mohon
44
Bab 44. Masih Tentang Aina
45
Bab 45. Mengaku Salah
46
Bab 46. Restu
47
Bab 47. Menjenguk Danesh
48
Bab 48. Pernikahan
49
Bab 49. Bahagianya Ada Padamu
50
Bab 50. Touch Me Slowly
51
Bab 51. Semakin Berani
52
Bab 52. Di Luar
53
Bab 53. Berjanjilah Padaku
54
Bab 54. Sidang
55
Bab 55. Kembali Ke Rumah Utama
56
Bab 56. Memimpin Perusahaan
57
Bab 57. Guzelim Davira Robinson
58
Bab 58. Agenda Tiap Minggu
59
Bab 59. Aku Akan Buktikan
60
Bab 60. Membahas Adik
61
Bab 61. Menepati Ucapan
62
Bab 62. Permintaan Guzel
63
Bab 63. Bagaimana Menurutmu?
64
Bab 64. Siapa Pria Itu?
65
Bab 65. Pertengkaran Anak dan Ibu
66
Bab 66. Menyesal
67
Bab 67. Menahan Emosi
68
Bab 68. Keputusan
69
Bab 69. Makan Malam Keluarga
70
Bab 70. Takdir
71
New Novel
72
New Novel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!