Sabtu pagi Dini masih tertidur pulas terbangun oleh suara teriakan Rendra yg membangunkannya.
"Bangunn woy udah siang, Ayah sama Bunda udah nungguin di meja makan. Sarapan cepetan gue laperrr"
"Duh apaan sih bang masih pagi juga udah teriak"
"Bangun ngga cepetan, jam berpa sekarang"
Dini pun kaget melihat jam waker menunjukan pukul 09:00,
"aaaahhhhggg bangun kesiangan gara-gara kepirian terus siapa yg bakalan di jodohin sama gue"
Dan setelah mencuci muka Dini pun menuruni tangga untuk bergabung dengan keluarganya untuk sarapan.
"Pagi Panda kesayangan ayah"
"Pagi ayah bunda"
"Lesu banget sih pagi-pagi anak bunda yang cantik ini"
"Paling juga mikirin perjodohan yah" Rendra berkata.
Dini yg telah menyuapkan makananpun berhenti karna tidak nafsu makan
"Panda sayang maafin ayah ya, ayah tau kalau kamu mungkun tidak suka tapi yg akan jadi jodoh kamu itu anaknya temen baik ayah waktu sekolah. Dan ayah sedang membuat proyek besar dengan beliau" ucap ayah sedih
"Iyah yah, Panda ngerti ko. Panda akan terima semua keputusan ayah. Panda tau pasti itu yg terbaik buat panda"
Akhirnya Lary bisa bernapas lega mendengar putri kesayangan nya berpikir dewasa. Sejujurnya dalam hati Lary masih tidak bisa menerima kalau putri kesayanganya menjadi milik orang lain namun ia percaya Dini akan baik-baik saja karna dia sudah mengenal calon mantunya tersebut.
*********************************
Tidak terasa waktupun sudah sore menjelang malam. Bunda bersama Bi ijah sedang sibuk menata meja makan untuk menyambut tamu. Dini yg sedari tadi duduk di depan cermin kamarnya pun dikagetkan dengan kedatangan Rendra.
"Udah gausah sedih, nanti panda abang cantiknya ilang" candaan Rendra sambil mencubit pipinya
"ahhh bang sakit"
"bang, nanti kalau aku di bawa suami aku gimna, nanti akukan kangen berantem sama abang, kangen manja sama ayah, kangen makasan bunda. Akutuh sedih bang"
"Lebay banget lo"
Sambil memeluk Dini di depan cermin Rendra di dalam hati bergumam "gue juga pasti kangen de sama kekonyolan elu, dan gada yg bisa gue gangguin lagi deh"
Rendra mengajak Dini turun untuk menemui ayah dan bunda, menuruni tangga ayah hanya mendang putrinya yg amat sangat cantik mengenakan kebaya dengan rok selutut dan wadjes yg tidak telalu tinggi dengan rambut yg di cepol membuat manis penampilanya.
Tin..Tin
Suara klakson mobil yang menandakan tamu yang di tunggu-tunggu datang, Dini di meja makan tanpa ikut menyambut tamu hanya duduk dengan menundukan kepala.
Setelah tuan rumah menyambut tamu dan membawanya ke meja makan alangkah kagetnya Dini melihat sosok yg sangat ia kenal itu. Karna kaget Dini hanya diam saja tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Sampai selesai makan malam pun ia hanya menunduk, dengan terkejut saat ayah Lary berbicara tentang cincin pertunangan.
"Hah langsung tunangan?,, ayahh masa aku sama dia" Ucap Dini kaget
"Lagian siapa juga yg mau tunangan sama lo apalagi nikah,, idih amit amit" Rakapun ikut berbicara
"huss, kalian gaboleh bilang seperti itu. Pokonya mulai hari ini cincin ini harus tetap dipakai kalian sampai 2 minggu lagi acara pernikahan kalian" tegas Ayah Lary
"Iya, biarkan urusan sekolah kami para orang tua yg urus. Asal jangan sampai Dini hamil saat masih sekolah" ujar Erik menegaskan
"Lagian kalian satu sekolahan kan, akan lebih mudah untuk mengatur sekolah kalian" tambah Lary
Selesai memkaikan cincin di jari Ravanda pun Raka pamit meminta izin membawa Ravanda pergi untuk alasai perkenalan lebih jauh. Dan para orang tua pun mengininkan. Dengan menggunakan mobil milik Ravanda akhir nya mereka pun pergi.
***************
Setelah beberapa menit Perjalanan Raka memarkirnkan mobil di sebuah taman, tidak ada pembicaraan sama sekali di perjalanan sampai akhirnya mereka yang telah duduk di kursi taman memulai percakapan.
"Lo kenapa ga nolak si perjodihan ini" ucap Raka kesal
"Gue udah berusaha nolak, tapi gue ga bisa liat ayah sedih" Dini berkata lirih
"Gue juga ga bisa nolak karna papa ngancem bakal cabut semua fasilitas yg diberikan papa"
"Ahh dasarr cowok manja, diancem gitu doang takut" ledek Dini
"Gue bukan takut, gue cuma gamau tinggal sama ortu gue, gue lebih nyaman tinggal di apartemen gue sendiri karna menurut gue ngerasa bebas"
“Lagian gue gamanja kaya lo. Gini-gini gue punya saham di hotel papa” lanjut Raka
Mereka pun sepakat untuk menutupi hubungan mereka untuk jaga-jaga agar tidak menyebar keluar ataupun sampai ke guru
Akhirnya setelah tidak dapat menemukan solusi merekapun memilih kembali kekediaman Lary.
Setelah Raka dan Dini tiba, Orang Tua Raka langsung pamit undur diri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Mogu
blm bsa mnghayati seh tpi gpp dukungan mh jln trs buat nyemangati authornya biar bsa brkrya lgi prnh bca di gruf novel sblah yg pke coin critanya sm kisah ank sma
2021-07-12
0
Nuri Hidayah
seru
2021-07-06
0
Libra itu Aku
nyimak dulu
2021-06-22
0