Mela dan Dewi memperhatiakan aksi Dea dan melihat situasi, saat gerombolan pria asing itu sudah lengah karna berjalan mengikuti Dea.
Mereka berdua pun lari berlawanan arah untuk mencari balabantuan
Brruugghh
Dewi yang berlari cukup kencang tampa memperhatikan jalan menabrak seseorang dan ia terpental hinga duduk di pasir.
"wi,, lu gapapa?"
Dewi mulai bangkit dan melihat siapa yang menabraknya.
"huhh huhhh,,,Ra,,,Raka". dengan napas yang ngos-ngosan Dewi memanggil Raka
"tanang dlu wi, ada apa? Dini sama yang lain mana?". pertanyaan Raka yang beruntun karna melihat Dewi hanya sendiri
"itu,,, itu Dea sama Dini". karna napas yang masih tersengal-sengal jawaban Dewi terbata-bata
"tarik napas dlu wi".
Dewi terlihat sedang menarik napas nya lalu setelah merasa sedikit tenang Dewi menceritakan kejadian yang dialamin mereka. Mimik wajah Raka berubah khawatir mendengar perkataan Dewi. Terlihat Raka mengepal tangangnya hingga terlihat memutih.
"gue harus kesana". Raka yang sudah emosi bergegas untuk melihat kondisi istrinya namun langkahnya terhenti karna Dewi menarik tanganya.
"Ka, mending kita samperin bang Rendara sama Adi dlu karna mereka berempat. Gue percaya sama Dea dia ga akan membuat Dini celaka"
Dengan terpaksa Raka mengikuti Dewi berlari untuk meminta batuan teman dan kaka iparnya
___________________________________________
Dini melihat ada dua orang bapak-bapak yang yang memakai seragam penjaga pantai dan salah satunyaembawa tonfa (ituloh tongkat yang suka di bawa2 satpam)
"Pak,, Pak tolong"
"iya neng,, ada gang bisa bapak bantu"
Terlihat name tag yang ada di sergam kedua bapak itu, yang berbicara dan Mela itu pak Yanto dan satunya pak Ari.
"tenang dlu neng, napas dlu yang bener". pak Yanto berusaha menengakan Mela. "Ri tolong ambilin minum dlu".
Setelah mimun dan merasa napasnya kembali tenang Mela mulai menceritaka kejadian itu kepada kedua bapak-bapak tersebut.
"itu pak temen saya di bawa sama geromolan pria asing, saya takut teman sayang di apa-apain pak"
"berapa orang pria itu? dan ada ciri-cirinya?"
"mereka berempat, salah satu dari mereka memakai kalung Rantai dan ada juga yang bertatto di bagian lengan, ah iya tatto dua pisau yang menyilang". jelas Mela dengan mengingat-ingat ciri-ciri gerombolan pria tersebut.
"Oh saya tau, itu memang gerombolan preman yang suka buat onar di pantai ini. Dimana tempatnya?". tegas bapak itu bertanya pada Mela
"bapak bisa ikuti saya"
Kedua penjaga pantai tersebut mengikuti Mela yang berlari terburu-buru karna khawatir. Setibanya di tempat tadi mereka melihat tempat itu sudah kosong, lalu tak lama Dewi datang dengan membawa Raka, Rendra serta Adi.
"Mana Dini?". tanya Raka setengah berteriak
"kita gatau Ka, tadi mereka disini"
"Sudah sudah kalian tenang dlu, kami tahu markas mereka"
"saya gabisa tenang pak, istri saya dalam bahaya"
"iya iya baik, saya paham. Salah satu dari kalian tolong hubungi polisi karna salah satu dari gelombolan teraebut merupakan DPO khasus narkoba". jelas pak Yanto
"baik pak"
"sebaiknya kita pergi ke markas mereka"
Merekapun berjalan tersega-gesa menuju markas yang ditunjuk oleh pak Yanto.
Setibanya diasan terdengar suara gelak tawa dari dalam sebuah gubug. Pak yanto menginstruksikan untuk para wanita agar tetap berada dibalik pohon untuk bersembunyi, lalu beliau menyusun Rencana. Merekapun membuabarkan diri menuju posisi masing-masing. Renda dengan pak Yanto bertugas mendrobrak pintu, pak Ari, Raka dan Adi bersiap untuk menyelinap masuk ketika sudah terjadi keributan.
Brraggg
Pintu terdobrak oleh s e k a li tendangan pak Yanto, R e n d ra mengepal tanganya meli hat kondisi dua wanita yang ia cintai itu. Dini dan Dea tangangan mereka di tahan dibelakangnya oleh dua pria, d e n g a n b aju Dea yang sudah terlepas h a n y a tinggal bra dan selana hotpast yang masih t e r p a k a i sedangkan Dini kaos yang ia kenakan sedang diangkat p a k s a oleh p r i a lain, pria yang m e n g e n a k a n kalung r a t a i itu seperti p e m i m p i n mereka ia h a n y a duduk dan tertawa menikmati pekerjaan anak buahnya.
Setalah sadar pintu itu di dobrak paksa, mereka hendak berlari namun kalah telat oleh Raka dan yang lain telah masuk.
"sebaiknya kalian menyerah saja, polisi akan segera datang"
Mendengar itu ketua pereman itu berlali namun kalah cepat oleh pak Ari yang teleh memukul leher belakanya hingga tersungkur, tak butuh waktu lama untuk pak Ari membekuknya dengan cepat ia mengikat tangan pereman tersebut kebelakang dengan tali yang ia bawa.
Didalam gubuk itu terjai perkelahian namun mereka semua berhasil dikalahkan oleh pak Yanto dan yang lain. Tak lama polisi pun datang dan langsung memborgol keempat pereman tersebut.
Raka dan Rendra berlari menghampri Dini dan Dea, Raka langsung memeluk tubuh Dini begitupun denga Renda yang melepaskan kemejanya untuk menutupi tubuh Dea yang hanya tinggal bra dan hotpanst nya.
"Yayang maafin babang ya". mendengar itu Dea hanya diam dan langsung menangis ia merasa harga dirinya telah hancur karna tubuhnya telah dilihat oleh orang banyak.
Raka lebih dulu mengangkat tubuh Dini untuk dibawa keposko kesehatan, ia menitihkan air mata dan membemamkan wajahnya di dada bidang Raka dan melingkarkan tanganya ke leher suaminya itu.
Rendrapun ikut mengkat tubuh Dea dan berjalan mengikuti Raka, Dea tetap menangis tanpa suara. Mela dan Dewi menhampiri kedua temanya tersebut dan mengikuti mereka.
Sesampainya di posko Dini dan Dea di baringkan di brangkar dan di periksa oleh Dokter jaga dan perwat disana. Setelah memeriksa keduanya lun keluar dari ruang itu.
"pasien bernama Dini hanya mengalami luka memar ia akan baik-baik saja"
"sedangkan untuk pasien bernama Dea, dia sudah pinsan saat dibawa kesini dan ketika saya cek pasien akan mengalami trauma sepertinya, tapi kita lihat saja kondiainya setelah ia siuman".
"baik Dok"
Raka dan yang lain memasuki ruangan ketia dokter telah keluar.
"sayang kamu gapapa?"
"aku gapapa ko, tangan dan leher aku cuma memar karena dicenkram oleh mereka". jawab Dini dengan senyum terlihat tegar namun ia menyimpan kesedihanya didalam hati.
"Maafin aku". Raka meneteskan air mata melihat kondisi Dini ia menyalahkan dirinya sendiri karna lalai menjaga Dini.
Beberapa menit kemudian Dea sadar dan ia melihat sekeliling teman-tanya sudah bekumpul, Dea mencoba bangun namun tidak bisa, lalu dengan sigap Rendra membantunya untuk bangun.
"De,, maafin aku gara-gara aku kamu jadi kaya gini". Dini memeluk Dea dan menangis
"gapapa Din,, aku baik-baik ajh". Dea membalas pelukan Dini dan tangannya mengelus-elus punggunh Dini.
"Kalian bisa keluar dlu, aku mau bicara sama bang Rendra. Kalian makan ajh dlu dari siang pasti belum makan kan". senyum Dea terlihat seperti tidak terjadi apa-apa
"Kalian ke Restoran yang tadi gue pesen ajh soalnya tadi gue bilang jagan di masakin dlu"
Merekapun mengangguk dan satu persatu keluar ruangan. Mereka menuju Restoran tempat Rendra memesan makanan.
----------------------------------------------------------------------
Rendra tetam mengenggam tangan Dea dan menundukan wajahnya, ia menyalahkan dirinya sendiri karna tidak bisa menjaga Dea
"Bang,,Abang beneran sayang sama aku?".
"Bukan,, Bukan sayang tapi cinta De". Renda mengangkat kepalanya dan menatap dalam manik mata Dea (klo babang Rendra lagi serius dia akan panggil nama buka yayang hihi)
"bang,, aku boleh jujur?"
Rendra mengangguk pertanyaan Dea tanda meng'iya'kan
"jujur bang, aku juga mulai sayang sama abang. tapi,,,tapi...". Dea berbicara terbata-bata dan meneteskan air mata
"tapi kondisi aku kaya gini bang, harga diri aku udah hancur bang. Apak kamu tetep mau terima aku?"
Hening
Rendra terdiam beberapa detik ia mengambil napas panjang nya dan memeluk Dea.
"maafin aku,, aku aku gabisa jaga kamu. Aku akan tetap menerima kamu apa adanya sayang". ucap lembut Rendra
Rendra beberapa kali mengecup puncak rambut Dea, dan menghapus air mata dari wajah Dea.
"Berati kamu nerima cinta abang?"
Dea mengangguk
"kita jadian?"
Dea mengangguk lagi
Rendra menundukan wajahnya karna senang dia diam seribu bahasa. Dea melihat Rendra yang menundukan kepalanya.
"bang kenapa?". tanya heran Dea
Rendra tetap terdiam
Cup
Dea mencium pipi Rendra, ia langsung mengangkat kepalanya dan menertbikan senyum
(Dalam hati Rendra yang bersorak)
Sumpah demi apa yayang Dea cium gue tanpa gur minta
Yuuuhhuuuuu
Gabakal gue cuci sampe besok
Cup
Rendra memegang kedua pipi Dea hinggabibirnya maju beberapa senti lalu menciumnya.
"ihh babang sakit tau". rengek Dea dengan bibir yang masih maju beberapa senti
"hihi abis gemess,, itu mau dicium lagi?". jahil Rendra memberikan pertanyyan itu dan membuat pipi Dea memerah seperti udang rebus (kepiting mulu bosen ganti ya jadi udang gapapa kan reader?)
"udah hayu tadi siang katanya laper ini udah mau malem bentar lagi juga"
"iya hayu"
*
*
*
1435 kata yang biasanya nya cuma 600-700 spesial untuk episode ini biar kalian bacanya tenanng dan ga gantung aku tau ko di gantung itu ga enak (pengalaman)
sambil tunggu up baca novel aku yang lain ya klik ajh profil aku pasti muncul dah tuh
jagan lupa Like nya ya
see you~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Nayosha
masukan nich buat penulis....cerita nya kadang kurang tersusun... lompat" Thor...kl LG satu moment cerita/ngobrolnya di usahakan aga detail jadi seru....
2024-06-17
0
Dini Eriani
nikah dulu bru ciuman
2022-01-20
0
istrinya Jimin 💜🐣💜
kenapa ga lopster rebus aja kan sma merahnya
2021-06-30
0