Hari sudah beranjak siang dan matahari sudah bersinar dengan cerah. Sepertinya hari ini akan begitu terik, terlihat dari panas yang sudah begitu menghangatkan.
Pelangi mengusap keringat yang membanjiri wajahnya. Dia baru saja selesai mencuci pakaian Arya. Sudah beberapa hari bu Nining tidak masuk hingga membuat pakaian Arya sudah menumpuk didalam kamarnya. Dan kini Pelangi sudah diperbolehkan oleh Arya masuk kedalam kamarnya untuk membersihkan kamar itu dan mencuci pakaian nya.
Pelangi tidak ingin saat Arya akan mencari pengganti bu Nining yang sudah tidak bisa lagi bekerja. Dia beralasan jika dia masih bisa mengerjakan semuanya sendiri. Dan sebenarnya itu hanyalah alasan Pelangi saja, karena sebenarnya, dengan begini Pelangi bisa sedikit sedikit mendekat pada Arya. Dan terbukti kan, dia bisa keluar masuk kamar Arya walau hanya dengan alasan mengambil pakaian kotor lelaki itu.
Pelangi membawa keranjang pakaian mereka kebelakang rumah. Dia kembali mengusap keringat nya yang sudah basah.
Benar benar melelahkan, karena sebenarnya Pelangi tidak biasa melakukan pekerjaan rumah seperti ini. Dulu sewaktu dirumah orang tuanya, dia seperti putri yang selalu dimanjakan, tapi sekarang, dia sudah seperti seorang pembantu.
Menyedihkan...
Tapi bukankah dia sendiri yang bilang...
"Uuuhhh panas sekali" gumam nya seraya menjemur pakaian Arya.
"Sepertinya setelah ini aku mau berendam dikamar mandi" gumam Pelangi kembali.
Hari ini hari minggu, dan sebenarnya Arya ada dirumah. Namun sejak pagi setelah selesai sarapan, Arya tidak ada keluar lagi dari dalam kamar. Entah apa yang dilakukan oleh lelaki itu.
Apa dia sedang mengenang mantan kekasih nya lagi??
Entahlah...
Tiba tiba saat tangan nya menjemur pakaian, mata Pelangi melihat seekor anak kucing diatas pohon jambu yang ada dibelakang rumah itu.
Pelangi memperhatikan kucing itu dengan bingung, namun dia menghela nafas saat tahu jika anak kucing itu malah tidak bisa turun.
"Memanjat bisa, turun tidak bisa. Dasar kamu ini" gerutunya seraya terus menjemur pakaian nya. Hingga ketika telah selesai Pelangi langsung berjalan kearah pohon jambu itu.
Dia memandang keatas, lumayan tinggi. Tapi kasihan juga melihat kucing itu. Hingga mau tidak mau Pelangi langsung memanjat keatas.
Jangan ragukan kemampuan nya, Pelangi sudah sering memanjat pohon bersama teman teman dirumah nya dulu. Hingga mudah saja baginya untuk sampai diatas pohon.
"Diam, jangan mencakar. Kalau tidak aku akan mencampakkan mu kebawah. Ancam Pelangi seraya memeluk kucing itu dan turun dengan perlahan lahan. Hingga saat sudah hampir tiba dibawah dan menapakkan kakinya kucing itu malah melompat dan sedikit mencakar tangan Pelangi. Membuat gadis itu terkejut dan langsung terjatuh kebawah.
"Aaahhh dasar kucing kurang ajar!!! Sudah ditolong malah mencakar!!" teriak Pelangi seraya bangun dan mengejar kucing itu yang sudah melompat kepagar.
Dia sudah seperti anak anak yang berlari larian bersama seekor kucing, tanpa tahu jika sejak tadi Arya memperhatikan nya dari atas balkon kamarnya. Yang ternyata mengarah kearah belakang rumah.
Mata Arya memandang heran pada Pelangi yang malah berkejaran dengan seekor kucing. Apa gadis itu tidak lelah? Padahal tadi Arya sengaja memberikan nya banyak pakaian kotor bahkan yang masih sebentar pakai untuk Pelangi cuci. Meminta nya untuk membersihkan seluruh rumah, bahkan sampai meminta nya membersihkan halaman. Tapi ... sepertinya Pelangi masih mempunyai tenaga.
Arya menghela nafasnya dengan berat dan kembali masuk kedalam kamar. Duduk diatas sofa dan memandang keluar jendela. Bagaimana caranya membuat Pelangi menyerah dengan sendirinya? Arya tidak mungkin berbuat kasar padanya, karena Arya tidak suka melihat lelaki kasar. Apalagi jika mengingat Nara dan Reynand dulu. Dia benar benar tidak ingin bersikap kasar pada Pelangi meski Arya tidak menyukai nya.
Tapi untuk menunggu tiga bulan, rasanya cukup lama. Arya sudah tidak tahan. Bukan tidak tahan dengan kehadiran Pelangi. Namun Arya tidak tahan dengan sikap Pelangi yang begitu baik padanya. Mengurus keperluan nya, mengurus rumah nya, dan melayani makan Arya.
Walau gadis itu sudah meminta Arya untuk menganggap nya sebagai pembantu saja, tapi tidak bisa dipungkiri, jika ijab kabul yang pernah Arya ucapkan tidak bisa diabaikan begitu saja.
Arya menoleh kearah figura Zelina. Figura besar dimana foto terakhir Zelina sebelum dia pergi. Foto dia memakai gaun pernikahan yang seharusnya akan dia kenakan dihari pernikahan mereka. Namun nyatanya malah menjadi gaun pengantar kepergian nya.
"Aku harus bagaimana Ze... maafkan aku. Rasanya aku benar benar menyesali semua nya" gumam Arya.
Menyesali yang telah terjadi. Kenapa Pelangi bisa masuk kedalam hidup nya yang sudah rumit ini. Dan sekarang, rasanya semakin berat saja.
....
Siang harinya...
Akibat kelelahan mengerjakan pekerjaan rumah sejak pagi, setelah selesai membersihkan diri, Pelangi malah ketiduran, dan siang ini baru saja dia terbangun. Jam sudah menunjukkan pukul satu siang, membuat Pelangi dengan cepat langsung mencuci muka dan berjalan keluar kamar.
Dia lupa untuk menyiapkan makan siang Arya. Dan hari sudah sangat siang sekarang. Semoga saja Arya tidak marah.
Pelangi tertegun saat ternyata Arya sudah berada dimeja makan dan sedang menikmati semangkuk mie instan. Dia memasak sendiri kah??
Gawat...
"Pak Arya" sapa Pelangi dengan senyum getir nya.
Arya hanya melirik kearah Pelangi sekilas dan kembali menikmati mie nya yang sudah mau habis.
"Maaf pak, saya ketiduran" ucap Pelang dengan wajah tidak enak. Bagaimana bisa menjadi istri yang baik jika seperti ini. Membiarkan suami makan mie instan. Astaga...
"Bapak mau saya masakan lagi? Dilemari es ada daging, hanya sebentar pak" tawar Pelangi. Arya menggeleng dan menenggak air putih nya.
"Tidak perlu. Saya sudah kenyang" jawab Arya. Bahkan dia langsung beranjak dari kursi nya dan berjalan meninggalkan Pelangi.
Meninggalkan Pelangi yang memandang kepergian Arya dengan raut wajah sedihnya. Dia kembali memandang nanar mangkuk mie Arya. Kenapa suami nya ini dingin sekali sih. Padahal sudah hampir sebulan mereka menikah.
Pelangi menghela nafas pelan dan meraih mangkuk mie Arya. Tapi tiba tiba, dia merasa tergoda dengan mie yang masih tersisa sedikit ini.
Kenapa kelihatan nya enak sekali ya?
Ini kan sudah sisa, tapi kenapa Pelangi ingin memakan nya?
Pelangi mendongak keluar, dimana Arya sudah berjalan menuju luar rumah. Mungkin dia mau duduk diteras rumah mereka.
Pelangi tersenyum tipis dan langsung membawa mangkuk mie itu kebelakang meja. Berjongkok disana dan menikmati mie sisa Arya. Jangan sampai Arya tahu, jika dia tahu, Arya pasti memandang jijik pada Pelangi yang mau memakan mie sisa.
Astaga....
kenapa enak sekali..
Bahkan Pelangi memakan mie itu hingga tandas dan tidak tersisa sedikitpun.
"Ya ampun enak sekali. Kayak nya aku bikin lagi aja deh" gumam nya yang langsung beranjak dengan cepat dan membuka lemari penyimpanan bahan makanan.
Tapi tiba tiba, entah kenapa seleranya malah hilang dan berganti dengan perasaan tidak ingin lagi.
Pelangi menghela nafas dan mengembalikan mie instan itu kedalam tempatnya lagi.
"Tidak selera lagi. Enak bekas pak Arya" gumam nya dengan sedih seraya memandang mangkuk kosong ditangan nya.
"Gini amat sih cinta sama orang, sampai mau makan bekas dia juga" gerutu nya seorang diri.
Tapi tiba tiba Pelangi sedikit terkesiap, saat telinganya mendengar jika didepan ada suara anak anak yang memanggil nama Arya. Pelangi mengintip sedikit dari balik rak, tidak kelihatan karena mereka masih ada diluar. Tapi sepertinya itu suara Zeze, anak perempuan kecil Nara itu.
Sepertinya iya...
Pelangi mengendikkan bahunya dan kembali kewastafel untuk mencuci mangkuk dan gelas bekas Arya tadi. Hingga telah selesai, dia pergi keruang tengah untuk melihat siapa yang datang.
Dan ternyata, ada Nara juga dan anak lelaki kecil. Apa itu saudara Zeze.
"Pelangi" sapa Nara yang ternyata melihat Pelangi berdiri mematung didekat dinding.
Arya yang sedang menggendong Zeze langsung melihat pada Pelangi yang tersenyum getir padanya.
"Pergilah masuk kamarmu" ujar Arya. Membuat Pelangi terasa terhempas hatinya.
Apa Arya malu?
Tapi mau tidak mau dia mengangguk pelan dan langsung berjalan menuju kamarnya. Namun perkataan Nara kembali menghentikan langkah Pelangi.
"Pelangi, disini saja. Tidak apa apa" ujar Nara
Pelangi tertegun dia langsung memandang Arya yang nampak tidak suka.
"Dia masih ada kerjaan Nara" ucap Arya.
"Aku masih ingin berbicara padanya. Sudah kemari lah" panggil Nara lagi seraya menarik lengan Pelangi dan membawa nya kesofa.
"Tapi nona" Pelangi terlihat ragu, apalagi saat memandang wajah dingin Arya. Dia benar benar takut Arya akan marah.
"Tidak apa apa, aku membawa banyak makanan. Ayo kita mengobrol sebentar dan bersantai" kata Nara yang langsung mendudukkan Pelangi disebelah nya.
"Siapa dia mom, teman uncle Aryo?" tanya Zevanno, saudara kembar Zeze.
"Panggil aunty nak" ujar Nara.
"Nara...." tekan Arya. Dia yang sedang duduk memangku Zeze terlihat tidak suka dengan panggilan itu.
"Kenapa??? kamu tidak bisa bersikap seperti itu dengan istri kamu sendiri Yo" ucap Nara tidak suka.
deg
Pelangi terdiam dengan jantung yang langsung bergemuruh
"Kamu tahu dia istriku. Apa dia yang mendatangi mu dan mengadu semuanya?" tanya Arya seraya memandang Pelangi dengan tajam. Hingga membuat Pelangi langsung tertunduk takut.
Apa Arya akan marah?
Apa Arya tidak suka jika keluarga nya tahu kalau Pelangi istrinya???
"Aku yang mendatangi nya. Bukan dia" jawab Nara. Pelangi langsung memandang Nara dengan mata yang berkaca kaca.
Namun Arya langsung tersenyum sinis mendengar itu. Dia tahu bagaimana Nara.
"Masuk kamar mu sekarang" ucap Arya pada Pelangi.
Pelangi langsung mengangguk dengan cepat.
"Nona... saya permisi dulu. Maaf" pamit Pelangi yang langsung beranjak dari atas sofa. Dia tersenyum sejenak pada Zeze dan Zevanno yang memandang nya dengan heran. Berjalan menuju kamarnya dengan air mata yang sudah tidak bisa lagi dia bendung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Murni Ulina Boru Aritonang
hamidun itu si Pelangi
2023-05-13
0
Tika Loebis
sedih sekali jadi pelangi. dah lah Pel... kita pulang aja
2023-05-01
0
Egy Erlangga
jika disini tak ada yg dukung pelangi.. maka aku yg akan mndukung.. setiap wanita pasti akan merasakan hal yg sama.. jika berada di posisi pelangi... klo pun arya di buat mninggal agar bisa bersatu dg zelina.. rasanya tak mungkin.. karena mreka belum nikah.. baru klo mreka udah nikah dan salah satunya mninngal dan salah satunya gak nikah lagi baru mreka akan bertemu di surga nnti.. dan sebaliknya..
2023-04-30
1