Semua Masih Tentang Zelina

Hai Ze..

Apa kabarmu disana..

Terlalu jauh kau pergi hingga aku tidak bisa lagi mengejarmu.

Apa kau tidak tahu jika aku merindukan mu disini?

Betapa kejamnya dirimu yang pergi dengan membawa bekal separuh nyawa dan seluruh hatiku.

Dan semua itu malah kau tukar dengan kenangan manis yang hanya bisa aku kenang tanpa bisa aku ulang..

Lihatlah..

Bungamu sudah bermekaran disini.

Sangat indah untuk dinikmati setiap mata yang memandang.

Tapi tidak bagiku Ze..

Jika mereka memandang dengan penuh kekaguman, maka aku memandang dengan penuh kerinduan...

~Arya Bagaskara..

....

Lagi dan lagi, untuk yang kesekian ratus kalinya Arya berada disini. Ditempat yang menjadi penguasa rindunya untuk sang kekasih hati yang sudah tiada lagi didunia ini. Untuk detik yang kesejuta kali nya, dia kembali mengenang tempat yang menjadi saksi cintanya untuk Zelina, gadis yang masih menjadi penguasa hati Arya.

Entah sampai kapan dia akan seperti ini.

Berada ditempat ini sebenarnya hanya akan membuat hatinya semakin sesak dan sakit. Karena semua bayangan Zelina ada ditempat ini.

Taman bunga tulip, yang akan menjadi mahar pernikahan nya untuk gadis itu.

Ya, ternyata inilah sebabnya Zelina meminta dia untuk menyiapkan mahar dalam bentuk taman bunga. Taman bunga yang akan menjadi sebuah kenangan disaat dia tidak lagi ada didunia ini.

Masih jelas terbayang diingatan Arya saat melihat senyum dan tawa bahagia Zelina ketika Arya membawa nya ketempat ini. Zelina sangat bahagia dengan binar mata yang sangat indah. Tidak pernah terlupakan sedikitpun setiap detail ekspresi wajah bahagia Zelina kala itu.

Ah.... Ze... Jika mengenangkan itu, rasanya sudah tidak lagi berbentuk hati Arya sekarang.

Kamu pergi terlalu jauh dan sangat jauh. Hingga tidak bisa lagi terjangkau oleh pandangan. Kamu lebih memilih tempat yang lebih indah disana, dari pada tetap berada disini, didalam dekapan cinta Arya.

Arya menghela nafas nya dan memandang langit jingga diatas taman bunga tulip itu. Pemandangan sore ini cukup indah dan sangat menenangkan. Desiran angin sore melambai menerpa wajah dan tubuh Arya yang masih tersandar lesu dibatang pohon yang menjadi saksi kerinduan nya selama ini.

Arya sudah ikhlas....

Karena dia yakin jika disana Zelina gadis kecilnya itu pasti sudah mendapatkan tempat yang terbaik dan terindah disisi Tuhan..

Hanya saja,

Zelina terlalu indah...

Terlalu indah untuk dilupakan dan digantikan oleh siapapun....

Arya kembali menyandarkan kepalanya dan memejamkan matanya seraya menikmati desiran angin sore yang cukup membuat nya tenang.

Tanpa tahu sejak tadi, ada seorang gadis yang masih memandangi nya dengan lekat. Memandangi Arya yang sudah bertahun tahun selalu seperti ini. Tidak pernah berubah.

"Hei... mau sampai kapan kita disini?" bisik Mia pada Pelangi.

"Bentar lagi. Aku masih penasaran, kenapa dia selalu ada ditempat ini, bertahun tahun pula" ucap Pelangi.

Saat ini mereka duduk disebalik pohon yang berada tidak jauh dari Arya. Karena disana juga ada beberapa pohon rindang untuk tempat berteduh, hanya saja memang tidak dikhususkan untuk pengunjung karena Arya yang menginginkan ketenangan.

Tapi Pelangi,

Entah bagaimana cara dia lolos dari pandangan pekerja disana.

"Udah kayak orang patah hati aja mukanya" gumam Mia

Pelangi tertegun sejenak namun sedetik kemudian dia menggeleng pelan.

"Patah hati? Tapi dia punya teman cewe yang cantik banget loh Mia" ungkap Pelangi yang masih memandangi Arya tanpa bosan.

"Dia kan bos, diperusahaan besar pula. Ya wajarlah kalau dia punya banyak temen cewe cantik. Gimana sih kamu" gerutu Mia.

Pelangi hanya menghela nafasnya dengan kesal. Benar juga yang dikatakan Mia. Sekretaris Arya saja begitu cantik, apalagi kekasih nya. Ck, apalah Pelangi yang hanya remahan kacang ini.

Sialan... kenapa dia jadi insecure dan pesimis seperti ini.

Pelangi menggeleng dan menghela nafasnya dengan pelan. Harus tetap semangat mengejar cintanya si gondrong.

"Udah ah yuk. Sayang tahu tiket setengah juta kita dianggurin kalau cuma ngeliatin bos gondrong kamu itu" ajak Mia yang sudah bosan duduk disini.

"Ish.... tapi mandangi dia lebih indah dari pada mandangi bunga tulip itu" jawab Pelangi.

Mia langsung memasang wajah jelek nya mendengar ungkapan Pelangi.

"Udah tiga tahun loh Pel, capek aku lihat kamu yang kayak gini. Sampek rela jadi ob segala cuma untuk ngejar cinta nya si gondrong. Mana dapet juga enggak" gerutu Mia.

Pelangi hanya tertawa getir mendengar itu.

Mia tidak tahu saja jika dia sudah mendapatkan status dari Arya, meskipun dia belum mendapatkan hati dan raganya lagi.

Tapi selangkah sudah lebih dekat.

Pelangi harus bisa sabar sedikit lagi.

Sedikit lagi???

Ck, Sepertinya tidak. Arya seperti batu bernafas yang sulit untuk dicairkan, bukan batu yang ada dibumi atau dilaut, tapi batu meteor yang ada di angkasa, terlalu jauh dan sangat sulit untuk diraih.

Huh... menyedihkan!

"Udah ah yuk... Besok juga kamu masih bisa lihat dia. Sekarang puas puasin dulu keliling nya. Udah lama kita gak main berdua" ajak Mia yang langsung menarik tangan Pelangi dengan kuat.

"Ish... iya iya"

Dan akhirnya, kegiatan mengintai Arya pun berakhir dengan Mia yang memaksa nya untuk berkeliling menikmati keindahan disore itu.

...

Malam harinya...

Dirumah keluarga Adiputra...

"Uncle Aryo....... akhirnya uncle datang juga" seru Zevanya yang langsung berlari dan masuk kedalam pelukan Arya.

Arya tersenyum dan langsung membawa Zevanya kedalam gendongan nya. Dia baru saja tiba dirumah Nara. Sudah cukup lama dia tidak kerumah ini. Rumah yang penuh dengan kenangan manisnya, namun terlalu pahit jika harus dikenang.

"Udah nungguin ya?" tanya Arya seraya mencibut gemas hidung Zevanya.

"Iya, tuh orang orang juga udah kelaparan nungguin uncle" jawab Zevanya seraya menunjuk orang orang yang sudah berada di meja makan.

"Mana ada begitu Ze... kamu ini selalu saja mengadu pada uncle mu" gerutu Reynand, suami Nara. Zevanya hanya tertawa kecil melihat daddy nya yang galak itu.

"Kenapa sudah lama tidak datang kesini nak. Kamu jika tidak diminta datang, pasti jarang sekali kemari" sapa mama seraya mengusap bahu kekar Arya.

"Maaf ma, Arya terlalu sibuk diperusahaan" jawab Arya dengan senyum tipisnya, memandang wanita paruh baya yang seharusnya menjadi ibu mertuanya saat ini. Tapi takdir malah berkata lain.

"Sepertinya kamu memang mau membuat perusahaan Polie lebih unggul dari Adidaksa Yo" sahut tuan Abas pula.

"Tidak juga pa. Adidaksa tidak akan bisa disaingi oleh siapapun" jawab Arya seraya menurunkan Zevanya untuk duduk dikursi nya dan setelah itu dia mengusap sekilas pucuk kepala Zevanno, saudara kembar Zevanya yang lebih banyak diam.

"Zeze duduk yang benar nak" ujar Nara pada anak perempuan nya ini.

"Ya, memang Adidaksa tidak bisa disaingi walaupun kamu sudah bekerja siang malam" sahut Reynand pada Arya.

Arya hanya tersenyum tipis dan mengangguk.

"Sudah... sudah... ayo makan. Mama sudah memasak ayam bakar kesukaan kamu" ujar mama seraya menyerahkan piring pada Arya dan suaminya.

"Mama terlalu repot" ucap Arya tidak enak.

"Repot apa, mama juga memasak dibantu Nara" jawab mama.

"Ayo uncle, makan yang banyak supaya gemuk" ujar Zelina dengan begitu lucunya.

"Kamu juga, kamu yang kurusan sekarang Ze" ucap Arya.

"Bagaimana tidak kurus, kerjaan nya cuma bermain saja uncle" adu Zevanno, membuat semua orang yang ada disana langsung tertawa lucu.

"Mana ada" sahut Zevanya dengan wajah cemberutnya.

"Sudah ayo dimakan, jangan lupa berdoa dulu" ujar Nara

"Siap mommy" sahut kedua anak anak itu.

Arya tersenyum tipis seraya menikmati makanan nya. Lima tahun berlalu, meski Zelina sudah tidak ada, tapi keluarga ini masih tetap menerima nya dengan baik. Bahkan kedua orang tua Zelina dan juga Reynand, kakak Zelina sudah menganggap Arya seperti anak dan saudara mereka sendiri.

Sungguh, Arya sangat terharu. Dia yang sudah tidak memiliki siapapun selain Nara, kini sudah merasakan mempunyai keluarga, dan itu karena Zelina.

Dan bagaimana mungkin dia bisa melupakan Zelina. Apalagi ini adalah rumah nya. Semua yang Arya temui selalu saja tentang Zelina.

Apakah bisa dia menerima kehadiran orang baru?

Setelah semua yang dia miliki masih bersangkutan dengan Zelina.

Terpopuler

Comments

Esti Restianti

Esti Restianti

jangankan kamu,kita aja susah move on Ar

2023-04-20

1

Matthias Von Herhardt

Matthias Von Herhardt

Arya : Kamu... telah mengisi lubuk hatiku... Jauh dalam relungku... Apakah kau pun merasakannya... Cinta... kini hanya engkau yg bisa buatku merasa bahagia... Pernahkah kau pun merasakannya dan memeluknya.... Kumenangis tertahan... ingat kau tak lagi bersamaku... Ku teriris terdiam... berharap kebahagiaan datang..... Sayang... mungkinkah kau akan menunggu... kumenjemput cinta yg pernah ada di hatimu.....😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭

2023-04-19

1

Matthias Von Herhardt

Matthias Von Herhardt

Plisssss.... kumohon jangan begini....😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭

2023-04-19

1

lihat semua
Episodes
1 Pelangi
2 Pengaruh Obat
3 Permintaan Pelangi
4 Menikah
5 Cukup Sulit
6 Kopi Salah Sasaran
7 Sikap Dingin Arya
8 Kedatangan Wanita Cantik
9 Ze In Florist
10 Semua Masih Tentang Zelina
11 Tidak Akan Terganti
12 Bertemu Nara
13 Tentang Arya
14 Bukan Tentang Bunga
15 Ungkapan Arya
16 Arya Demam
17 Anggap Saya Pembantu!
18 Pedih
19 Ancaman Arya
20 Bertemu Teman Lama
21 Tetap Bertahan
22 Ketakutan Pelangi
23 Pingsan
24 Kekesalan Arya
25 Pulang Kerumah Pelangi
26 Tulip Dan Mawar
27 Permintaan Bunda
28 Kedatangan Rangga
29 Kekesalan Nina
30 Arya Dan Rangga
31 Hamil
32 Kegundahan Pelangi
33 Terbongkar
34 Demi Mie Instan
35 Kerumah Keluarga Adiputra
36 Kesedihan Pelangi
37 Martabak Jagung Keju
38 Hujan Dan Darah
39 Gundah
40 Memalukan
41 Bubur Keramat
42 Meminta Izin
43 Berbagi Cerita Dengan Mia
44 Cemburu Atau Tidak Suka????
45 Sisi Lemah Arya
46 Harapan Dan Impian
47 Kenang Kenangan
48 Makan Malam Dirumah Keluarga Adiputra
49 Alergi
50 Kerumah Sakit
51 Teror Lelaki Berjaket Hitam
52 Bapak Orangnya!
53 Dia Istriku!
54 Apakah Rangga???
55 Pelangi Dan Nina
56 Kemarahan Arya
57 Arya Terluka
58 Perasaan Rangga
59 Disalahkan
60 Kemana Pelangi?
61 Jangan Perdulikan Aku!
62 Sentuhan Kedua
63 Kamar Yang Berbeda
64 Memilih Pergi
65 Surat Dari Pelangi
66 Kemalangan Arya
67 Penyesalan Arya
68 Mencari Ketenangan
69 Ternyata Cinta
70 Maafkan Saya Ayah
71 Talak Didepan Orang Tua
72 Arya Kritis
73 Jangan Pergi Lagi
74 Kebahagiaan Pelangi
75 Arya Telah Kembali
76 Kegalauan Rangga
77 Petuah Bunda
78 Cemburu
79 Mas Arya
80 Panas Dan Berkeringat
81 Lukisan Dan Paket Aneh
82 Paket Misterius
83 Malam Yang Indah
84 Kotak Hitam Lagi
85 Kesal Dan Cemburu
86 Sedikit Info
87 Kekesalan Arya
88 Mengidam Martabak Panas
89 Festival Lampion
90 Kepanikan Arya
91 Pelangi Dirawat
92 Wajar Jika Cemburu
93 Kedatangan Reynand Dan Bimantara
94 Ziarah Ke Makam Zelina
95 Kegalauan Arya
96 Gaun Pengantin
97 Pembicaraan Random
98 Ancaman Pelangi
99 Kejutan Untuk Arya
100 Baby Twins
101 Alergi????
102 Pernikahan
103 Malam Yang Indah
104 Patah Hati
105 Bulan Madu
106 Cantik Dan Begitu Indah
107 Pulang Ke Tanah Air
108 Rumah Baru
109 Sarapan Pagi
110 Kecurigaan Ferdi
111 Dimana Suamiku?
112 Kesialan Arya
113 Kamu Harus Kuat
114 Melahirkan
115 Akhir Sebuah Kisah
116 Bisik bisik Author
117 Novel Zeze
118 Novel Ferdi dan Mia
119 Novel Baru
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Pelangi
2
Pengaruh Obat
3
Permintaan Pelangi
4
Menikah
5
Cukup Sulit
6
Kopi Salah Sasaran
7
Sikap Dingin Arya
8
Kedatangan Wanita Cantik
9
Ze In Florist
10
Semua Masih Tentang Zelina
11
Tidak Akan Terganti
12
Bertemu Nara
13
Tentang Arya
14
Bukan Tentang Bunga
15
Ungkapan Arya
16
Arya Demam
17
Anggap Saya Pembantu!
18
Pedih
19
Ancaman Arya
20
Bertemu Teman Lama
21
Tetap Bertahan
22
Ketakutan Pelangi
23
Pingsan
24
Kekesalan Arya
25
Pulang Kerumah Pelangi
26
Tulip Dan Mawar
27
Permintaan Bunda
28
Kedatangan Rangga
29
Kekesalan Nina
30
Arya Dan Rangga
31
Hamil
32
Kegundahan Pelangi
33
Terbongkar
34
Demi Mie Instan
35
Kerumah Keluarga Adiputra
36
Kesedihan Pelangi
37
Martabak Jagung Keju
38
Hujan Dan Darah
39
Gundah
40
Memalukan
41
Bubur Keramat
42
Meminta Izin
43
Berbagi Cerita Dengan Mia
44
Cemburu Atau Tidak Suka????
45
Sisi Lemah Arya
46
Harapan Dan Impian
47
Kenang Kenangan
48
Makan Malam Dirumah Keluarga Adiputra
49
Alergi
50
Kerumah Sakit
51
Teror Lelaki Berjaket Hitam
52
Bapak Orangnya!
53
Dia Istriku!
54
Apakah Rangga???
55
Pelangi Dan Nina
56
Kemarahan Arya
57
Arya Terluka
58
Perasaan Rangga
59
Disalahkan
60
Kemana Pelangi?
61
Jangan Perdulikan Aku!
62
Sentuhan Kedua
63
Kamar Yang Berbeda
64
Memilih Pergi
65
Surat Dari Pelangi
66
Kemalangan Arya
67
Penyesalan Arya
68
Mencari Ketenangan
69
Ternyata Cinta
70
Maafkan Saya Ayah
71
Talak Didepan Orang Tua
72
Arya Kritis
73
Jangan Pergi Lagi
74
Kebahagiaan Pelangi
75
Arya Telah Kembali
76
Kegalauan Rangga
77
Petuah Bunda
78
Cemburu
79
Mas Arya
80
Panas Dan Berkeringat
81
Lukisan Dan Paket Aneh
82
Paket Misterius
83
Malam Yang Indah
84
Kotak Hitam Lagi
85
Kesal Dan Cemburu
86
Sedikit Info
87
Kekesalan Arya
88
Mengidam Martabak Panas
89
Festival Lampion
90
Kepanikan Arya
91
Pelangi Dirawat
92
Wajar Jika Cemburu
93
Kedatangan Reynand Dan Bimantara
94
Ziarah Ke Makam Zelina
95
Kegalauan Arya
96
Gaun Pengantin
97
Pembicaraan Random
98
Ancaman Pelangi
99
Kejutan Untuk Arya
100
Baby Twins
101
Alergi????
102
Pernikahan
103
Malam Yang Indah
104
Patah Hati
105
Bulan Madu
106
Cantik Dan Begitu Indah
107
Pulang Ke Tanah Air
108
Rumah Baru
109
Sarapan Pagi
110
Kecurigaan Ferdi
111
Dimana Suamiku?
112
Kesialan Arya
113
Kamu Harus Kuat
114
Melahirkan
115
Akhir Sebuah Kisah
116
Bisik bisik Author
117
Novel Zeze
118
Novel Ferdi dan Mia
119
Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!