Ruangan kerja Arya terasa begitu tegang, apalagi ditambah dengan wajah datar dan dingin Arya. Didepan nya sudah berdiri Nina dan juga seorang office boy lelaki. Mereka tertunduk dan tidak berani memandang wajah Arya yang sudah begitu kelam dan dingin, sedingin patung manekin yang ada ditoko baju. Datar dan tidak berekspresi.
Pagi ini Arya sudah menyelidiki siapa yang memberi obat perangsang dikopi nya dan juga siapa yang sudah berani ingin melecehkan Pelangi hingga dia bisa ada dilantai atas diruangan Arya.
Dan pelaku pertama adalah dua orang ini.
"Katakan dengan jujur atau aku sendiri yang akan mencari tahu" ujar Arya.
Suara berat nya itu membuat Nina takut, apalagi office boy itu, dia sudah bergetar ketakutan sejak tadi.
"Pak sungguh demi apapun, saya tidak ada memasukkan obat itu kedalam kopi bapak." ucap Nina
Arya memandang Nina dengan tajam.
"Tapi saya memang bersalah pak, karena bukan saya yang membuat kopi itu. Malam tadi badan saya tidak enak, jadi saya meminta seorang office girl membuatkan kopi untuk bapak. Saya benar benar tidak tahu siapa yang sudah memasukkan obat itu" ungkap Nina lagi. Wajahnya sedih ketika melihat wajah marah Arya. Tidak pernah Nina lihat Arya semenakutkan ini. Dan sekarang, Arya benar benar berbeda.
Nina rindu sekali dengan Arya yang dulu!
Arya masih memandang Nina dengan tajam. Dia sebenarnya juga kurang yakin jika Nina lah pelakunya, karena selama bertahun tahun bekerja, Nina adalah orang yang setia.
Ceklek
Pintu yang terbuka membuat mata Arya langsung menoleh.
"Maaf pak, semua rekaman cctv sudah kami dapatkan" ucap seorang petugas cctv diperusahaan itu.
"Katakan" perintah Arya. Dia tidak akan mengampuni orang yang sudah sengaja membuat dia melakukan kesalahan besar itu. Tidak akan!
"Seorang office girl membuatkan dua gelas kopi malam itu. Dan tiba tiba office boy ini masuk kedalam ruang pantry, dia yang mencampurkan obat peransang itu didalam satu gelas kopi. Tapi kedatangan nona Nina membuat dia langsung bersembunyi karena takut ketahuan. Dan nona Nina.... ternyata mengambil gelas kopi yang sudah dicampur dengan obat perangsang itu" ungkap petugas itu.
Nina langsung terperangah mendengar itu. Dia langsung memandang Arya dengan raut wajah bersalah. Apalagi ketika melihat wajah Arya yang semakin menggeram.
"Untuk siapa kau memasukkan obat itu?" tanya Arya pada office boy yang sudah tidak lagi berkutik itu.
"Untuk ... untuk teman saya pak" jawab nya dengan suara yang bergetar takut.
"Untuk siapa!!" bentak Arya lagi, membuat mereka semua langsung terlonjak kaget.
Bahkan Nina sampai memegang dada nya yang hampir berhenti bernafas.
"Untuk office girl baru pak. Saya tidak suka dia, dia....dia teman sekolah saya sewaktu SMA" jawab office boy itu dengan cepat.
Kurang ajar!!
Akibat keteledoran mereka, Arya yang harus menanggung semua nya.
"Kau tahu apa yang sudah kau perbuat itu menjadi masalah besar untuk ku, sialan" seru Arya begitu kesal.
"Maaf pak" ucap office boy itu. Nina juga langsung tertunduk takut.
"Kau aku pecat, menjijikkan sekali mempunyai karyawan seperti mu diperusahaan besar ini" marah Arya.
"Jangan harap gaji mu akan keluar bulan ini. Pergi kau!!" bentak Arya lagi.
"Tapi pak, ini sudah akhir bulan" ucap office boy itu masih berani protes
"Pergi!! Atau kau mau aku penjarakan ha!" teriak Arya begitu menggelegar.
Office boy itu langsung menggeleng dengan cepat, dan dengan cepat pula dia berlari keluar dari ruangan itu.
Kini Arya memandang pada Nina yang sudah ingin menangis.
"Pak... saya sungguh tidak tahu itu. Tolong jangan pecat saya pak. Tolong" pinta Nina dengan begitu memelas. Arya memandang nya dengan dada yang bergemuruh hebat.
"Keluar kau" usir Arya pada petugas itu.
"Baik pak" jawab nya yang langsung keluar dari ruangan Arya. Dan kini hanya tingga Arya bersama Nina didalam ruangan itu berdua.
Arya memijat pelipisnya yang terasa berat. Sialan sekali memang. Hanya karena hal sepele itu Arya jadi menanggung beban yang begitu berat ini.
Kesalahan tidak disengaja tapi harus merubah hidupnya.
Benar benar menjengkelkan!
"Apa kau tahu apa yang sudah terjadi padaku karena obat perangsang sialan itu?" tanya Arya pada Nina.
Nina mengusap air matanya dan menggeleng pelan. Dia memandang Arya dengan pandangan sendunya.
"Karena obat sialan itu aku jadi harus menikahi gadis yang sudah aku buat sebagai pelampiasan" jawab Arya.
Deg
Nina langsung mematung memandang Arya dengan pandangan yang tidak percaya. Bahkan dia sampai membuka mulutnya sedikit karena tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Arya.
"Bapak serius?" tanya Nina dengan dada yang tiba tiba merasa begitu sakit.
"Apa kau kira aku suka bercanda" ketus Arya, yang kini kembali tertunduk dan memijat pelipisnya yang terasa begitu berat.
Nina menggeleng pelan dan tertunduk lirih. Dia menahan isak tangis nya dengan dada yang begitu sesak. Arya menikah? Kenapa secepat itu? Padahal baru semalam siang mereka membahas tentang perasaan dan Arya berkata jika dia tidak lagi memikirkan tentang hubungan pernikahan. Tapi kenapa sekarang harus menikahi seorang gadis???
"Aku tidak punya pilihan lain Nina. Gadis itu masih perawan dan aku tidak mungkin mengbaikan nya begitu saja" ucap Arya lagi.
Nina mendongak dan memandang Arya. Wajah Arya terlihat hancur dan begitu terluka. Menyesal kah dia dengan apa yang dia perbuat??? Karena Nina tahu bagaimana terluka nya Arya setelah calon istri nya meninggal waktu itu. Arya berubah, sangat berubah. Dia menjadi pria yang tidak lagi memiliki senyum dan tawa.
"Pak... jika bapak tidak bisa menerima, kenapa bapak menikahi dia. Bapak menyiksa hati bapak sendiri" ujar Nina seraya mengusap air matanya.
"Hanya tiga bulan Nina. Setelah itu aku akan menceraikan dia" jawab Arya, terdengar begitu lirih.
Nina mematung mendengar itu.
Tiga bulan???
Secepat itukah??
Atau setidak terima itukah Arya dengan sebuah pernikahan ???
Nina benar benar takjub. Bahkan dia tidak tahu saja, jika awalnya Arya malah meminta waktu satu bulan pada Pelangi.
"Jadi setelah tiga bulan bapak akan menceraikan dia?" tanya Nina lagi.
Arya mengangguk pelan.
"Aku tidak bisa menjalani pernikahan ini. Aku sungguh tidak sanggup" gumam Arya.
"Siapa gadis itu pak?" tanya Nina
"Office girl yang membersihkan ruangan ku semalam" jawab Arya
Nina terdiam, dia langsung memutar bola matanya sekilas dan mengingat siapa nama gadis itu. Gadis muda dengan rambut panjang nya.
"Pelangi?" gumam Nina.
Arya mengangguk
Nina menghela nafas berat. Seandai nya saja dia bertahan sedikit lebih lama malam tadi. Mungkin dia bisa menjadi pengganti Pelangi. Ya, Nina rela memberikan tubuhnya pada Arya. Apapun, apapun akan dia berikan. Mungkin dalam waktu tiga bulan hidup serumah bersama Arya, bisa membuat Nina mengambil hatinya kan.
Tapi kenyataan nya malah gadis lain.
Apa mau diperbuat. Nina tahu hati Arya sudah begitu beku. Jangankan tiga bulan, dia yang sudah lima tahun menghabiskan waktunya untuk Arya saja tidak bisa sedikitpun merebut hati Arya yang telah pergi terkubur bersama calon istrinya itu.
Menyedihkan
"Pak.." panggil Nina
Arya menoleh kearah nya namun masih dengan kepala yang bertumpu pada tangan nya.
"Saya jangan dipecat ya pak. Saya janji tidak akan mengulang kesalahan saya lagi. Saya tidak akan teledor lagi pak" pinta Nina
Arya menghela nafas pelan dan mengangguk
"Jika kamu lalai lagi, aku tidak akan membiarkan kamu hidup tenang" ucap Arya
"Saya janji pak" jawab Nina dengan wajah lega nya.
"Jangan lagi suruh orang membuatkan kopi" ujar Arya.
"Iya pak pasti, saya juga tidak mau istri bapak banyak karena minum kopi dari orang lain" jawab Nina.
Mata Arya langsung melebar mendengar itu.
"Saya bercanda pak" sahut Nina dengan cepat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Esti Restianti
Nina orang yang baik,semoga nanti kamu akan dapatkan laki-laki yang baik juga.
Dan Arya,ini sudah jalannya,jalan untuknya meraih kembali kebahagiaannya
2023-04-20
1
Shasa_writer
Sadgirl Nina. semangat jodoh mu sudah dipersiapkan Kak Thor
2023-04-17
1
Marifatul ilmiyah
gara2 kalian Arya jd nikah sama pelangi... pasti nanti Arya sama pelangi... zelinaaa maaf ya Ze 😭😭😭😭
2023-04-17
0